Matahari mulai menampakkan diri ke permukaan bumi. Para burung juga dengan merdunya berkicauan, dan pagi hari ini disempurnakan lagi dengan sejuknya udara yang menghasilkan embun.
Cuaca yang cocok untuk beraktivitas. Namun, sayangnya wanita ini masih tertidur dengan pulas di kasur dengan bantal guling kesayangannya. Libur kerja, itulah mengapa Jiyeon sangat pulas tertidur dari semalaman.
"Kau mau tertidur sampai kapan? Matahari sudah menyapa para makhluk bumi."
Mendengar suara lembut kakaknya itu, membuat dahi Kaéla mengkerut tanpa berniat untuk membuka kedua matanya. Ia malah berbalik ke arah lain dan masih tetap tertidur.
Heeseung yang melihat itu juga mengkerutkan dahinya dan memutuskan untuk mendudukkan dirinya di tepi kasur sang adik dengan lengan yang terlipat di depan dada bidangnya.
"Kalau kau tak bangun juga, aku akan menggendongmu ke dapur." Ancaman lembut seorang Choi Heeseung yang sama sekali tak di gubris oleh Jiyeon walaupun masih terdengar.
Menyadari adiknya itu yang sama sekali tak ada pergerakan, membuat Heeseung menyeringai kecil begitu sesuatu memasuki pikirannya.
"Haruskah pangeran tampan ini mencium putri tidur agar ia terbangun dari hibernasinya?"
BUGH!
Dipukulnya punggung lebar Heeseung mengenakan bantal guling milik Jiyeon. Nyatanya kalimat itu ampuh untuk membangunkan sang adik.
Heeseung hanya terkekeh dan kembali menatap wajah bantal sang adik. "Hey, kenapa kau selalu memukul ku seperti itu? Itu sangat kasar dan tidak sopan, kau tahu?" Candanya.
"Kalau tak di pukul, bisa saja kau benar-benar menciumku seperti kejadian tiga Minggu lalu!"
"Apa salahnya seorang kakak mencium pipi adiknya?" Heeseung mencoba mengelak masih dengan seringai di bibirnya, yang membuat Jiyeon semakin sebal mendengarnya.
"Pokoknya salah besar!" Jawab Jiyeon membuat Heeseung terkekeh sekali lagi. Merasa puas karena berhasil menggoda adiknya.
Kekesalan Jiyeon terhadap godaan dan candaan nya, menurut Heeseung itu sangat menggemaskan bila melihat ekspresi wajah tak bersahabat milik sang adik.
"Baiklah kalau begitu, nona. Cepatlah mandi, walaupun hari libur kerjamu jangan sampai kau tidak mandi seharian ini." Kata Heeseung lalu ia pun bangun dari tempat duduknya dan berjalan kearah pintu kamar tidur Jiyeon untuk keluar
Ia membuka pintu kamar tidur itu, lalu menoleh kearah sang adik yang masih terduduk diatas kasur yang masih dalam tahap pengumpulan energi setelah tidur panjang semalam.
"Jangan mandi terlalu lama. Aku sudah memasakkan makanan untuk sarapan." Katanya dan mulai mengambil langkah keluar dari kamar Jiyeon dengan kembali menutup pintu.
Setelah mandi dan berpakaian santai, akhirnya Kaéla keluar dari habitatnya. Dari ruang tengah saja sudah tercium wangi masakan sang kakak.Sesampainya di dapur, Heeseung tengah meletakkan piring dan juga menata alat-alat makan diatas meja makan. Ia mendongakkan kepalanya begitu mendengar langkah kaki Jiyeon memasuki dapur.
"Pagi ini tuan putri sangat cantik, silahkan duduk dan nikmati sarapanmu!" Ucap Heeseung dengan senyuman lembutnya.
Jiyeon tersenyum begitu mendengar kalimat itu. Heeseung selalu memperlakukan Jiyeon dengan baik dan lembut seperti seolah-olah ia adalah adik kandungnya. Walaupun terkadang masih terbesut dalam hati, bahwa Jiyeon bukanlah siapa-siapa. Tetapi ia bersyukur bisa bertemu dengan Heeseung sampai saat ini.
Akhirnya, wanita itupun mendudukkan dirinya diatas kursi meja makan. Kedua matanya terbelalak begitu banyak sekali menu sarapan pagi ini yang dimasak oleh sang kakak.
"Kenapa banyak sekali? Kita disini hanya berdua, kan?" Tanya Jiyeon sembari menatap kearah kakaknya dengan tatapan kebingungan.
"Dua hari lagi ulangtahun mu. Kenapa tidak untuk masak banyak?" Tanya balik Heeseung sembari mendudukkan dirinya di hadapan sang adik. Tangannya pun terulur untuk perlahan menyodorkan semangkuk sup rumput laut.
Jiyeon menatap mangkuk berisikan sup rumput laut itu sebelum kembali mengangkat kepalanya untuk menatap kearah sang kakak yang masih tersenyum lembut.
"Tapikan ulangtahun ku dua hari lagi. Kenapa kau selalu merepotkan dirimu?" Tanya Jiyeon karena merasa tak enak. Heeseung selalu memberikan upaya yang besar untuknya.
"Kau selalu seperti itu. Aku tak merasa di repotkan. Lagi pula ini untuk adikku. Aku juga belum tentu bisa merayakan hari ulangtahun mu karena jadwalku selalu padat, bukankah begitu?" Jawab Heeseung yang membuat Jiyeon cemberut. Tapi, kakaknya itu ada benarnya juga.
Tangan Heeseung kini bergerak untuk mengambil potongan ayam menggunakan garpunya.
"Ini, suapan pertama untuk adikku!"
Jiyeon tersenyum begitu Heeseung menyodorkan garpunya. Ia pun akhirnya mengambil suapan pertama dari potongan ayam itu dan mengunyahnya dengan senang.
"Hmm... Terimakasih banyak. Kau tahu kan, aku takkan pernah bisa berhenti menyayangi mu?"
Heeseung terkekeh mendengarnya, lalu di
detik kemudian ia perlahan menganggukkan kepalanya."Sama hal nya dengan diriku."
Jiyeon tersenyum penuh begitu mendengarnya. Ia pun menelan makanannya itu dan juga mengambil potongan ayam menggunakan garpunya.
"Buka mulutmu!"
"Aih, Kau tak perlu melakukannya." Ucap Heeseung dengan kekehan malu-malu
"Kenapa tidak? Ayolah, hanya satu suapan saja takkan begitu buruk!" Jawab Jiyeon dengan antusias yang tak mampu melunturkan senyuman dari bibir Heeseung.
Namun akhirnya Heeseung tak bisa menolak. Ia pun mengambil suapan pertama yang disodorkan oleh adiknya itu. Matanya sedikit terbelalak membuat Jiyeon kebingungan.
"Apa?"
"Ternyata masakan ku enak juga."
Jiyeon mendecih pelan. "Dasar kau ini."
"Memang benar, kan? Bila masakan ku tidak enak, kau takkan pernah mau memakan masakan ku." Bela Heeseung dengan kekehan
"Kau benar, tapi masakan ku juga enak."
"Apakah masakan yang ketumpahan garam itu yang kau sebut masakan enak?"
"Apa maksudnya itu!?"
Heeseung hanya bisa tertawa puas mendengarnya. Rumah ini selalu hangat dengan adanya kehadiran Jiyeon. Itu alasan mengapa Heeseung sangat menyayangi nya.
Di setiap harinya ada saja canda dan tawa di rumah ini. Yang selalu membuat Heeseung rindu bila ia sedang sibuk dengan pekerjaan.
⌗ ꜞꜝ 𝗍᥆ ᑲᥱ ᥴ᥆ᥒ𝗍іᥒᥙᥱძ ٫ 🪐 ୭ ֺ
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗖𝗮𝗺𝗯𝗶𝗼 𝗥𝗲𝗽𝗲𝗻𝘁𝗶𝗻𝗼: Joo Jaekyung (Jinx Mingwa)
FanfictionPerubahan hidup secara tiba-tiba? pasti rasanya sangatlah berbeda dan membuat diri kita terkejut untuk beradaptasi. (!!) 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙖𝙞𝙣𝙨 𝙛𝙤𝙧𝙢𝙖𝙡 𝙡𝙖𝙣𝙜𝙪𝙖𝙜𝙚, 𝙝𝙖𝙧𝙨𝙝 𝙖𝙣𝙙 𝙛𝙧𝙤𝙣𝙩𝙖𝙡 𝙬𝙤𝙧𝙙𝙨, 𝙫𝙞𝙤𝙡𝙚𝙣𝙘𝙚, 𝙖𝙙𝙪𝙡𝙩 𝙘𝙤𝙣...