Bab 5

495 42 2
                                    

Malamnya di kediaman Noether, Kefazi sedang menyiapkan makanan untuk makan malam, tak lama kemudian Ziel pun turun.

"Mama masak apa, biar aku bantu."

"Ga perlu sayang, makanannya udah mau jadi kok kamu duduk aja."

"Ish yaudah deh."

Ziel yang hendak berjalan ke meja makan pun seketika berhenti.

"Oh iya Ma, aku nanti jam 8 mau keluar sama Tara ya."

"Loh kok baru bilang sekarang? terus Tara itu siapa?" Bingung Kefazi.

"Hehe aku lupa, Tara itu temen baru aku di sekolahh."

Mendengar jawaban Ziel, Kefazi pun hanya menggeleng.

"Yaudah iya boleh, emangnya mau kemana sayang?" Tanya Kefazi sekali lagi.

"Mau ke pasar malam deket taman kota."

"Yaudah, tapi pulangnya jangan kemalaman ya."

"Siap Mama!!" Ucap Ziel sambil memberikan hormat, Kefazi yang melihat itu pun sontak tertawa. Ada-ada saja tingkah anaknya itu.
.
.
.
.
.
Kini Ziel sedang bersiap-siap untuk pergi, namun kegiatan itu harus tertunda karena notifikasi yang berasal dari handphone nya.

Ternyata yang mengirimkan pesan untuknya adalah Tara.

Setelah membalas pesan dari Tara, dengan segera Ziel turun ke bawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalas pesan dari Tara, dengan segera Ziel turun ke bawah.

Saking terburu-buru nya Ziel pun sampai berlari menuruni anak tangga, Nicholas yang melihat itu pun segera menegurnya.

"Ziel turun tangganya jangan lari-lari gitu, nanti jatuh."

"Hehe iya Papa maaf soalnya Ziel buru-buru, Tara udah otw ke taman kota."

Nicholas pun hanya menggeleng.

"Mau Papa anter?"

"Ga usah, aku bisa naik ojek online Pa."

"Yaudah kalau gitu, hati-hati ya pulangnya jangan kemalaman."

"Okay Papa, Ziel berangkat dulu tolong bilangin ke Mama ya" Setelah mengatakan itu Ziel pun menyalimi tangan Nicholas dan segera memesan ojek online.
.
.
.
.
.
Kini Ziel sudah sampai di taman kota setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit.

Karena tak menemukan keberadaan Tara, Ziel pun segera menghubunginya.

📞📞
"Halo Tara, aku udah sampai di taman kota nih kamu di mana?"

"Oh aku nunggunya di bangku yang ga jauh dari gerbang masuk pasar malam nyaa."

"Okay aku akan segera kesana."

Setelah telfon tertutup Ziel pun segera berjalan menuju ke gerbang masuk pasar malam lalu mencari keberadaan Tara.

Saat berada di gerbang Ziel melihat bangku yang tak begitu jauh di sana, dengan segera Ziel menghampiri Tara.

"TARA!!"

Tara pun sontak kaget akibat panggilan itu.

"Aduh Ziell, Kalau jantung Tara copot gimana."

"Hahaha maaf aku kan ga sengaja, yaudah mending kita masuk ke pasar malam nya aja, aku udah ga sabar nih."

"Yuk, aku juga udah ga sabar main wahana."

Mereka pun berjalan bersama, setelah itu membeli 2 tiket wahana, kenapa belinya cuman 2? karena 1 tiket untuk 1 orang dan itu sudah bisa mencoba semua wahana.

"Tiket wahana nya udah kita beli, kita mau cobain yang mana dulu nih." Tanya Tara.

"Gimana kalau kita naik bianglala dulu?" Ucap Ziel antusias.

"Wah boleh-boleh, let's go." Ucap Tara tak kalah antusias.

Mereka kini berada di bagian atas dari bianglala, bisa di lihat pemandangan dari bawah sana sangat indah.

"Pemandangan dari atas sini bagus ya." Ucap Ziel.

"Bener!! bagus bangett."

"Oh iya habis ini kita mau ke cafe kan?" Tanya Ziel.

"Iyaaa, enaknya kita ke cafe mana?" Ucap Tara

Cukup lama Ziel berfikir, akhirnya ia pun berkata.

"Gimana kalau kita ke Neo Cafe?"

"Oh Cafe yang lagi hits itu ya!!"

"Bener, gimana?" Tanya Ziel sekali lagi.

"Boleh deh."

Setelah perbincangan itu, mereka pun kembali melanjutkan bermain di wahana-wahana yang ada di pasar malam dan membeli beberapa makanan seperti bakso bakar, sosis bakar, kentang goreng, dll.

Puas bermain di pasar malam hingga lupa waktu, mereka berdua pun melanjutkannya ke Neo Cafe dan memesan beberapa cemilan dan minuman.

Suasana di Neo Cafe saat ini sedang ramai pengunjung.

"Aku puas banget main di pasar malam tadi." Ucap Tara antusias.

"Aku juga, apalagi jajanannya enak-enak semua!!!" Ziel pun tak kalah antusiasnya, Tara pun menjawabnya dengan anggukan.

"Oh iya, kapan-kapan kita nonton ya Tara."

"Boleh-boleh, aku udah lama ga ke bioskop, orang rumah pada sibuk semua!"

"Okay, nanti kalau ada film yang bagus aku kabarin terus kita nonton deh."

Biarlah kedua pemuda itu asik mengobrol untuk rencana jalan-jalan selanjutnya, dan tidak sadar jika sekarang sudah larut malam.
.
.
.
.
.
Sementara itu di sebuah mansion milik keluarga Heveniz.

"Mom aku keluar dulu ya." Ucap Sagara.

"Mau kemana lagi kamu jam segini?" Bukan sang Mommy (Tio) yang menjawab, melainkan sang Daddy (Jeffery).

"Urusan anak muda." Jawab Sagara.

"Gaya banget." Ucap Jeffery.

"Udah lah Jeff anaknya jangan di godain mulu, Nanti pulangnya jangan lama-lama ya Gara." Ucap Tio.

"Iya Mom."







tolong tandain yang typo.
jangan lupa beri bintang dan komen yaa, see you in the next chapter.

SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang