1🍁

541 65 10
                                    

Jangan lupa vote dan komen!!!

🍁🍁🍁

Disebuah warung pinggir jalan, terdapat empat pemuda yang sedang bersantai setelah menghabiskan makanan mereka. Mereka berbincang santai sesekali melontarkan candaan yang mengundang tawa temannya yang lain.

Beni melambaikan tangannya guna meminta perhatian dari ketiga temannya yang lain, bibirnya tersenyum lebar sembari menatap Raka dan Iqbal yang duduk didepannya.

"Kenapa kalo kita naik ojol nggak boleh bayar uang dulu?"

Sontak temannya yang lain terdiam sembari memikirkan jawaban dari pertanyaan Beni. Raka yang memang agak pintar langsung menjawab.

"Ya kalo bayar dulu kan nggak tau berapa tarifnya."

Beni menggelengkan kepalanya sembari mencibir, yang membuat Raka langsung mengernyitkan dahinya bingung.

"Terus apa?" Tanya Iqbal, pemuda itu juga merasa jika jawaban Raka benar.

"Karena uang dulu udah nggak laku." Jawab beni dengan santai, menghiraukan wajah-wajah temannya yang sudah mendatar.

"You're such a bastard!" Jerry mendengus kasar, dia kira mengajak teman-temannya keluar adalah hal yang tepat untuk meredakan emosinya, nyatanya malah bertambah.

"Fuck! Jokes father-father." Ujar Raka sembari terkekeh ringan.

Iqbal menatap Jerry bingung, kenapa dengan temannya yang satu itu, pemuda itu terlihat tidak bersemangat sedari tadi.

"Yank, kamu kenapa?" Tanyanya yang mengundang tatapan ngeri dari yang lain.

Jerry yang merasa tidak dipanggil pun hanya mendongak menatap Iqbal, "Lo punya cewek ya?"

Iqbal berdecak malas, "gw manggil Lo sat!"

"Najis." Jerry bergidik ngeri setelah sadar panggilan sayang itu untuknya.

"Lagian Lo kenapa diem wae? Galau?"

Jerry menggeleng pelan, "gw bingung."
Beni menoleh menatap Jerry lamat, tak biasanya temannya ini mengungkapkan apa yang dirasakannya.

"Bingung kena-"

"Permisi tuan muda, anda disuruh untuk segera pulang."

Beni berdecih karena perkataannya dipotong oleh seorang pria berpenampilan seperti bodyguard yang entah darimana asalnya itu.

Jerry menghela nafas berat, kemudian bangkit dan berpamitan kepada teman-temannya. "Gw pulang dulu, bokap nyariin." Ujarnya yang setelah itu melangkah menuju motor diikuti bodyguard suruhan papanya.

"Lah? Jerry bukannya yateam piatoe ya?" Tanya Beni bingung. lah kok ini dicari bapaknya? Atau nambah personil bapak nih?

"Dia anaknya om Baskara." Ujar Raka santai.

"Baskara siapa?" Tanya Iqbal penasaran.

"Itu loh, yang punya tambang batu bara."

"WHAT?"

.

.

.

Jerry memasuki mansion Vijendra, melangkah melewati ruang keluarga yang ternyata ada Baskara dan juga Harsa.

"Nata."

Jerry menghentikan langkahnya yang ingin langsung ke kamar, pemuda itu seketika menoleh menatap Baskara.

"Hm?"

"Sini dulu."

Jerry mengangguk dan melangkah mendekati Baskara, mendudukkan tubuhnya disofa samping pria matang itu, menghiraukan Harsa yang menatapnya dengan tajam.

𝐈'𝐦 𝐕𝐢𝐣𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang