Chapter 1: Rencana

261 22 0
                                    


Seusai perform di teater, Freya langsung mencari Fiony di backstage. Freya melihat Fiony sedang duduk sendirian, memandang layar ponselnya dengan serius. Dengan gaya sok cuek, Freya melemparkan sebotol air mineral ke arah Fiony. "Nih!...minum," katanya.

Fiony menerima botol itu tanpa mengucapkan terima kasih. Ia hanya membuka tutupnya dan menenggak air tersebut. Freya kemudian meninggalkan Fiony dan bergabung dengan member lain yang sedang asyik ngobrol.

Tidak ada yang aneh hari itu sampai saat Freya bersiap untuk pulang. Ibunya sudah menunggu di luar gedung. Namun, tiba-tiba Fiony mendekati Freya dan bertanya, "Fre, besok sibuk gak?"

Freya mengangkat alisnya. "Gak, emang kenapa?"

"Nginep di rumah aku yuk? Udah lama kamu gak nginep di rumahku," ajak Fiony dengan nada yang sedikit ragu.

Freya terdiam sebentar, lalu menggodanya. "Tumben...kenapa? Kangen ya?" sambil tertawa kecil.

Fiony menepuk lengan Freya dengan malu-malu. "Idih, najis!" katanya dengan pipi yang merona. Ia lalu pergi dengan cepat, meninggalkan Freya yang hanya bisa tertawa melihat tingkah laku temannya yang tidak seperti biasanya.

Freya kemudian menuju ke luar gedung dan pulang bersama ibunya yang sudah menunggunya di mobil. Dalam perjalanan pulang, Freya memikirkan ajakan Fiony. Sudah lama memang mereka tidak menghabiskan waktu bersama di luar jadwal JKT48.


Pada malam harinya di kamar apartemennya, Fiony sedang asyik menonton film favoritnya ketika suara dering ponselnya tiba-tiba mengagetkannya. Ternyata itu Freya yang menelepon. Fiony mengangkatnya dengan nada ketus, "Apa?"

Freya tertawa kecil di ujung sana. "Galak amat, Ntri. Gua perlu bawa apa nih? Udah lama gak nginep ke rumah temen," tanyanya dengan nada ceria.

Fiony terdiam sejenak, sedikit terkejut karena biasanya saat ia mengajak Freya menginap, Freya hanya merespons setengah hati. Tapi kali ini Freya benar-benar tertarik. "Bawa aja baju ganti sama piyama, sikat gigi, sabun sama peralatan mandi kan di rumah gua juga ada," jawab Fiony akhirnya.

"Ooh oke deh. Yaudah itu aja, bye," Freya mematikan panggilannya tanpa basa-basi.

Sudah biasa bagi mereka mematikan telepon secara tiba-tiba karena keduanya sama-sama gengsian dan tidak sanggup mengungkapkan perasaan dengan jujur. Fiony melanjutkan tontonan filmnya, namun pikirannya melayang ke rencana menginap besok dengan Freya. Tanpa sadar, film yang ditontonnya sudah selesai, namun senyumnya tetap terpatri di wajahnya, membayangkan momen yang akan mereka habiskan bersama.

What are we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang