1⃣

629 31 0
                                    

Matahari bahkan belum bersiap untuk menyambut hari, namun pemuda itu sudah menyelesaikan semua hidangan paginya, dia adalah pemeran utama kita yaitu Harsa

Tap.. Tap.. Tap.. Suara langkah kaki yang mendekat membuat pemuda itu langsung berlari menuju kamar mandi

Setelah menyelesaikan ritual mandinya dia bergegas menuju kamarnya namun saat dia membuka pintu kamar mandi dia melihat seseorang dengan wajah khas bangun tidur yang menatapnya dengan terkejut walau ia langsung mengubah tatapannya menjadi tajam

tak suara barang yang jatuh membuat Harsa tersadar akan lamunannya dan berlari tergesa menuju kamarnya, sementara pemuda itu hanya menatap punggung Harsa yang perlahan menghilang di balik dinding , tatapannya ia alihkan pada batang yang ada di lantai, ia membungkuk dan memungutnya "ini.. ", " Maaf tuan muda ada perlu apa kemari apakah kamar mandi di kamar tuan belum bisa di gunakan?" "Tanya maid yang baru datang , yang hanya dibalas anggukan oleh pemuda tersebut dan langsung masuk ke dalam kamar mandi

▼△▼△▼△▼△

Setelah sampai di kamarnya Harsa bersiap untuk berangkat ke sekolah

Kamar yang menurutnya sangat nyaman, apalagi di temani chiko kucing kampung yang ia selamatkan 3 tahun lalu di dalam selokan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar yang menurutnya sangat nyaman, apalagi di temani chiko kucing kampung yang ia selamatkan 3 tahun lalu di dalam selokan

Tak ingin memikirkan orang tadi ia segera bergegas untuk berangkat sekol- Ia biasanya pergi bekerja sejenak sebelum pergi sekolah hanya mengantarkan beberapa bunga pesanan orang yang harus di kirim pagi hari, oh tak lupa ia mengambil kue-kue yang akan dititipkan ke sekolahnya .

▼△▼△▼△▼△

"Pagi Harsa, kamu udah siap nganter bunganya? " Tanya seorang permpuan yang biasa Harsa panggil? Kak bunga, bukan karena ia menjual bunga, namun namanya memang bunga xixixi

"Pagi juga kak bunga, aku sangat siap apakah pesanana hari ini banyak? " Tanya Harsa menggunakan tangannya- ya kalian tidak salah Harsa dia tak bisa bicara-bisu namun hal itu tak membuat Harsa putus asa, "tidak kok hanya tiga itupun sangat dekat dengan sekolahmu, ini alamat dan bunganya " Jawab bunga sembari memberikan secarik kertas dan tiga buket bunga "wahh syukurlah, kali begitu aku berangkat dulu ya kak" ucap Harsa setelah berasa di atas sepeda "Hati-hati ya harsa" Balas bunga dengan melambaikan tangannya

Ckiiittt, sekarang Harsa sampai di depan warung 'si mbok', begitu orang-orang memanggilnya, ia akan mengambil titipan terakhirnya setelah mengambil donat di rumah bu rina dan risol di rumah bu beti kini ia akan mengambil cireng di sini "ehh nak Harsa udah sampe mau langsung berangkat atau duduk dulu? " Tanya si mbok Harsa mulai menuliskan sesuatu di sticky notes "mau langsung sekolah saja mbok asa piket hari ini " Begitulah isi dari tulisan nya, karena si mbok tidak bisa menggunakan bahasa isyarat "yasudah ini cirengnya kamu taruh dulu" Ucap si mbok yang langsung di lakukan oleh Harsa, setelah selesai mengamankan cireng itu Harsa kembali ke dalam untuk salim pada si mbok "ini nanti di makan ya" Ucap si mbok sembari memberikan bungkusan kepada Harsa, Harsa yang akan kembali menulis sesuatu lagi di tahan oleh si mbok "udah gapapa, nanti telat loh katanya mau piket, kan udah lama si mbok nggak bikinin kamu bekel" Ucap si mbok, karena sebelumnya Harsa pernah protes karena si mbok selalu membuatkannya makanan, Harsa menggerakkan tangannya "Terima kasih" Kalau itu saja si mbok juga tau artinya , Harsa pun pergi setelah pamit pada si mbok.

Harsa menatap sekitarnya sudah mulai ramai ia baru tersadar dari kegiatan membacanya siswa siswi mulai berdatangan mengisi kekosongan, Harsa merasa was was dan melihat sekelilingnya 'sepertinya hari ini aman' batin Harsa

Brak.. Ahh rasanya ucapan Harsa harus ia tarik kembali disaat ia melihat segerombolan orang yang mendekati mejanya "mana tugas kita? " Tanya salah satu dari ketiga orang di depannya "ma-maaf bukunya ketinggalan, aku tadi buru-buru soalnya piket " Jawab Harsa patah-patah "wahh dia bilang buku kita ketinggalan, sengaja kan lo!! " Bentak satu satunya orang yang mengerti bahasa isyarat "ikut kita! " Harsa pun hanya pasrah pergelangan tangannya di tarik paksa

Disinilah ia sekarang di belakang sekolah dengan tiga orang yang mendukungnya , memang ia yang paling pendek disana sepertinya dia kekurangan gizi, "wah enaknya di apain ya je" Ucap nando sembari memukul-mukul pelan pipi Harsa "wah bang Jean mau pukul bagian mana nihh" Ujar yang paling tinggi di antara mereka "kali ini gue ga bakal pukul dia ji, jadi sekarang sebelum waktunya bu risa buku itu harus ada di tangan kita " Ujar Jean

"tapi habis ini mau bel" Harsa mencoba untuk menolak walaupun ia tau itu akan sia-sia

"dih gak mau tau lah lo yang bikin ketinggalan- ooohh atu lo mau gue pukul huh? " Ucap nando emosi

" Sabar nan,hari ini dia bakal Sambut murid baru, lo gak mau kan bokap gue ngasih gue hukuman

"ucap Jean yang menghentikan nando yang akan melayangkan bogeman kepada Harsa

" Satu.."
"Ta-tapi
"... Dua
Ti-"

Harsa berlari sekuat tenaga menuju warung si mbok untuk mengambil sepeda nya, ia mengkayuh sepedanya dengan kecepatan kilat, ya sepesdanya tidak akan selamat jika ia parkir di parkiran sekolahnya kalian pasti tau kenapa

Saking terburu-burunya ia sampai lupa untuk menggunakan pintu belakang hingga mempertemukan dirinya dengan...


𝙃𝘼𝙍𝙎𝘼 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang