7

20 10 0
                                    

Happy Reading - ̗̀꒰ᐢ • ˕ • ᐢ꒱  ̖́-

Tiga orang remaja laki laki sedang berkumpul dirumah salah satu dari mereka bertiga. Yang satu sibuk dengan ponselnya, dan yang dua sibuk bermain PS.

Ketiga remaja itu adalah Aresh, Bima, dan Bayu.

Jari jempol Bima sedang berkutat dengan layar ponselnya, itu menandakan ia sedang mengetik di ponsel tersebut. "Lang, ada yang nanyain lo," ucapnya memberitahu temannya yang dia sebut Lang.

"Ha?Siapa?"

"Manusia, Lang."

"Iya gue tau manusia, tapi siapa?"

"Cewe, Lang."

Dia mencoba untuk sabar menghadapi spesies manusia seperti Bima ini, tapi sepertinya Bayu bukan tipikal orang yang stok kesabarannya banyak. "IYA SIAPA NAMANYA LOL!"

Bima menekukkan pergelangan tangannya, lalu ia mencolek lengan Bayu. "Ihh~ kamu kok ngomongnya kasar ziiee~," balas Bima dengan nada mirip seperti bencong yang ada di lampu merah.

Bayu mengidik ngeri melihat salah satu temannya ini mulai kumat. "Lo udah cocok Bim jadi bencong di lampu merah, mau gue daftarin?"

"Gila kali lo, ogah gue jadi bencong."

"Buruann, siapa yang nanyain gue?"

"Narsha, anak kelas 11 IPS 1. Lo tau kan?"

Orang yang berada di samping Bayu seketika menoleh, ketika mendengar nama Narsha disebutkan oleh Bima.

"Eh?" Bayu tampak bingung. Dia tau Narsha, tapi yang dia bingungkan kenapa tiba tiba cewek itu menanyakannya? Bahkan ia mengira Narsha tidak mengenalinya. "Nanyain apa?" lanjutnya.

Bima menunjukkan room chatnya dengan Narsha, disitu tampak jelas ada beberapa pesan yang menunjukan Narsha bertanya soal Bayu.

Tapi bukannya membaca pesan pesan itu dengan benar, Bayu malah salfok dengan ketikan Bima."Tumben gak lo pdkt-in si Narsha? Biasanya tiap ada cewek yang ngechat ke lo, pasti langsung lo gas broo," celetuk Bayu.

"Iya juga ya, kok gue kagak kepikiran sih? Hatur nuhun pisan kasep (makasih banget ganteng), sudah mengingatkan kawanmu yang baik hati ini, untuk senantiasa berada di jalannya," balas Bima diseratai dengan senyum ala ala playboy berkelas.

"Tapi, gue curiga kayaknya Narsha suka deh sama lo. Lang," celetuk Bima. Sontak Aresh yang mendengar itu langsung menatap sinis kepada sang empu yang mengatakan kalimat tersebut. Tapi Bima belum menyadari itu.

"Mang eaa?" Ledek Bayu. "Kalau semisalnya omongan lo bener juga, gue sih gak mau ya. Soalnya gue suka sama salah satu orang yang deket sama si Narsha."

Bima hanya mengangguk saja. Hingga seketika dia kaget kaget saat sadar salah satu temannya itu menatap dirinya dengan tatapan sinis, tatapannya bagaikan harimau yang akan menerkamnya saat itu juga.

"Sans Resh, mata lo serem." Tubuh Bima merinding seketika, dengan gerak cepat dia langsung berlari ke arah dapur, entah apa yang akan dilakukannya.

"Lo kenapa dah Resh? Kayak gak suka kalau ada ngomongin si Narsha?" Tentu yang bertanya itu Bayu, karena Bima sudah kabur ke arah dapur.

Aresh yang ditanya itu berusaha menetralkan ekspresinya. Gak gue gak boleh kayak gini. Lo kenapa si Resh, Batin Aresh.

"Lah? Emang gue kenapa?" Aresh malah bertanya balik. "Gue gapapa kok," lanjutnya.

"Itu Ta-" kalimat yang akan diucapkan Bayu seketika terpotong.

Karena tiba tiba Bima datang dengan membawa ember hitam yang berisi air yang sudah dicampur dengan bunga beraneka macam, berserta dengan gayung yang berwarna pink. Tidak lupa pula dengan tampangnya yang tiba tiba serius.

Narsha AlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang