TOAO-11

10.8K 828 162
                                    

Ara berlari sekuat tenaga nya agar sampai pada ruangan Roky di rawat, otaknya tak bisa berpikir apapun sekarang. Saat ini yang ada di kepalanya adalah Ara hanya ingin Roky selamat, dalam hatinya juga Ara tak berhenti berdoa agar tuhan menyelamatkan Roky.

Setelah 15 menit Ara berlari, akhirnya Ara sampai pada ruangan Roky yang di beri tahu oleh perawat disana. Dengan kaki yang gemetar Ara memberanikan diri membuka pintu ruangan tersebut hatinya tak siap melihat keadaan laki-laki yang ia cintai didalam.

Air mata Ara lolos begitu saja dan tangannya menutup mulutnya yang terbuka. Tulang Ara rasanya melunak hingga tak kuat menopang beban tubuhnya saat melihat tubuh yang di tutupi kain putih. Isak tangis Ara semakin terdengar sambil melangkahkan kakinya mendekati brankar.

Rasanya Ara ingin marah pada tuhan karena telah mengambil suaminya, Ara belum siap kehilangan Roky dengan cara seperti ini, baru saja Ara ingin memulai kembali hubungannya dengan Roky setelah sekian lamanya berpisah mengapa tuhan dengan cepat memisahkannya lagi.

Perlahan Ara berjalan mendekati brankar, tangis Ara semakin keras terdengar setelah berada di samping tubuh Roky dan dengan cepat Ara memeluk tubuh Roky yang terbaring di atas brankar.

" Abang bangun hiks hiks jangan tinggalin aku bang please bangunnn. Aku minta maaf pernah tinggalin abang, abang jangan balas aku dengan kaya gini please bangun bang hiks hikss "

" Abang, Kakak, sama Adek masih butuh ayah. Abang belum ketemu sama Adek lho, iya anak kita 3 bang mereka kembar 3 maaf aku sembunyiin Adek dari abang. Abang ingat waktu Abang ketemu mba Sum di parkiran rumah sakit itu Arka bang bukan Killa. Ayo bangun bang Arka belum pernah ketemu ayah " Tangis Ara semaki menjadi sambil menggoyangkan tubuh Roky.

" Abangggg!!! Bangunnn ayo bangunn!! BANGUNNNN!!!! " Ara berteriak di akhir kalimatnya, dan tiba-tiba Roky membuka kain yang menutupi wajahnya hingga Ara tersentak kaget.

" Maksud kamu apa yang? Anak kita 3? Sumpah?" Tanya Roky tanpa rasa bersalah.

Ara yang melihat Roky tiba-tiba hidup pun mengerutkan alis nya kebingungan, Ara merasa ini adalah hayalannya yang masih berharap Roky bangun.

" Sayang hei, ini abang. Abang masih hidup tadi abang cuma bercanda, abang cuma mau kerjain kamu tadi " Ucap Roky yang panik karena Ara tiba-tiba nge-freeze.

Roky menarik tangan Ara dan menempelkan kedua tangan Ara di pipinya agar Ara sadar bahwa ini bukan lah hayalannya.

" Pegang, ini abang yang. " Ucap Roky lagi, bibir Ara kembali melengkung ke bawah dan menangis kencang membuat Roky terkekeh lalu menarik Ara kedalam pelukan nya.

" Sshh shh cup cup sayang, maaf ya abang gak akan tinggalin kamu yang abang cuma bercanda tadi " Ucap Roky sambil mengusap lembut kepala dan punggung Ara.

" Awwshh sakit yang " Pekik Roky.

" Gak lucu bercandanya! Kalau malaikat denger terus abang di ambil beneran gimana?! " Omel Ara sambil mencubiti perut Roky.

" Aww aww iya iya ampun yang " Ucap Roky sambil melindungi perutnya dari serangan Ara.

Roky menangkup wajah Ara dengan kedua tangannya dan menyeka air mata Ara dengan ibu jarinya, Roky mengecup sekilas bibir Ara masih melengkung ke bawah membuat Roky gemas ingin menggigit bibirnya.

" Yang " Panggil Roky kali ini dengan nada serius.

Ara paham apa yang akan Roky bicarakan, Ara memilih duduk di kursi yang ada di samping brankar sambil menarik nafasnya dalam.

" Abang gimana keadaannya? Apa yang sakit?" Tanya Ara

" Abang oke yang, cuma kening luka sedikit. Tolong jangan mengalihkan dulu yang "

The One And Only season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang