6⃣ (REVISI)

202 17 0
                                    

"Bang, ngapain bengong disini? " Tanya pria paruh baya yang mengejutkan sang anak "ih, ayah ngagetin aja deh, cuma mau ngambil minum, hauss"jawab Hendra yang di jawab kekekhan dari jaya " Papa lembur hari ini? Kok baru pulang tumben ? " Tanya Hendra
"Iya nih pegel banget , kita kan baru kesini jadi banyak banget yang harus di urus, besok kamu udah mulai kelas ya? " Tanya jaya
"Iya yah"
"Yaudah gih istirahat" Ucap jaya lalu pergi setelah mengusak surai Hendra
Hendra akhirnya naik setelah menatap lama sang adik? , tanpa mereka sadari Harsa mendengar percakapan mereka dengan senang walaupun ia sedikit iri dengan hal tersebut.

◆◇◆◇◆◇◆◇

Setelah menunaikan kewajibannya harsa mulai mengerjakan tugasnya,kata bi Nia ia bagian menyapu dan mengepel ruang tamu dan ruang keluarga, setelahnya baru ia akan memasak "Bii, kotak obat dimana ya?? Bii" Deg...Teriak seseorang yang harsa kenal cklek... "Kamu kenapa bang cari kotak obat? " Entah kebetulan apa seseorang paruh baya keluar dari kamar mandi dekat dengannya bodohnya Harsa hanya berdiam dengan menunduk , "eh kamu pembantu baru ya?, tau nggak tempat kotak p3k? " Tanya Hendra
Tak ada jawaban dari harsaa yang membuat kedua pria tersebut bingung, saat Harsa hendak berlari suara bariton jaya membuatnya terkejut hingga...
"Eh?! Bukannya kamu yang kemarin nabrak saya ya? "
... Harsa langsung menoleh ke arah mereka, setelah sadar perbuatannya ia langsung berlari menuju dapur, unrungnya ia sudah selesai menyapu dan mengepel.
Sementara itu jaya dan Hendra saling pandang dwngan tatapan yang sulit di artikan .

▼△▼△▼△▼△

Setelah bekerja di pagi hari Harsa kini telah sampai di sekolahnya, ia melangkahkan kakinya menuju kelasnya tak mempedulikan tatapan serta perkataan orang2 disekitarnya, toh sudah biasa
Baru saja ia akan duduk ia dikejutkan oleh 3 orang yang kalian pasti tau siapa menyeretnya menuju taman belakang bugh.. "LO! Lo udah bosen hidup HAH?! Gara2 lo mobil sama kartu kita disita sama bonyok! " Teriak jinan
"udah mulai berani lo sama kita hah?! " Kini giliran nando

Harsa menatap ketiganya bingung, hal itu di sadari oleh Jean

"Bukan lo yang ngadu tentang kejadian kemarin? " Tanya Jean yang dibalas gelengan brutal oleh Harsa

"Aku gak Mungkin lapor, kalian harusnya t-tau dan ng-ngerti sikap aku " Tak lupa wajah memelasnya ia pasang berharap tak dipukul namun apalah dayanya

"ALASAN LO! " Itu Jean,memang sangat menakutkan jika marah

BUGH...

BUGH...

BUGH..

"Gue udah tau sikap manipulatif lo itu ya!, lo kasih apa ke ortu gw? Sampe se gitu pedulinya sama lo MELEBIHI GW YANG NOTABENENYA ANAK KANDUNG MEREKA! " Murka Jean

Ia mencengkram seragam Harsa

"Gue tau, lo... Jual tubuh lo ke daddy gw kan-

Harsa akan menggerakkan tangannya namun..

-secara kan ibu lo JA-LANG" lanjut Jean

BUGH...

Satu bogeman mendarat di pipi Jean

"SIALAN BERANI NYA LO! "

BUGH...
BUGH...
BUGH..

Terakhir ia menendang perut Harsa

"Hajar guys" Ucap Jean

"Mampus kan lo!, makannya gausah sok2 an kalo sama Jean, kita bertiga tau kalo lo anak HARAM" Ucap Jinan

"Pffttt hahahahhahaha" Tawa jinan dan nando

"Yaiyalah orang ibuknya aja jalang, kagak tau yang mana bapaknya, anaknya di telantarin kagak punya uang, nge jual diri deh ke bapaknya Jean "

SRETTTT

entah kapan Harsa bangun tapi ia kini mencengkeram leher nando

BUGH..

"HEH KALIAN! IKUT SAYA KE RUANG BK! " teriakan pak dimas membuat Harsa menghela nafas pasrah, dengan seringai di ketiga pemuda lainnya


𝙃𝘼𝙍𝙎𝘼 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang