6. kemarahan

19 5 4
                                    

Kini terlihat rumah yang besar dan mewah namun keliatan nya sepi dan sunyi, bernuansa indah dan saat melangkahkan kaki di sana terasa aura hangat dan mencekam.

Terdapat dua lelaki yang berdiri saling berhadap hadapan, dan menatap satu sama lain, rumah tersebut terasa canggung, tak ada dari mereka pun yang membuka suara namun tiba saat nya pria berbadan lebih besar dari lelaki muda yang di depan nya itu membuka pembicaraan.

" Anak sialan, sudah berani berpacaran tanpa sepengetahuan saya?!" Ucap pria berbadan besar itu dengan lantang dan marah, karena kemerahan nya lelaki muda di depan nya hanya bisa menunduk dan menunggu Andro yang saat ini hanya tau mengoceh saja

-
-

" RIKI BERHENTI MENUNDUK, LIAT SIAPA YANG BERBICARA DENGAN MU!" Suara keras itu mampu membuat orang yang di depan nya tersentak dan terlihat ragu ragu untuk melihat ke arah nya

" Yang tadi itu cuma sahabat ga lebih, gausah sok tau"

" Papa jangan cuma tau ngoceh aja"

" papa juga ga bakal tau kenapa riki selalu kesepian karena apa, karena keegoisan papa sendiri!"

" Bahkan anak mu ini hampir ga dapatin teman sama sekali"

" papa cuma luka tau ga di dalam hidup riki "  ujar abi dengan sadar mengusap air mata yang terus mengalir dan membanjiri pipi nya dan meninggalkan pria yang sedari tadi hanya bisa memantung dan setia berdiri di ruang keluarga.

Setelah percakapan yang melelahkan tadi Abi mematikan headphone nya dan menaruh benda itu ke meja belajar nya, karena merasa lelah dan ingin istirahat, Abi perlahan merabah tubuh nya ke kasur dan perlahan menutup mata hingga lelap.

TBC...

Opium [ Chaemura ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang