Chapter 3

518 50 5
                                    

Keesokan harinya Anggara sudah siap untuk pergi ke sekolah. Ia menatap dirinya dipantulan cermin, helaan nafas terdengar.

Baiklah mari ucapkan selamat tinggal untuk kehidupan yang damai dan ucapkan selamat datang untuk kehidupan banyak masalah.

Anggara mengambil tasnya yang tergeletak di lantai, ia turun kebawah. Yeah mari kita berdoa semoga saja pagi ini tak terlalu banyak drama, Anggara sekarang benar-benar merasa lapar!

Dengan wajah datarnya Anggara pergi menuju ruang makan. Setibanya di depan ruang makan ia diam sejenak, setelah beberapa detik diam Anggara masuk kedalam ruangan tersebut.

Tampak seluruh anggota Keluarga Besar Smith sudah makan terlebih dahulu tanpa menunggunya, tapi Anggara hanya bersikap acuh saja. Selagi makanan masih tersedia tak peduli mereka mau makan lebih dulu atau lebih lambat darinya.

Dengan lahap Anggara makan. Bahkan ia sampai lupa untuk menyapa mereka, saking kuatnya efek lapar ini Anggara melupakan semuanya. Tapi tenang saja ia masih bisa menjaga etika makannya kok!

“Bunda Bella mau cumi goreng punya Bang Caesar!” seru sesosok gadis dengan ekspresi yang di imut-imut kan.

Rabella Zaylee Smith atau yang biasa dipanggil Bella, sepupu Caesar asli dari pihak ayahnya. Jadi wajar saja ya kalau marga mereka sama.

Orang yang dipanggil ‘Bunda’ oleh Bella yang tak lain ialah tantenya Caesar asli alias Rosalie Nicole Smith langsung menatap kearah Anggara.

“Caesar kasih cumi goreng punya kamu ke Bella!” perintahnya dengan wajah angkuh.

Anggara mengerutkan keningnya. Ingin makan dengan tenang saja sangat sulit rasanya. Dan lagi, jelas-jelas masih terdapat cumi goreng di atas meja, jadi untuk apa meminta miliknya?

“Caesar berikan cuminya!” ulang Rosalie sekali lagi, kali ini nada suaranya menjadi sedikit lebih tinggi.

Anggara yang jengah karena acara sarapannya terganggu lantas menatap tajam kedua orang yang berstatus Ibu dan anak tersebut.

Rosalie yang ditatap tajam seperti itu terlonjak kaget, bahkan seluruh anggota Keluarga Besar Smith juga terkejut. Ini pertama kalinya mereka melihat tatapan tajam penuh kebencian dari anak yang tak pernah mereka anggap keberadaannya.

Jessica yang sudah pernah ditatap tajam seperti itu hanya diam dan menunduk.

“A-apa!?” tanya Rosalie yang berusaha menutupi kegugupannya.

Anggara tersenyum miring dalam pikirannya. Hanya ditatap seperti itu saja sudah takut? Kemana perginya semua sikap angkuh wanita itu tadi?

“Aku selesai!” tekan Anggara yang sudah tak mood untuk makan.

Baru juga Anggara berdiri, sebuah suara membuatnya mengurungkan niat untuk pergi. Anggara menatap penuh dendam ke orang yang berbicara itu.

“Sebelum semua anggota Keluarga selesai makan tak ada seorangpun yang diizinkan untuk pergi!” ucap Arslan dengan raut wajah datar.

Anggara menggeram tertahan, ia memejamkan matanya sejenak untuk menahan amarah yang ingin keluar. Dirasa sudah sedikit tenang Anggara kembali membuka matanya dan menatap dingin sosok pria paruh baya yang sangat disegani di Keluarganya ini.

“Sebelumnya maaf kalau saya kurang sopan, tapi Tuan Besar Arslan yang terhormat... Bukankah anda sendiri yang mengatakan kalau saya bukan bagian dari Keluarga ini?” ucap Anggara dengan tatapan dingin.

Mata elang Anggara menatap intens pria paruh baya yang tampak masih awet muda itu.

Arslan tentu saja terkejut saat melihat perubahan yang sangat drastis dari cucu yang paling dibencinya.

Transmigrasi; Anggara's Second Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang