Bab 3

528 44 2
                                    

Saat ini Sagara dan para sahabatnya berada di kantin.

"Katanya ada anak baru ya?" Tanya Rion.

"Iya anjir, mana bening-bening gemes gitu." Balas Tama.

"Lah emang iya? liat dimana lo?" Rion menatap Tama heran.

"Ada di base, liat aja." Balasnya.

Dengan segera Rion pun membuka base sekolah.

Dengan segera Rion pun membuka base sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah anjir, iya cok gemes amat." Ucap Rion.

"Apa gua bilang, dia tuh gemes." Balas Tama.

Mendengar itu Zuko dan Kairo pun cukup penasaran, sedangkan Sagara tidak memperdulikannya. Ia hanya melanjutkan makannya sambil sesekali bermain handphone.

"Liat." Ucap Zuko.

"Hah?" Bingung Tama.

"Gitu doang ga paham lo, maksud si Zuko tuh dia juga mau liat." Ucap Rion lalu memberikan handphonenya kepada Zuko yang diikuti oleh Kairo.

"Oh." Ucap Zuko dan Kairo.

"Lah? udah gitu doang?" Tama menatap keduanya heran.

"Lagian berharap apa sih lo Tam sama manusia kulkas." Balas Rion.

"Iya juga." Setelah mengucapkan itu, Tama pun segera melanjutkan makannya.

"Oh iya Gar, kata anak-anak si Bima nantangin lo balapan." Ucap Rion.

"Kapan?" Tanya Sagara.

"Malam ini, jam 11 di tempat biasa."

"Oh oke, bilangin aja kalau gua terima tantangannya."

"Sip." Ucap Rion sambil mengacungkan jempolnya, setelah itu ia membuka handphone nya untuk mengabari jika Sagara menerima balapan itu.
.
.
.
.
.
Disisi lain Ziel dan Tara sedang berjalan menuju ke kantin.

"Aduh asli deh pelajaran Fisika tadi bikin kepala aku mumet, kayanya pas di kantin nanti aku mau makan yang pedes sama yang seger biar mumetnya ilang." Ucap Tara lesu, Ziel pun tertawa melihatnya.

"Kasian banget sih kamu, lagian tadikan aku nawarin buat ajarin eh kamunya malah ga mau." Ucap Ziel dengan tawanya.

"Ya gimana ya, tadikan aku mau usaha sendiri dulu keliatannya juga pertanyaannya gampang. Eh tau-taunya bikin mumet." Cemberut Tara, Ziel hanya membalasnya dengan tawa.

Saat mereka sampai di kantin, kantin telah ramai.

"Ziel kamu nyari tempat duduk aja ya biar aku yang pesen, kamu mau makan apa?"

"Eum... aku bakso sama es teh aja deh, tapi baksonya jangan pakein bawang goreng ya." Jawab Ziel yang di balas anggukan oleh Tara, setelah itu mereka pun melakukan tugas masing-masing.

Ziel mengedarkan pandangannya guna untuk mencari tempat duduk yang masih kosong, dan dia menemukan satu meja yang belum terisi. Dengan segera dia pun berjalan menuju ke meja itu sambil menunggu Tara.

Setelah duduk Ziel pun memaikan handphone nya untuk mengusir rasa bosan, dia melihat ada beberapa pesan dari sang Papa dan Mama.

Setelah duduk Ziel pun memaikan handphone nya untuk mengusir rasa bosan, dia melihat ada beberapa pesan dari sang Papa dan Mama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalasnya Ziel pun meletakkan handphone nya di meja dan melihat Tara sedang berjalan ke arahnya sambil membawa makanan yang di bantu oleh penjaga kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membalasnya Ziel pun meletakkan handphone nya di meja dan melihat Tara sedang berjalan ke arahnya sambil membawa makanan yang di bantu oleh penjaga kantin.

Saat sampai di meja, sang penjaga kantin pun meletakkan makanannya.

"Ini semua makanannya ya, bibi balik kesana dulu." Ucapnya.

"Terima kasih bibi." Ucap Ziel dan Tara bersamaan, lalu sang penjaga kantin pergi menjauh dari meja Ziel dan Tara.

"Nih pesenan kamu bakso tanpa bawang goreng, terus minumnya es teh." Ucap Tara.

"Wahh makasih Taraa, kamu emang terbaik." Jawab Ziel sambil mengacungkan jempolnya.

Setelah itu mereka makan dan di lanjutkan dengan beberapa obrolan random.
.
.
.
.
.
Siang ini di kelas Ziel sedang jamkos di karenakan guru mata pelajarannya sedang cuti sakit.

"Ziell, nanti malam kamu kosong ga?" Tanya Tara.

"Eum... kayanya kosong deh, kenapa?" Jawabnya.

"Gimana kalau kita ke pasar malam yang baru buka di deket taman kota? terus habis itu kita ke cafe." Ajak Tara, Ziel terdiam sejenak untuk berfikir.

"Boleh deh, aku juga bosen di rumah terus." Setelah berfikir lama, akhirnya Ziel mengiyakan ajakan Tara.

"Okay, kalau gitu kita berangkat kesana jam 8 aja." Ucap Tara yang di angguki oleh Ziel.






tolong tandain yang typo.
jangan lupa beri bintang dan komen yaa, see you in the next chapter.

SecondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang