8. hujan dan kita

11 4 2
                                    

Suara rintik rintik terdengar dari luar, hembusan angin meniup kencang. membelai rambut dua empu yang sedang memandang jendela yang terbuka.

Disini di ruangan yang menjadi saksi bisu dua anak muda tersebut, si putra sulung yang bernama abigael menatap dengan ragu ragu kearah gadis yang ada di samping nya.

"Ra"

ucap Abi, dengan wajah lesuh , kata kata yang diutarakan Seolah berat rasanya untuk di ungkap

" Ya bi?"

Maira menoleh kearah Abi, di sertai dengan tatapan penuh rasa bertanya,  Maira memandangi bibir milik abi yang ragu ragu untuk membuka pembahasan, sembari menunggu.. Maira membuka ponsel nya yang harus di isi daya, saat ingin menoleh ke arah yang lain, maira merasakan ada sesuatu yang menepuk bahu nya

" eh, kenapa bi?" Ucap maira
" Engga... aira tidur duluan aja, abi ada urusan di luar rumah" ucap nya

Malam pun tiba, hujan terus membasahi  kota ini, kota yang selalu menjadi saksi tentang perjalanan persahabatan Maira dan Abi.  terdapat maira yang lelap dalam tidurnya, di selimuti oleh kain yang lembut dan sangat halus membuat orang menyentuh nya menjadi nyaman.

[][][][][][][][]


Suara cengkraman gagang pintu terdengar, pria yang ada di balik sana tengah membuka pintu tersebut dengan pelan...., ia takut jika mengganggu waktu tidur sang gadis manis yang lelap dalam tidurnya. saat pintu itu terbuka, terlihat pria dengan baju basah berselimut luka. disertai dengan wajah pasrah yang selalu di tuntut untuk menjadi sempurna.

Badan nya seolah remuk, semua yang ia gunakan di basahi oleh hujan yang deras, lelaki itu memegang dahi nya yang panas, menatap sedikit gadis yang tertidur di kasur milik nya,  tak sadar ia mulai tersenyum pelan.

saat Abi sudah terlelap dan menuju mimpi indah nya, Maira terganggu dengan hembusan angin dari arah jendela, perlahan ia membuka mata nya, menoleh ke samping karena menyadari keberadaan Abi, seolah tak peduli dia turun dari kasur , saat menyalakan lampu Maira merasakan bau darah, ternyata Aroma tersebut berasal dari tubuh milik Abi, Maira memeriksa dan memastikan jika ada yang salah dalam Abi, saat mengangkat bahu milik pria yang lebih besar dari nya, ia membulatkan matanya seolah kaget melihat banyak luka yang menyelimuti seluruh tubuh pria tersebut. si sulung yang selalu menjadi tulang punggung keluarga, kesedihan dan kehancuran yang hanya ada di dalam dirinya.

" Pasti di pukul bapa nya lagi, bi kamu ko gamau sih terbuka dikit sama Aira huft.."

gumam Maira dengan air mata yang hangat jatuh membanjiri pipi milik nya... gadis tersebut Sedih dan sangat terpukul melihat Sahabat nya yang tak sadarkan diri, darah yang terus mengalir dari kepala Abi membuat Maira salah fokus.

*BRUKK

Sesuatu benda yang terjatuh membuat bunyi yang menyebabkan Maira tersadar dari kesedihan nya, ia perlahan berdiri, berusaha mencari benda yang jatuh, di tersentak karena merasa menginjak sesuatu.. ternyata itu adalah buku diary milik Abi, karena rasa penasaran yang tumbuh dalam diri Maira, ia membuka buku Diary milik Abi tersebut.

Opium [ Chaemura ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang