Reveal it

732 98 6
                                    


-viewjune-


Matahari kembali menembus ruang yang sudah dikenalnya. Cahaya itu menembus rongga-rongga kain yang menghalanginya. Cahaya itu menyentuh wajah mulus wanita yang sedang tertidur lelap. Perlahan-lahan, June membuka matanya. 

Hal pertama yang disadarinya adalah ini hari pertamanya menjadi seorang istri dari seorang View Benyapa. Kemudian June mencoba untuk bangkit dari tidurnya. Namun, ketika dia membuka matanya lebih lebar, dia tersentak. Aroma musk memenuhi inderanya, dan suara nafas yang teratur terdengar di telinganya. June bergerak sangat lambat, tidak ingin membangunkan View. 

June meraih ponselnya untuk melihat jam. Namun, puluhan email tengah memadati notifikasi ponselnya. Ia menjadi malas dan memilih meletakkannya kembali. Ia lalu memilih untuk keluar kamar terlebih dahulu, tubuhnya membutuhkan kopi untuk rehat sejenak. 

Ceklek

"Eh?" June kaget melihat pembantu rumah tangganya yang muncul dari balik pintu. 

"Selamat pagi Nyonya Benyapa" sapa pembantu itu pada June, June terkejut dengan panggilan itu. Nama baru yang disandangnya. "Ini kopi Anda. Pasti malam yang melelahkan. Anda tidak perlu turun ke dapur, Nona" 

June hanya tersenyum canggung, tidak mengerti maksud dari perempuan ini. June menerima nampan berisi kopi panas itu dan kembali ke kamar. Ia meletakkan nampan itu di atas meja sambil melirik ke arah View yang masih belum bergerak dari tidurnya. 

"Mungkin dia masih berlibur" 

Dia  melangkah ke kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi. Tidak lama kemudian, June keluar dengan rambut dikuncir. Kemudian dia membuka jendela lebar-lebar. Dia menyesap kopi hangatnya

View tentu terbangun karena sinar matahari yang terlalu terang. Ia memicingkan matanya, melihat June berdiri di depan jendela. Sedetik kemudian ia teringat sesuatu. Dia buru-buru bangkit dan bergerak ke arah June dan memeluknya dari belakang. 

June terkesiap, tak sanggup meneguk kopinya. 

"Tenang," bisik View. "Lihatlah ke luar pagar rumput, ada banyak media yang mengambil gambar kita"

"Ah, ya," jawab June memahami situasinya dan berusaha untuk tetap tenang. June menoleh ke arah View yang berada sangat dekat dengannya. 

Sambil tertawa kecil, View berkata, "Ekspetasi media sangat besar, ikuti arahanku." 

"Baiklah," June tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya. 

"Perlahan-lahan, letakkan gelasnya, teruslah menatap mataku" 

June mengikuti arahan View dengan baik. Saat gelas itu jatuh ke atas meja, tangannya bergabung dengan tangan View untuk memeluknya. Dengan memasang wajah bahagia, ia bahkan tertawa meskipun tidak ada yang lucu. View melakukan hal yang sama agar media yang meliput mereka merasa puas dan segera pergi.

View memiliki ide gila. Dia tanpa basa-basi menggendong June dan menggendongnya kembali ke tempat tidur mereka. June tidak tahu harus berbuat apa lagi selain menatap dalam-dalam ke mata View yang juga menatapnya. Setelah beberapa detik, View mengalihkan pandangannya ke nakas di samping tempat tidur. Tangannya yang panjang meraih remote control hitam kecil.

"Tutup semua jendela"

Perlahan-lahan, jendela dan gorden menutup secara otomatis. View menghempaskan dirinya ke sisi tempat tidur, di samping June. Ia menghembuskan nafasnya, lega. Ia kemudian bangkit dari tempat tidur, menoleh ke arah June yang masih belum bisa memproses apa yang telah terjadi sebelumnya.

All Of Us - ViewJuneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang