Chapter 4: Canggung

119 17 1
                                    

Pagi pun tiba, terdengar suara burung tetangga saling bersahutan yang membuat Freya terbangun. Ia merasakan ada sepasang tangan kecil yang memeluknya dari belakang. Freya tertegun dan bingung harus ngapain untuk melepaskan diri dari pelukan hangat itu. Meski tahu Fiony sulit dibangunkan dari tidurnya, kali ini Freya tidak ingin membangunkannya. Mungkin agar Fiony tidak malu atau tidak ingin membuat suasana semakin canggung.

Lima belas menit berlalu, dan Fiony masih belum bangun juga. Freya menghidupkan alarm HP-nya, menaruhnya di dekat Fiony, dan pura-pura tidur agar saat alarm berbunyi, Fiony yang bangun duluan.

Rencana itu berhasil. Alarm berbunyi, membuat Fiony terbangun dan segera melepaskan pelukannya. Freya penasaran dengan ekspresi Fiony saat itu, tapi hanya mendengar suara langkah kaki menjauh dan pintu terbuka. Freya menebak kalau Fiony pasti pergi keluar kamar karena merasa malu dan bingung.

Di kamar mandi, Fiony bersembunyi sambil ngomong sendiri dengan suara kecil, "Duh! Bisa-bisanya gue meluk Freya," katanya sambil merasa geli sendiri. Fiony tiba-tiba teringat kejadian semalam dan mencoba berpikir apakah itu cuma mimpi atau tidak. Wajahnya semakin merah padam saat memikirkan hal itu.

Sementara itu, Freya masih terbaring di kasur, merasa geli dengan apa yang dia lakukan semalam. "Argh! Najis! Ngapain coba gue mau cium Cepio semalam?" ucap Freya dengan nada kecil.

Tiba-tiba terdengar suara pintu kamar terbuka. Freya menoleh dan melihat Fiony yang merona dan terkejut mendengar perkataan Freya tadi. Fiony segera menutup pintu itu kembali, meninggalkan Freya dengan perasaan campur aduk.

What are we?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang