"Zayyan!!"
"Apa yang kau lakukan di sini? Pesta dansa sudah mau di mulai, tuan leo tidak mau berdansa kalau dirimu tidak ada di sana.." Ujar sing yang tadi berteriak memanggilnya dan menghampirinya dengan cepat..
Melihat wajah sing, membuat zayyan menghela nafas berat..
Rasa kesal itu datang lagi... Dan zayyan benar-benar merutuki perasaannya saat ini..
"Astaga, pake acara melamun lagi.. Ayo sini cepat!!" Ujar sing kemudian menarik zayyan masuk..
Zayyan yang di tarik hanya menampakan tatapan kosong.. Seakan-akan nyawanya sudah pergi entah kemana..
Sesampainya di dalam, lebih tepatnya lorong di luar balirung, zayyan dan sing bertemu dengan hyunsik..
hyunsik yang melihat zayyan langsung saja menghela nafas lega kemudian memperhatikan penampilan zayyan dari atas hingga kebawah..
"Kemana sepatumu?" Tanya hyunsik saat melihat kaki telanjang zayyan yang putih memucat..
Ingat bahwa zayyan menghabiskan waktunya di luar tadi.. Pada suhu 15 derajat celcius..
"Basah" Jawab zayyan seadanya..
"Astaga... Kalau begitu pakai ini saja.." Ujar hyunsik kemudian memberikan zayyan sebuah sepatu berwarna soft coklat..
"Hadiah dariku.. Anggap saja hadiah ulang tahun, tahun lalu.." Ujar hyunsik kemudian memasangkan zayyan sepatu tersebut..
"Sangat pas dan cocok.. Astaga ku pikir akan kekecilan.. Ternyata pas" Dumel hyunsik senang..
"Sudah!! Tidak ada waktu lagi.. Aku harus membawa anak ini sebelum calon suaminya mengamuk.." Ujar sing sambil menarik zayyan menuju sebuah tangga dan menuntunnya ke arah lorong yang mengarah ke tangga utama di tengah balirung..
"Keluarlah sekarang, dan perlihatkan pesonamu" Ujar sing saat mereka sudah sampai di lorong yang pas di ujung tangga..
"Hah?" Zayyan bingung.. Apalagi saat ini ia masih mencerna perkataan sing sebelumnya..
'Sebelum calon suaminya mengamuk... Siapa?' inner zayyan bingung..
"Intinya.. Malam ini adalah malam terindah yang pernah ada.. Karna tuan leo akan melamar calon istrinya" Ujar sing di akhiri dengan sebuah dorongan keras..
Membuat zayyan maju menuju ujung tangga.. Dan memperlihatkan eksistensi nya di hadapan puluhan tamu raja..
Zayyan tersenyum kecil, merasa sangat gugup.. Kemudian ia berjalan turun secara perlahan..
Ada sedikit denyut sakit saat mengingat perkataan sing tentang leo malam ini.. Tapi ia enyahkan pikiran tersebut..
Sebagai seorang pekerja yang sudah pro, ia di tuntut untuk terlihat profesional..
Dan itu berlaku untuk malam ini, walau hatinya menjerit sakit..
Sesampainya di anak tangga terbawah.. Seakan terhipnotis oleh paras manis zayyan yang lembut.. Semua orang mulai mundur hanya untuk memberikan jalan bagi seorang pelayan sepertinya..
Zayyan tersenyum kikuk, dan hal itu mengundang pekikan tertahan dari beberapa wanita karna hal tersebut membuat wajah zayyan menjadi 100 kali lebih polos..
zayyan berjalan ke arah tengah balirung.. Dan menemukan leo yang berdiri tegap di sana..
Menatapnya dengan tatapan teduh.. Beda dengan yang tadi... Leo menatapnya seakan-akan ia adalah cinta terakhir leo..
'Apaan sih.. Astaga' inner zayyan dongkol..
Ia tak mungkin berharap leo mau menjadikannya sebagai cinta terakhir calon raja tersebut..
Bukankah leo sudah mempunyai calon istri?
Dan kenyataan itu memukul zayyan dengan telak.. Membuat ia tersadar dan langsung saja berjalan ke arah belakang leo..
Menempatkan dirinya tepat di samping kanan leo, namun agak sedikit ke belakang..
Tempat di mana pelayan sepertinya berada..
-
Masih ngantuk euy.. Tapi tenang, kali ini namanya ga salah lagi wkwkw