Perpustakaan adalah tempat favoritku setelah rumah dan ruangan musik. Jika disuruh untuk memilih dari teman dan buku, aku akan memilih buku dengan tanpa rasa segan sama sekali di hatiku. Buku sudah menjadi hal terpenting bagiku sebelum musik. Sebelum pensiun, ibuku adalah seorang penulis novel detektif dan misteri. Berkat karya tulisnya yang meninggalkan kesan positif bagi banyak orang, ibu menjadi penulis yang sukses. Salah satu seri novel andalan dan paling difavoritkan oleh semua pembacanya berjudul “Detektif Zayya.” Detektif Zayya dideskripsikan sebagai pria berusia 22 tahun dengan penampilan elegan dan postur tubuh yang atletik tapi juga terlihat feminim secara bersamaan. Selain fisik yang hampir sempurna, cara berpikir dan ketelitiannya tidak perlu ditanya. Ibu menggambarkan Zayya sebagai orang yang tidak hanya pintar, tetapi sangatlah sopan. Ia digambarkan sebagai seseorang yang tegas, berstandar tinggi, disiplin, dan dingin tetapi juga tetap membawa kesopanan, kemampuan kontrol diri yang baik, dan kesabaran yang sangat tinggi. Seri novel Detektif Zayya memiliki 7 buku yang berisi kasus-kasus pembunuhan yang kompleks dan terkesan tidak mungkin. Dimulai dari kasus pembunuhan kakek yang tinggal sendirian di pinggir desa hingga kasus pembunuhan penjaga gawang sepakbola yang mengarah ke tindak teroris di stadium. Novel ibu ditulis dengan perasaan dan sangat teliti di detail. Karena itulah novel seri tulisan ibu memiliki banyak penggemar dan berkali kali mendapatkan penghargaan. Ibu memutuskan untuk menamatkan seri Detektif Zayya karena ibu tidak lagi bisa memikirkan kasus pembunuhan dan trik dibaliknya.
Aku mengambil buku yang ada di lemari. Buku tersebut adalah salah satu seri Detektif Zayya dengan judul Detektif Zayya: Pengejaran 100 Juta. Buku ini adalah seri ke 3 dari 7 seri yang ada. Kisah ini berawal oleh penculikan 3 pemilik perusahaan yang merupakan sponsor utama dari piala dunia bola basket 2023 di Jakarta. Detektif Zayya yang pada kala itu sedang liburan romantis bersama wanita yang sudah lama dia sukai mau tidak mau harus ikut campur. Apalagi wanita tersebut adalah anak satu-satunya dari salah satu pemilik perusahan yang diculik. Wanita tersebut bernama Anvi. Anvi adalah anak perempuan satu satunya dari si kaya Richard Jonathan, pemilik perusahaan bahan bakar terbarukan. Novel ini memiliki segalanya dan bukan hanya aku yang merasa begitu. Tetapi juga kepada 1 juta pembaca di seluruh Indonesia. Novel yang ditulis oleh ibuku ini memiliki gagasan ide yang kompleks, trik yang tidak biasa juga alur yang tidak bisa diprediksi. Sungguh, ibuku sangat pandai dalam merangkai kata hingga kalimat yang ada di novel indah ini.
Saat aku ingin kembali ke bangku, aku tidak sengaja menabrak perempuan yang ingin lewat di depanku. Hal yang aneh aku tidak pernah melihat perempuan itu di perpustakaan ataupun di sekolah. Perempuan itu pendek, wajah yang bulat, mata ceria, dan memiliki rambut dengan gaya wolf-cut.
“Aduh. M-maaf ya! Aku terburu-buru!” ucap perempuan itu sambil menata dokumen yang dia bawa. Dokumen yang dibawanya begitu banyak dan bertumpuk-tumpuk. Aku penasaran apa yang sedang dia lakukan?
“Enggak. Seharusnya aku yang minta maaf. Aku gak lihat-lihat tadi,” Aku menunduk untuk membantu perempuan itu merapikan dokumennya. Aku memperhatikan dokumen yang berserakan itu tetapi tak dapat memahami isinya. Hal yang ada terlalu acak, di kertas satu tertulis sebuah rumus fisika dan di kertas lainnya tertulis sebuah puisi. “Omong-omong … ini dokumen tentang apa?
“Ini … jadi setiap aku ke perpustakaan aku selalu menulis sesuatu yang penting dari kelas di setiap harinya. Tempat yang biasanya aku duduki ada di pojok perpustakaan. Banyak orang-orang termasuk guru-guru tidak tahu tentang bangku yang kumaksud. Jadinya kertas-kertas catatanku ku simpan disana."
“Dan kamu ketahuan? Apa benar?” potongku.
“Ya … begitulah. deduksimu tepat juga ya … siapa kau? Anak Sherlock Holmes?”
“Sherlock Holmes cuman karakter fiksi. Aku Deandra Dwi Damar dari kelas 11 MIPA 1.”
“Ouh MIPA 1? Bukannya itu kelas yang terkenal gara tara isinya anak anak pintar ya? Oh ya … namaku Carla Maylein. Aku dari kelas 11 MIPA 2.”
“MIPA 2? Aku kok baru lihat kamu ya? Padahal aku bolak-balik ngajar disana.”
“Aku baru pindah kesini saat awal semester 2. Keluargaku pindah dari Singapura ke Bandung. Kata mereka sih mereka kangen rumah. Jadinya mereka sepakat buat pindah ke Bandung.”
“Oh jadi kamu orang Bandung asli? Aku juga pindahan kok, tapi bukan dari luar negeri. Aku dari Surabaya. Disini aku cuman ngikutin ayah, soalnya tempat kerja utamanya ada di Bandung.”
“Wih sama ya … emm … makasih ya udah bantuin aku buat ngerapihin dokumen.” Carla tersenyum. “Aku ingin berbicara banyak denganmu. Tetapi hari ini aku sibuk. Begitulah, aku ketinggalan banyak pelajaran semenjak ada disini. Jadi … permisi ya Dean.”
“Baiklah. Sampai jumpa.”
Berbicara dengan Carla sedikit membuat kupu-kupu cintaku berterbangan. Tetapi dengan kebiasaan klasikku. Aku mengabaikan perasaan tersebut. Hal yang aku tahu saat itu hanyalah aku mendapatkan teman baru. Bukanlah seorang teman romantis.
Saat aku membaca buku. Pikiranku tidak bisa lepas dari Carla. Entah kenapa diriku selalu mengingat senyumannya. Lalu suatu perintah muncul pada benakku. Aku baru mengingat bahwa aku harus membawakan buku biru ini kepada seseorang yang bernama Andrea. Sampai saat ini aku tidak tahu dimana atau siapa Andrea. Jadi, aku pergi ke komputer perpustakaan dan mencari nama Andrea di data siswa. Namun, keanehan kembali terjadi. Tidak ada nama Andrea di data siswa tahun ini dan tahun kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dissimula: Kakakku Seorang Mata-Mata
Mystery / ThrillerUpdate setiap hari Sabtu!!! "Professor Dean" adalah julukan yang sering dilontarkan teman teman Deandra setiap saat mereka bertemu. Tidak salah mengingat bahwa Dean adalah murid paling pintar didalam sejarah SMA IT Ganesha. Hal ini dibuktikan dengan...