‼️ 𝗗𝗶𝗵𝗮𝗿𝗮𝗽𝗸𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗲𝗿𝗶
𝘃𝗼𝘁𝗲 𝘀𝗲𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶 𝗱𝘂𝗸𝘂𝗻𝗴𝗮𝗻 ‼️Malam ini. Tepatnya pada pukul sebelas malam, Jaekyung baru saja menyelesaikan sesi latihan malamnya. Jelas ia telah meninggalkan Jiyeon seharian penuh di apartemen mewahnya itu. Hanya seorang diri disana. Tanpa ingin memeriksa keadaan wanita tersebut.
Satu pukulan keras mendarat pada bantalan peninju. Yoseph kembali menampakkan wajahnya dan menganggukkan sedikit kepalanya itu, memberikan Jaekyung isyarat bahwa latihan kali ini sudah maksimal seperti yang biasanya ia lakukan.
Turunnya Jaekyung dari arena ring, langsung dihampiri oleh orang berkacamata. Membuat Jaekyung menunda pergerakan kecilnya untuk mengusap keringat dari handuk yang melingkari lehernya.
"Sudah cukup untuk hari ini. Aku harapkan kau akan selalu senantiasa memanfaatkan waktu luang seperti biasanya sebelum hari pertandingan tiba." Manajer Park berucap
"Tenang saja. Lagi pula aku tak pernah mengecewakan mu." responnya, masih dengan nafasnya yang menderu
Namwook menganggukkan kepalanya sebagai respons, "Lanjutkan terapi fisikmu. Aku selalu menginginkan yang terbaik dengan keadaan fisik dan mentalmu yang sama baiknya."
Mengingat bulan ini ada pertandingan, hal itu membuat hasrat Jaekyung untuk berlatih semakin tinggi sama seperti hari-hari sebelumnya. Selalu terobsesi dengan kemenangan dan pusat perhatian. Itulah dia.
Tepukan pada bahu lebarnya itu membuat Jaekyung terbelalak kaget, "Beristirahatlah."
Memandangi punggung milik manajernya itu yang keberadaannya kian menjauh. Helaan nafas panjang lolos dari mulut Jaekyung. Kedua kaki jenjangnya kini bergegas menuju suatu ruangan untuk membersihkan tubuhnya sebelum bersiap pulang ke rumah.
Di dalam bangunan besar ini, Kang Jiyeon diam-diam masih tetap memikirkan cara untuk melarikan diri. Keinginannya untuk melarikan diri semakin besar. Bagaimana tidak, di kurung sendirian disini, tak bebas melakukan apapun, dan Jaekyung bahkan tak peduli padanya.
Jaekyung selalu sibuk latihan, dan sama sekali tak memikirkan soal Jiyeon seolah-olah wanita itu bukanlah seorang manusia. Tak bisa dipungkiri, Jiyeon merasa sangat tertekan, dan selalu melamun akhir-akhir ini.
Wanita itu masih terduduk di tengah-tengah kasur tidur milik Joo Jaekyung. Menggigiti kukunya merasa cemas, sampai akhirnya ia melihat kearah jam di dinding kamar.
Sebelas lebih tiga puluh menit, dan ia masih tak bisa menutup matanya untuk tertidur, juga kembali berharap bahwa ada suatu keajaiban yang akan membuat dirinya keluar dari sini.
Krek... Krek... Krek...
Saat masih duduk dengan tenang sembari menggigiti tiap ujung kuku-kukunya dan memikirkan celah lain untuk melarikan diri. Tentunya sebelum Jaekyung pulang.
Indra penglihatan Jiyeon tertuju pada pantulan bayangan di permukaan cermin berada tepat di seberang kasur empuk ini. Disitulah ide cemerlang mulai muncul di kepalanya.
Mengingat di dalam kamar mandi milik Jaekyung terdapat ventilasi yang cukup besar ukurannya, memungkinkan bahwa disana terdapat celah menuju tempat lain yang akan mempermudahkan untuk keluar.
Walaupun itu belum pasti, tetapi Jiyeon dengan percaya dirinya kini memasuki kamar mandi besar ini. Menatap keatas atap dari ruangan ini seraya menghela nafasnya.
"Bagaimana caranya aku masuk?" Jiyeon bergumam sampai akhirnya ia dengan hati-hati bergerak untuk naik keatas closet toilet.
Kaki kirinya perlahan bertumpu pada permukaan wastafel sebelum akhirnya mendaratkan dirinya disana untuk berdiri dengan benar. Jiyeon kembali mendongakkan pandangannya keatas saat kedua tangannya perlahan mulai membuka tutup dari lubang besar ventilasi tersebut.
Akhirnya ia berhasil membukanya. Dan benar saja. Disana terdapat lubang yang cukup besar juga dengan jalur yang entah mengarah kemana. Jiyeon menghela nafas dengan lega, dan dengan cepat menaruh tutup ventilasi itu diatas wastafel.
Bodohnya ia baru sadar. Bagaimana caranya memasukkan dirinya kedalam sana? Seharusnya ia membawa kursi kemari.
Saat ia hendak berbalik untuk turun, tiba-tiba saja sepasang tangan kekar meraih pinggang Jiyeon dan membuatnya terjatuh kedalam dekapan erat seseorang.
Melihat pantulan bayangan dari cermin wastafel diantara dirinya dengan orang yang kini menggendongnya membuat Jiyeon seketika mematung.
"Ha! Sayang sekali kau tak cukup pintar untuk merencanakan itu semua, nona Kang."
⌗ ꜞꜝ 𝗍᥆ ᑲᥱ ᥴ᥆ᥒ𝗍іᥒᥙᥱძ ٫ 🪐 ୭ ֺ
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗮𝗺𝗯𝗶𝗼 𝗥𝗲𝗽𝗲𝗻𝘁𝗶𝗻𝗼: Joo Jaekyung (Jinx Mingwa)
FanfictionPerubahan hidup secara tiba-tiba? pasti rasanya sangatlah berbeda dan membuat diri kita terkejut untuk beradaptasi. (!!) 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙖𝙞𝙣𝙨 𝙛𝙤𝙧𝙢𝙖𝙡 𝙡𝙖𝙣𝙜𝙪𝙖𝙜𝙚, 𝙝𝙖𝙧𝙨𝙝 𝙖𝙣𝙙 𝙛𝙧𝙤𝙣𝙩𝙖𝙡 𝙬𝙤𝙧𝙙𝙨, 𝙫𝙞𝙤𝙡𝙚𝙣𝙘𝙚, 𝙖𝙙𝙪𝙡𝙩 𝙘𝙤𝙣...