Hueningkai hanya diam dengan wajah takut dan frustasi. Ia menjambak rambutnya dan menyenderkan dirinya di tembok.
Kala itu di waktu petang, dimana waktu sekolah sudah usai. Duduklah Yuna di bangkunya sembari menulis sesuatu.
"Yun, cara yang ini gimana?"
"Bentar ya Ryu, lagi gue kerjain yang soal itu."
Mereka nampak asik mengerjakan soal dengan berbagai angka hingga matahari hampir tenggelam.
"Woi ayo balik lah. Betah banget sih, jam ekskul udah selesai daritadi loh." Seseorang berdiri menyender di pintu kelas.
"Duluan aja, Lia. Tanggung tau, sisa dua soal lagi."
Lia nampak berdecak mendengar pernyataan Yuna. "Minggu depan ekskulnya libur. Nggak usah dikerjain."
"Parah lu."
Lia terkekeh lalu mengedikkan bahunya. "Yaudah deh kalo kalian nggak mau pulang. Nanti diculik pocong gudang tahu rasa."
"Lia ih!"
Keadaan kembali sunyi saat Lia sudah melangkahkan kakinya pergi dari sana. Yuna kemudian memberikan bukunya pada Ryujin untuk di contek.
"Ryu, menurut lo sekolah ada pocong?"
Ryujin memukul bahu Yuna. "Sstt! Jangan ngomongin begituan."
Yuna reflek menutup mulutnya dan menatap sekitarnya dengan takut. Matanya melotot saat melihat seseorang seperti mengintipnya dari jendela.
"Ryu..." Bisik Yuna takut.
"Ck apasih elah, bentar dong." Tanpa menggubris Yuna, Ryujin melanjutkan tulisannya.
Saat Yuna lihat lagi, orang itu sudah tidak ada.
Set!
"Udah nih, ayo pulang."
Yuna mengangguk dengan segera lalu membereskan alat tulisnya.
Ryujin yang sedang memasukkan bukunya pun memicingkan matanya. "Yang ngeliatin kita siapa tuh Yun?"
Yuna langsung menghentikan kegiatannya dan memegang pergelangan tangan Ryujin.
"Nggak lucu."
"Liat noh di jendela."
"Nggak mau!"
"Liat dulu ih." Ryujin memaksa Yuna untuk menatap ke arah jendela.
Dengan takut Yuna membuka matanya. "Kai?"
Ryujin mengangguk pelan. Lalu Yuna mendengus dan mencebik. "Yaelah kirain apaan."
Ryujin terkekeh. "Noh dia dadah-dadah."
"Ish! Apasih Ryujin! Jangan digagas." Ucap Yuna ketus.
"Hai Yuna, hai Ryujin."
Ryujin menolehkan kepala ke arah Yuna yang hanya mengangguk singkat.
Sementara Hueningkai masih tersenyum. "Bisa ngobrol sebentar?"
Yuna mengernyitkan dahinya bingung. "Ngobrol? Ngobrol lah cepet."
Hueningkai terkekeh. "Berdua."
Ryujin menaikkan alisnya mengerti. "Yaudah gue pergi."
Namun, Yuna segera memegang tangan Ryujin agar gadis itu tidak meninggalkannya. Ia menggelengkan kepalanya pelan.
"Mau ngobrol apa sih, Kai. Disini aja lah."
![](https://img.wattpad.com/cover/369401309-288-k318505.jpg)