4🍁

316 40 5
                                    

Jangan lupa vote dan komen!!!


🍁🍁🍁

Jerry menatap kagum bangunan didepannya, sungguh indah kampusnya saat ini. Bangunan yang menjulang tinggi, kolam yang memanjang didepan gedung utama, hingga taman bunga yang luas dengan rumput hijau pendek yang mampu membuat pemuda belum genap dua puluh tahun itu terpesona.

Jerry melangkahkan kakinya perlahan, berniat menikmati suasana baru di tempat baru ini. Disampingnya ada Gilang yang sedari tadi hanya menampilkan wajah datar tanpa ekspresi, entah ada apa dengan pemuda itu yang biasanya selalu menampilkan wajah tengilnya.

"Cakep banget nih kampus." Ujar Jerry sembari mengeluarkan ponselnya, ingin memotret.

"Masih lebih cakep lo." Sangkal Gilang tanpa menoleh, manik gelap pemuda itu menelisik setiap tempat.

Jerry menatap Gilang jijik, "Stres lo?"

"Gw serius!" Ujar Gilang sembari menatap Jerry, wajahnya menampilkan ekspresi tengilnya kembali.

"Fuck you!"

Jerry segera meninggalkan Gilang sendiri, sudah tidak mau mendengar celotehan Gilang yang menurutnya sangat freak.

Brukk...

Saat sedang menikmati perjalanannya menuju gedung administrasi, Jerry tak sengaja menyenggol seorang pria tua.

Jerry membulatkan matanya kaget, pemuda itu segera membantu pria itu untuk berdiri, walaupun jika dilihat pria itu sangat tidak membutuhkan bantuannya karena badannya yang cukup segar.

"Sorry sir, I was careless." Ujar Jerry setelah pria itu berdiri tegap didepannya.

Pria itu menatap Jerry. kemudian mengerutkan keningnya sejenak, yang membuat Jerry juga bingung. Apakah pria didepannya ini ada masalah penglihatan?

"Tidak apa-apa, saya juga tidak terluka."
Jerry sedikit terkejut karena pria itu menggunakan bahasa Indonesia dengan lancar, pantes kok wajahnya melokal.

"Kamu, mahasiswa baru dari Indonesia?" Tanya pria itu sembari menelisik Jerry dari atas kebawah.

"Iya pak." Jawab Jerry kikuk, pasalnya ia belum terbiasa disini. Jika yang bertanya seorang pemuda ia akan langsung meninggalkannya tanpa perlu repot menjawab. Lah ini pak tua, bisa-bisa menjadi pemuda yang tak punya adab dia jika langsung pergi.

"Saya sepertinya punya cucu yang seumuran kamu, entahlah saya belum pernah menemuinya." Ujar pria tua itu sembari tersenyum tipis.

Jerry ingin pergi rasanya, bukan urusannya jika pria didepannya ini memiliki cucu seumurannya, bodo amat anjir, nggak peduli.

"Hahaha iya pak." Jerry akhirnya hanya tersenyum kecil, tak tau harus bersikap seperti apa.

"Kalo gitu saya pergi dulu pak." Pamit Jerry sembari tersenyum simpul, pria tua itu juga langsung mengangguk mengiyakan.

Akhirnya bebas ya Tuhan.

.

.

.

Jerry telah menyelesaikan urusan administrasinya, pemuda itu saat ini sedang duduk disebuah bangku yang tersedia di taman gedung itu.

"Anjirr, duit gw nipis, mahal banget disini." Ujarnya lirih, pemuda itu berfikir bahwa dirinya juga harus mencari kerjaan disini, untuk bertahan hidup dan juga membayar biaya pendidikannya.

"Jerry?"

Jerry tersentak mendengar panggilan seseorang, pemudanya itu menoleh kebelakang. Manik madunya menatap Cokro yang sedang berdiri.

𝐈'𝐦 𝐕𝐢𝐣𝐞𝐧𝐝𝐫𝐚! [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang