Malam demi malam berlalu, dan pendopo tidak lagi menunjukkan suasana yang mencekam. Alunan gamelan mengalun begitu indah, mengisi udara dengan keharmonisan yang memikat. Tangan yang mahir begitu lincah mengarahkan pemukul ke setiap denting gamelan.
"Mas, kamu ingin aku menari?" tanya Nirmala, suaranya lembut meresap ke dalam keheningan malam, membuat orang itu melirik dengan senyuman.
"Menarilah. Buat aku jatuh cinta padamu lagi," jawab Mas Bagas dengan lirih, matanya dipenuhi oleh cahaya kerinduan.
"Perkataan yang manis, Mas Bagas. Tapi, aku tidak akan menari untuk membuatmu jatuh cinta," jawab Nirmala dengan mantap, sambil mengikat selendangnya dengan rapi.
Tangannya yang lentik mengikuti alunan gamelan dengan gemulai. Pinggulnya menguasai panggung, setiap langkah kaki berpindah dengan keanggunan yang mempesona. Alunan gamelan semakin mengalun, menciptakan aura romantis yang memenuhi malam itu.
"Kenapa kamu tidak ingin jatuh cinta padaku?" tanya Mas Bagas dengan lembut, matanya penuh dengan kerinduan.
"Karena kamu sudah mencintaiku, Mas Bagas. Jangan pura-pura tidak mengerti," elak Nirmala dengan senyum yang menyiratkan kebahagiaan yang mendalam.
Juni yang masih terjaga di malam hari, tersenyum mendengar alunan. Ia tidak lagi terkejut jika setiap malam alunan gamelan selalu terdengar, karena Nirmala dan Mas Bagas akan menghabiskan waktu bersama, membawa harmoni dan cinta yang tiada tara.
"Apa yang membuatmu tersenyum, Sayang?" tanya Abimanyu, menaruh kepalanya di bahu Juni yang sedang asik perawatan kulit.
Juni tersenyum lebar, "Aku tidak iri dengan mereka."
"Mereka membuat kita memahami arti cinta sebenarnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nirmala : Gamelan Ayu Banowati [Segera Terbit]
Horor(Dilarang Plagiat) 🥇Juara 1 MWC - Navi Publisher Sebagai tunangan yang akan segera melangsungkan pernikahan, Abimanyu dan Juni mulai mencari rumah di kota impian mereka. Daerah Cimahi memiliki banyak rumah tua klasik yang masih layak dihuni. Akhir...