Prolog

1.3K 77 6
                                    

BRUK.

"Eh, itu suara apa ya?" Ucap pemuda itu.

Setelah mendengarkan suara tabrakan yang begitu besar pemuda itu lantas pergi untuk mencari sumber suara tersebut.

Tepat di ujung gang ia melihat seorang pemuda yang terbaring lemah di aspal dengan motornya, melihat itu ia segera berlari untuk menolong.

"Kamu gapapa? sini biar aku bantu."

Akhirnya ia membantu pemuda itu untuk berdiri dan memapah nya ketepi jalan.

"Duduk di sini dulu ya, aku ke minimarket sebentar untuk membeli obat merah." Tanpa mendengar jawabannya, ia pun segera berlari ke minimarket.
.
.
.
.
.
"Sini aku obatin dulu."

"Aduh, pelan-pelan dong." Ringis pemuda itu.

"Hehe maaf ya." Ucapnya canggung, lalu ia melanjutkannya dengan hati-hati.

Pemuda yang ia obati pun menatapnya kagum, bagaimana tidak? kulit seputih susu, mata yang bulat berwarna coklat, bulu mata yang lentik, bibir mungil, hidung mancung, pipi yang sedikit chubby, dan tingginya hanya 160 cm, sangat lucu. Aroma tubuhnya pun sangat wangi, yaitu aroma vanilla yang begitu manis.

Ia pun sadar jika sedang ditatap oleh pemuda itu.

"Kenapa?" Tanyanya bingung, pemuda itu pun langsung tersadar.

"Ah tidak, Mari berkenalan? Gua Sagara." Ya, pemuda itu adalah Sagara Heveniz. Ketua geng motor tigri dan Anak tunggal dari keluarga Heveniz yang kekayaannya sangat besar karena bergerak di bidang bisnis seperti brand fashion terkenal, hotel bintang lima diberbagai kota, dan yang terakhir mall yang begitu besar di pusat kota.

"Ak-" Ucapannya terpotong akibat handphone nya berdering, dengan cepat ia mengambilnya dari kantong celana. Dan tertera nama sang mama di situ.

"Sebentar ya aku angkat telfon dulu." Sagara pun mengangguk.

📞📞
"Halo Ma.."

"Halo sayang, Ziel di mana? ini udah larut malam loh, Mama takut Ziel kenapa-napa."

"Maaf Ma, ini Ziel udah jalan pulang kok sebentar lagi sampai rumah."

"Yasudah Ziel hati-hati ya, Mama matiin dulu."

"Iyaa Mama."

Yap, pemuda yang satunya lagi adalah Jaziel Noether. Anak tunggal dari keluarga Noether, Papa nya yang bekerja menjadi pemilik sekaligus CEO di perusahaan mobil sport termahal, dan Mama nya yang memiliki toko buktik yang lumayan terkenal di kalangan artis papan atas.

Setelah telfon tersebut mati, Ziel segera menatap Sagara.

"Maaf aku harus segera pulang, sampai jumpa lagi." Ucap Ziel yang langsung berlari meninggalkan Sagara.

Sagara pun tersenyum sambil menatap Ziel yang berlari semakin menjauh darinya.

"Ziel ya, wait for me honey." Setelah itu Sagara pun langsung mengambil handphone nya dan menghubungi bawahannya untuk mencari informasi mengenai Ziel dan menyuruh seseorang menjemput dirinya di karenakan motornya dalam keadaan rusak.








haiii, ini adalah first story aku.
tolong tandain yang typo.
jangan lupa beri bintang dan komen yaa, see you in the next chapter.

SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang