-*⁠.⁠✧19 - Cookies✧.*-

14.7K 1.2K 14
                                    

19 - Cookies

"Ingin apa?"

Theodore bertanya, takut kalau Sylvester bosan bersamanya. Sylvester menggeleng sebagai jawaban, ia lanjut memakan lagi cookiesnya.

Theodore bimbang, dirinya harus apa? Theodore akui bahwa dirinya sangat kaku untuk berinteraksi dengan seorang anak. Secara kedua putranya sangat dingin dan kaku sedari kecil, jadi Theodore tidak pernah bersikap seperti ini karena kedua putranya pun menolak keras sikapnya.

Sylvester menggeleng lagi, dirinya masih ingin menikmati rasa cookies kejunya. Theodore menghela lega dalam hati. Ia usap surai Sylvester.

Mereka berdua berada di ruang kerja Theodore yang terletak di samping kiri kamarnya. Mereka berdua duduk di atas sofa panjang. Di hadapan keduanya ada televisi yang menayangkan tayangan animasi. Sylvester duduk di samping kiri Theodore, ia duduk sambil memeluk toples cookies. Tangan kanannya sibuk menyuapkan cookies ke dalam mulutnya, sedangkan kedua netranya sibuk menonton animasi di televisi yang berada di hadapannya.

"Syl?" Lauriel masuk ke dalam ruang kerja, ia bawa dua cangkir coklat panas dan satu cangkir kopi yang ada di atas nampan. Ia memakai sweater hangat, rambut panjangnya tergerai. Harum parfumnya tercium jelas kala wanita itu makin melangkah mendekat.

"Mommy." Sylvester tersenyum hangat. Ia menepuk sofa di samping kanannya, mengkode Lauriel untuk duduk di sampingnya. Lauriel mengangguk, ia duduk dan meletakkan nampan di meja.

"Mommy habis apa?" Sylvester melontarkan pertanyaan. Lauriel menegak coklat panas yang sudah bisa di sebut hangat itu terlebih dahulu, ia lalu menjawab ;

"Tadi mommy habis bikinin Daddy kopi dan bikin coklat panas untuk mommy sama untuk cute boy." Lauriel mengambil satu cangkir coklat hangat yang satunya, ia sodorkan ke Sylvester untuk di minum.

Sylvester meletakkan toples cookies, ia genggam cangkir coklat hangat itu. Manis, rasa manis pahit dan hangat menguar di dalam mulutnya.

'Enak sekali menikmati hangatnya coklat di dinginnya musim saat ini.'

"Enak?"

"Eum!"

Sylvester mengangguk antusias, ia minum lagi coklat hangatnya. Lauriel tersenyum senang, ia menyenderkan punggungnya ke sofa. Theodore menyeruput kopinya. Ia hanya memakai kemeja putih dan celana hitam panjang, dengan kemejanya ia gulung.

♡Part telah dihapus♡
.

.

.

♡♡♡

Sylvester [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang