𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝟏𝟑: hukuman

526 33 6
                                    

⚠️ Contains adult content, harsh also vulgar words, if you feel discomfort better skip it, Thank you for being a wise reader.

"Brengsek! Lepaskan aku!"

Pukulan keras dari tangan kecil itu, terus-menerus mendarat diatas bahu lebar milik Jaekyung. Seolah-olah tuli, pria ini sama sekali tidak menggubris pekikkan keras, dan seberapa kasar Jiyeon menyerang dirinya.

Secara kasar dan keras, lengan kekar Jaekyung begitu mudahnya melempar tubuh Jiyeon keatas kasur. Mengambil kedua pergelangan tangan wanita yang terlihat menggoda di hadapannya itu, dan menempatkannya tepat diatas kepala Jiyeon saat Jaekyung mulai merangkak keatas tubuh mungil itu

Kedua kaki Jiyeon berusaha untuk bergerak, tetapi satu kaki Jaekyung dengan mudah mengunci semua pergerakan untuk melarikan diri tersebut,

"Sulit untuk bergerak, huh?"

"Kau seorang keparat, Joo Jaekyung!" Jiyeon sama sekali tidak peduli seberapa kasar setiap kata-katanya yang keluar dari mulut ini. Ia hanya ingin melawan Jaekyung dan pergi sesegera mungkin, tetapi sialnya pria ini memiliki tubuh besar.

Jiyeon memekik kesakitan begitu merasakan cengkraman tangan Jaekyung semakin mengerat pada kedua pergelangan tangannya.

"Berhenti berkicauan seperti itu, Nona Kang. Kau membuat ambisi ku semakin tinggi untuk menghancurkan mu." Seringai licik terukir pada garis bibir tebalnya yang lembut itu.

Terdengar isakan tangis dari Jiyeon. Merasa muak karena perilaku Jaekyung yang terus-menerus begini di hadapannya. Seolah-olah Jiyeon memiliki kesalahan yang besar selama ini kepada pria tersebut.

"Aku sangat muak dengan sikap keras kepalamu." Jaekyung berucap, setelah tangannya berhasil terulur untuk mengambil suatu untaian tali

Dengan erat mengikat kedua pergelangan tangan Jiyeon dengan pola ikatan pita yang terlihat sangat manis, namun bekas kemerahan yang sangat jelas itu tetap masih terlihat.

Melihat Jiyeon dalam kondisi menangis dan hanya terisak dalam diam, membuat Jaekyung terkekeh geli dengan jari-jarinya yang mencengkram kuat dagu Jiyeon agar indra penglihatan lemah wanita tersebut hanya tertuju padanya saat ini.

"Aku tak percaya ini. Akhirnya kau berhenti mengumpat di hadapanku?" Jaekyung berkata sembari mendekatkan wajahnya hanya beberapa inci pada wajah Jiyeon. Merasakan nafas hangat dari pria itu yang mulai menyapu lembut kedua pipi Jiyeon

Bahkan setelah kehilangan sebagian energinya, Jiyeon tetap berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan ikatan kencang dari tali di sekeliling pergelangan tangannya ini. Rasanya mulai perih seolah-olah telah menyayat kulitnya

"Apa yang kau tangisi, sialan? Lebih baik kau selipkan namaku dalam setiap kata umpatan itu, tiap kali aku menghantam mu!"

Dibukanya kaus longgar milik Jaekyung yang menutupi tubuh Jiyeon secara sempurna. Fabric putih hampir transparan itu memiliki tekstur yang sangat tipis, sehingga mudah bagi kedua tangan Jaekyung yang penuh tenaga hanya untuk merobek itu dalam satu detik.

Kedua belahan dada Jiyeon terekspos dengan sempurna dihadapan Jaekyung, membuat pria itu kembali menyeringai merasa puas. Lenguhan panjang namun lembut itu tiba-tiba saja lolos dari mulut Jiyeon ketika tangan berurat itu secara kasar meremas salah satu dari keduanya. Menempatkan puting yang mengeras diantara kedua jari-jemarinya.

"Kau menginginkannya, bukan begitu?" Ia bertanya dengan kesan mengejek dan mulai meremas benda lembut nan kenyal itu dengan rasa gemas.

"Berhenti mencoba untuk melarikan diri dari sini. Kau seharusnya bersyukur aku masih memiliki hati nurani untuk memberikan mu kebebasan di rumah ini," Ia melepaskan cengkraman tangannya dari salah satu benda itu dan melayangkan tamparan cukup keras

𝗖𝗮𝗺𝗯𝗶𝗼 𝗥𝗲𝗽𝗲𝗻𝘁𝗶𝗻𝗼: Joo Jaekyung (Jinx Mingwa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang