2. day two?

1.5K 195 2
                                    

enjoy.

Seperti yang sudah terjadi kemarin, pagi menjelang siang ini, Zio sudah memulai pekerjaannya sebagai bodyguard, Cathrine. Kini Zio tengah berada di samping Catherine yang sedang menjalankan tugasnya sebagai seorang pekerja, yaitu mengerjakan dokumen dokumen yang belum ia selesaikan.

Catherine merasakan tenggorokannya kering saat ini, "Ekhem, saya serek." dirinya mengkode sang bodyguard yang berada di sebelahnya, Zio.

"Minum atuh, kak," bukannya mengambilkan Catherine minum Zio malah menyuruh Catherine untuk meminum sendiri.

Duk!

Catherine merasa kesal, dirinya menggebrak meja kerjanya menggunakan satu tangan untuk membuat Zio tersadar.

"E-eh iya, kak. Maaf, biar saya ambilkan dulu," Zio saat ini benar benar merasa bodoh karna tidak tahu apa yang di maksud bosnya.

"Astaga, yang bener aja Ziolineee ..." batin Zio merutuki kebodohannya.

"Ini, kak." Zio meletakan gelas yang sudah berisikan air tepat di samping tangan Catherine.

Zio hanya mendapatkan deheman dari Catherine. Ah, Zio saat ini benar benar merasa bersalah dengan kelakuannya tadi. Dirinya benar benar lupa jika sedang berhadapan dengan sang bos.

Zio beberapa kali membuka mulutnya seolah ingin mengatakan sesuatu pada Catherine namun sedikit mengurungkan niatnya karna melihat Erine yang tengah pusing, sepertinya.

"Kenapa?", Catherine menyadarinya. Itu membuat Zio menjadi gelagapan sekarang.

"O-oh, i-itu ka-kak," Zio benar benar salah tingkah saat ini karna takut dirinya mengganggu Erine.

"Bilang aja," pinta Erine. Zio menghembuskan nafasnya mencoba menetralkan gelagapannya sekarang, "E-eum, maaf karna kebodohan saya tadi,"

Begitu cepat Zio mengatakan kalimatnya barusan membuat Erine menatapnya gemas. Tak salah, ekspresi Zio saat ini benar benar lucu.

Tanpa sadar, Erine tersenyum, "Gapapa, kamu masih baru disini, jadi saya wajarkan." ujar Erine membuat hati Zio sedikit tenang.

Zio tersenyum lalu kembali berdiri tegak sembari memerhatikan Erine yang tengah bekerja.

"Kalo kamu cape, bisa duduk. Tapi di samping saya." celetuk Erine.

"Eh, gapapa. Ini udah tugas saya," tolak Zio lembut.

Erine tersenyum tipis, "Kalo saya udah nyuruh kamu duduk, berarti boleh."

"Eum ... pake kursi yang mana, ya?", Zio menerimanya. Karna memang dirinya sudah 2 jam lebih berdiri di samping Erine, itu cukup membuat kakinya merasa jemper sehingga dirinya butuh duduk.

"Ambil yang ada aja," sahut Erine.

Zio mengangguk, ia mulai mencari kursi kecil yang berada di ruangan itu dan dapat. Zio segera menghampiri lalu menarik perlahan kursi itu dan mendekatkannya tepat di samping Erine.

"Disini?", tanya Zio.

Catherine mengangguk.

3 jam berlalu

Saat ini mata Zio sudah mulai merasakan kantuk, dirinya beberapa kali memejamkan matanya mencoba mengurangi rasa kantuk yang menyerangnya.

"Kamu mau kopi?", tanya Erine yang menyadari Zio mulai mengantuk.

Dengan kesadaran penuh Zio menggeleng cepat, "Saya punya penyakit magh. Ga memungkinkan saya buat minum kopi," jawab Zio cepat.

Erine mengangguk paham, "Kalo gitu, ikut saya." Erine beranjak dari tempat duduknya lalu mulai menarik pergelangan tangan Zio untuk mengajaknya keluar dari ruangan tersebut.

Fell In Love With You, Ziolline?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang