Prolog

217 13 0
                                    

Seorang anak kecil baru saja bergabung pada club volly anak-anak di dekat rumah sepupunya.

"Sakusa Kiyoomi" ucapku saat guru mengatakan untuk berkenalan dengan semua orang yang tidak dia kenal.

Setelah berkenalan, mereka semua pun melakukan pemanasan, selanjutnya adalah berlatih receive, lalu smash.

Selang beberapa menit kemudian, pelatih menyuruh untuk beristirahat. Semua anak-anak langsung berlari ke arah orang tua mereka, dan meminta minum ataupun makan.

"Apa? Sakusa Kiyoomi?"

"Berarti dia adalah anak tunggalnya Sakusa itu kan?!"

"Jangan terlalu dekat dengannya, ibu tidak mau berurusan dengan anak ternama seperti itu, oke nak?"

Ini sudah biasa, aku juga tidak peduli dengan itu semua. Tujuanku kemari hanyalah berlatih volly, bukan untuk meladeni orang.

Aku meminum air di pojok lapangan sendirian. Sepupuku sangat cepat beradaptasi, makanya sekarang dia sedang bermain dengan anak-anak lain.

Ini sudah biasa--

"Hey, kau yang murung dipojok sana!!" aku langsung menoleh kearah suara. Terlihat seorang anak kecil yang berlari ke arah ku dengan senyum.

"Apa?" ucapku acuh, agar dirinya takut dan langsung meninggalkan ku sendirian. Tapi ternyata penilaian ku salah.

Anak kecil itu duduk di depan ku, "Mau kuberikan umpan? Aku melihat pelatih yang memberikan umpan seperti itu jadi sangat tertarik. Hei hei, kamu mau kan?? etto... namamu kalau tidak salah..."

"Omi-omi!!" ap-apa?! Omi-omi... itu terdengar seperti ejekan. "Kiyoomi, yang benar. Kau, baru bertemu sudah memanggil ku seperti itu"

Tiba-tiba ada seorang anak kecil yang wajahnya mirip dengan nya, datang mendekat "hey, tsumu... apa kau tidak mendengar yang ibu katakan barusan?? Dia anak orang kaya... jangan mencari masalah dengannya" blak-blakan sekali, anak kembar kah?

"Heee tapi aku ingin melakukan toss, Samu!"

"Aku kan bisa, atau Aran-kun"

"Tidak mau!! aku maunya Omi-omi" wataknya sangat keras kepala sekali. Dan juga, kenapa harus memanggil ku Omi-omi? itu sangat tidak keren.

"Lagipula, kenapa harus aku?" aku menatapmu tajam, seperti mengintimidasi. Ayolah, cari saja orang lain. Menyerah lah dan dengarkan kata ibumu atau kembaran mu.

Tidak semudah yang kukira, bukannya menyerah, dirinya malah tersenyum lebar padaku.

Senyuman yang sangat indah.

"Aku sangat menyukai smash mu, Omi-omi!"

Jangan katakan itu dengan wajahmu, sialan. Aku memalingkan pandangan ku ke samping. "Siapa namamu?"

"Aku? Namaku *bip*"

"Hah? Katakan sekali lagi"

"Ish! Namaku *bip* *bip*"

Membuka mataku perlahan, mendengar suara alarm dari jam digital ku berbunyi. Mimpi itu lagi, sudah berapa kali aku memimpikan nya, padahal sudah belasan tahun yang lalu.

"Namanya tetap saja tidak bisa kuingat, sial"

Akan kucari dirinya, itu tujuan utamaku memasuki dunia Volleyball.









































Gitu dah. Jadi, cerita ini bakal pakai Sakusa pov. Sampai jumpa di next chapter!

You're Mine, Miya Atsumu [SAKUATSU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang