A Wait

5 1 0
                                    

( Dua Bulan Kemudian )

Matahari baru saja masuk ke peraduannya, jingganya begitu cantik. Hari ini cuaca memang teramat cerah, langit pagi tadi bahkan tak memperlihatkan kawanan awan berwarna kelabu. Biru bersih menyenangkan. Youra menghela napas sedikit kesal, menunggu Taehyun sembari menyeruput minumannya itu membosankan. Taehyun baru saja mengiriminya pesan bahwa dia akan datang 15 menit lagi, tapi ini sudah ada hampir setengah jam Youra menunggunya. Jarak kafe dengan kantor tidak lebih dari 500 meter, tidak ada alasan baginya untuk terlambat kecuali adanya perang zombie di dalam kantor sana.

Berteman dengan Taehyun dalam kurun waktu lumayan lama membuat Youra sedikit tahu tentang sifat Taehyun yang bisa dibilang sulit ditebak. Berbeda jauh dari pertama kali mengenal Taehyun. Taehyun yang sekarang ini Youra kenal, lebih mengarah ke cerewet dan banyak maunya. Suka sekali dengan hal-hal baru, eksplorasi, katanya. Pemuda itu suka sekali dengan hal-hal random yang terkadang tidak pernah terpikirkan oleh Youra, contohnya seperti beberapa hari yang lalu saat dirinya diminta untuk memberikan rekomendasi film horor apa yang paling bagus, padahal Taehyun benci film horor. Atau terkadang pemuda itu memiliki pemikiran tentang bagaimana caranya orang-orang bisa menemukan angka satu dan kenapa harus menyebutnya angka satu. Youra sudah pusing setengah mati dengan pekerjaan di kantornya, tapi masih harus ditambah tentang bagaimana kerandoman seorang Kim Taehyun.

Meski begitu Youra tidak bisa untuk membenci Taehyun. Karena bagiamana pun juga, pemuda itu ikut andil dalam beberapa masalah yang pernah dia hadapi.

Seperti saat Youra mendapatkan tuduhan tentang membocorkan informasi file dan juga berkas. Entah dari mana Taehyun tahu, pemuda itu segera menemui Manajer Lee disertai dengan Seojin yang juga menjadi saksi. Bahkan, Seojin sampai membawa bukti kuat tentang adanya kesalahpahaman disini. Youra bisa merasakan  jika Taehyun memang benar-benar tulus menolongnya.

Youra sakit karena masalah ini, mempunyai riwayat maag dan juga tifus membuatnya harus beristirahat total di rumah selama satu minggu. Ketidak-hadiran Youra selama itu membawa pengaruh besar pada rasa penyesalan di hati Manajer Lee. Apalagi Youra lebih memilih untuk men-silent seluruh panggilan dan juga Line yang masuk.

Termasuk dari Seojin dan juga Taehyun dan hasil saat dirinya kembali masuk kerja, tatapan membunuh Seojin menyambut kedatangannya. Seojin sangat khawatir dengan keadaan Youra. Kekhawatirannya itu menghasilkan rentetan kalimat panjang yang Youra dengar selama dua jam tanpa henti. Tolong ingatkan Youra tentang bagaimana manik kembar Seojin yang berkaca-kaca saat memeluknya.

Rindu katanya.

Iya.

Rindu berperang.

Berbeda dengan Seojin, Taehyun lebih cenderung menghindar. Merasa canggung dengan keadaan lalu kembali dekat begitu saja. Mengalir seperti air yang tenang.

Sedikit menarik kurva senyumnya, Youra menatap ke luar jendela kafe. Kafe menjadi tempat ternyaman setelah kafetaria kantor. Aroma kopi, coklat dan kue manis seketika menguar harum saat kau masuk ke dalamnya. Bunyi dentingan lonceng kecil yang bergesekan langsung dengan pintu utama kafe selalu menjadi hal yang menarik. Semakin sering lonceng berdenting, maka pelanggan semakin banyak berdatangan.

Youra memang memilih duduk di salah satu kursi dekat jendela besar, berhadapan langsung dengan kantor tempatnya bekerja. Meski tujuan utamanya adalah untuk melihat siluet Taehyun. Sejenak manik Youra tertuju pada gerombolan anak Senior High School yang sepertinya baru saja pulang dari kegiatan sekolah. Lagi-lagi Youra menaikkan kurva senyumnya. Masa pubertas dan cinta monyet itu memang masa-masa menyenangkan dan juga menjadi nostalgia yang tak terlupakan. Mulai dari bolos bersama, di hukum di lapangan, mengerjai teman hingga membuat wali kelas marah besar.

Crossroads in Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang