Peringatan : ± 5000 kata. Dibaca pelan-pelan saja. Agar tak terlewat plotnya
—viewjune—
"Ibu, apa kabar?" sapa June pada makam yang sedang dibersihkannya bersama View.
Hujan kemarin malam membawa ranting dan daun berjatuhan di atas makam Ibunya June. Dengan kain yang dibasahi itu mereka membersihkannya. Memungut ranting dan daun, mencoba membuat makam terlihat baru. Kembang-kembang yang sengaja di petik dari halaman rumah June disisipkan di atas makam Ibunya.
June berdoa, melipat tangannya. Namun, View menghentikannya.
"Kamu belum mengenalkan aku pada Ibu mu"
June tersenyum lalu meraih tangan View dan menggenggamnya. Dia terdiam sejenak memikirkan kalimat-kalimat yang pas dan tak ingin menyinggung Ibunya yang telah tertidur lelap itu. Karena June memang tidak pernah kembali ke kampung halamannya setelah ia dinikahi oleh View.
"Ibu, ada banyak peristiwa yang kau lewatkan. Aku tahu Ibu bisa melihat ku. Lihatlah yang tersemat pada jemari ku ini. Ibu, aku telah menikah..." June mengatur nafasnya, agar tak menumpahkan tangisannya.
"Perkenalkan, ini pasangan hidupku, Bu. Bernama View Benyapa. Sekarang namanya tersemat dibagian akhir nama yang kau berikan. Ibu, andai saja kau masih ada..."
Tepat di kata-kata terakhirnya, June menumpahkan seluruh tangisannya. View segera memeluknya, menenangkannya, mengecup puncak kepala istrinya itu. Namun, siapa yang sanggup menahan air mata ketika berhadapan dengan seseorang yang tak lagi bisa bangun dan berada di sisimu.
***
Beberapa hari setelah bulan madu yang mendadak itu, June kembali ke rutinitasnya. Mengajar seni rupa untuk kelas anak-anak. Sesekali ia mengambil kelas yang berbeda untuk beberapa temannya yang bergantian mengambil cuti setelah dirinya. Ada target yang harus dikejarnya, yaitu membuat galeri pameran untuk kelas yang diajarnya.
Dan sekarang setelah menyelesaikan tugasnya, June bersiap-siap untuk pulang. Ia menyusun dengan rapi setiap cat dan kuas yang digunakannya. Menyusun kanvas-kanvas yang dilukis oleh siswanya, dan akan mengoreksinya nanti setelah ia pulang ke rumah.
"Apakah kelas ini masih bisa menerima satu siswa untuk satu sesi lagi?"
June memutar tubuhnya ke arah pintu dan menemukan View yang berdiri di sana. June mengerutkan dahi, melipat tangannya di dada.
"Bukankah anda terlalu dewasa untuk kelas ini?"
View tertawa, memperlihatkan deretan giginya yang rapi. Ia berjalan mendekati June.
"Aku tak melihat kelas yang lain. Jadi, hanya kelas ini yang gurunya belum pulang"
June berpura-pura menimba-nimba, apakah ia akan menerima View sebagai siswa dadakannya. "Oke, kau diterima, tapi kau harus membantu ku dan mengantarku pulang. Bagaimana?"
View berdiri dengan tegap, "Siap, Bu. Laksanakan"
Tingkah View yang seperti anak-anak itu membuat June gemas, sampai harus mencubit hidung yang mancung itu. Kemudian June membantunya memakaikan apron agar tidak ada cat-cat yang tumpah.
June lantas menyuruh View untuk duduk di hadapan kanvas putih yang kosong. June mengambil apel yang tersimpan di dalam keranjang. Ia menggigitnya dan menaruh apel yang sudah tidak sempurna bentuknya itu di atas meja. Sebagai model yang harus View lukis.
![](https://img.wattpad.com/cover/370312693-288-k471367.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
All Of Us - ViewJune
FanfictionDemi menutupi skandal keluarganya, View terpaksa menikahi seseorang yang telah keluarganya jodohkan. Tapi siapa sangka yang akan menjadi calon istrinya itu sosok paling Indah yang pernah Tuhan ciptakan. View x June Update setiap selasa