2⃣

308 20 0
                                    

Brak.. Harsa menjatuhkan berkas milik pria paruh baya di depannya" ahh- Maaf saya sedang melihat HP" ucap pria paruh baya tersebut, yang mengira Harsa adalah seorang maid sebelum melihat seragam yang melekat di tubuhnya" Siapa kamu? Anak saya sudah tamat SMA, Apakah kamu salah masuk rumah? " tanya pria tersebut , sementara Harsa yang baru sadar dari keterkejutannya pun segera berlari keluar dan masuk melalui pintu belakang meninggalkan pria tersebut dengan segala kebingungannya " siapa dia? Sangat tidak sopan "ujarnya lalu duduk di meja makan menunggu anak dan istrinya turun untuk makan bersama.

Hahh... Haahhh... Hahh.., Harsa menetralkan nafasnya, Iya duduk di lantai kamarnya dan sedikit pasrah mengetahui bahwa upacara di sekolahnya itu pasti sudah dimulai dari 5 menit yang lalu, apalagi tadi di perjalanan dia sempat terjatuh dan rantai sepedanya putus sehingga mengharuskan dia untuk mengantar sepedanya terlebih dahulu di bengkel, setelah Mengambil buku tugas milik jean jisan dan nando dia hendak minum sebelum menyadari gelas di atas nakas miliknya kosong, Ia pun beranjak dari kamarnya hendak menuju dapur sebelum ia mendengar suara sepatu high heels yang bersentuhan dengan lantai sehingga menciptakan suara sedikit nyaring yang membuatnya langsung bersembunyi dibalik dinding" Good morning honey, You look so beautiful righ-" ucap pria paruh baya itu terpotong saat seseorang menyahutinya"ehem masih pagi jangan romantis-romantisan di depan anaknya lah minimal" ucap Hendra anaknya yang menyusul di belakang istrinya, mereka bertiga pun tertawa ,setelah itu mereka pun sarapan bersama disertai canda & tawa, Harsa hanya bisa menatap mereka dari jauh dan tersenyum lebar melihat masakannya itu hampir habis sepertinya mereka menyukai masakannya.

Puk..tepukan di bahunya menyadarkan harsa dari lamunannya "Apsa kok masih di sini?"tanya Bi Nia satu-satunya maid yang memperlakukannya dengan baik " ini mau berangkat , tadi buku asa ketinggalan Terus mau minum Eh ternyata Mereka lagi sarapan Aku mau lihat bentar, kangen banget udah lama nggak lihat wajah mereka apalagi wajah bunda" Tangan Harsa bergerak dengan antusias, tak lupa senyum lebar yang sangat tulus itu terpasang di wajahnya.Tidak,kalian tak salah ̶d̶e̶n̶g̶a̶r baca, mereka memang keluarga.... Dulunya?, bi Nia memandangnya Sendu beliau adalah satu-satunya maid yang bekerja sangat lama ,Oleh karena itu hanya dialah yang mengerti kondisi keluarga ini, terutama perjalanan hidup Harsa dari kecil, sisanya maid di mansion ini baru, dan hanya mengetahui bahwa Harsa adalah pembantu yang tidak memiliki siapapun yang dipungut olehhnya karena kasihan.
" mau bibi ambilkan airnya?" Tawar bi Nia yang di balas gelengan oleh harsa, segera setelah pamit dengan bi Nia dia bergegas menuju sekolahnya
Harsa berlari dengan air mata yang tidak mau berhenti mengalir, ia sudah lupa rasanya hangat ketika di peluk sang ayah, suara merdu bundanya, bermain bersama kakaknya, terakhir kali ia merasakan itu 15 tahun yang lalu tepatnya saat ia berusia 3 tahun sebelum kejadian besar terjadi dan mengubah hidupnya 180 derajat

Flashback
"Bluumm.. Bluumm.. Blllruumm, awac mobil aca au yewattt" Harsa kecil sedang bermain dengan kakaknya di ruang tamu di temani sang bunda yang menonton TV sembari mengelus perut nya sebelum tangan kecil Harsa ikut mengelusnya juga "unda, abicc ni aca adi akak? " Pertanyaan yang selalu sama namun erika-sang ibunda tak pernah lelah menjawab "iya nanti Harsa jadi kakak yang baik yaa buat adek-adeknya " Jawab Erika "uuhh adek-adek? Ada uwaa? " Tanya Harsa sembari menunjukkan 10 jarinya membuat Erika terkekeh "IHHH SALAHH ASA!, yang benar tuh gini " Sahut Hendra sang kakak "hihihi acaa yupaa".

" Asa mah apa yang gak lupa, kalo gitu asaa gak boleh jadi kakak soalnya asa pelupa, lagian asa juga belum bisa ngomong bener "pertarungan sepertinya akan dimulai, Hendra ini memang suka sekali melihat wajah adiknya yang sekarang sudah memerah dengan matanya yang ber embu " IHH ACAA UDAH EEDEEE! HUWAAAAA" kann Erika sudah bilang "abangg! Adeknya jangan di jailin terus! " Ucap Erika hendak menggendong Harsa "ihh masih di gendong malu dong sama adek nanti wleee" Ejek Hendra lalu berlari membuat tangis sang adik semakin keras, namun ia masih mengejar sang kakak.

Erika khawatir jika menangis sambil berlari akan bahaya karena penglihatan Harsa pasti buram terhalang air matanya apalagi anaknya itu mengalami perlambatan pertumbuhan dikarenakan ia lahir prematur, sehingga bicara dan berjalannya sedikit lambat bagi anak seusianya , kaki Harsa berbelit dan hendak jatuh "HARSA! -" Teriak Erika hap Harsa bersiap merasakan sakit namun yang ia rasakan malah ia terbang, setelah membuka mata ia lihat sekarang sudah si pelukan sang ayah "kann abang untung ada ayah, benjol adek yang kemarin belum sembuh loh , gimana nanti kalo tambah benjol" Ucap Erika "huwaa yayahh abang nacallll hik aca huwaa-", " Udahh nanti sesak dadanya, biar abang ayah marahin"ucap jaya menenangkan Harsa kecil yang masih sesenggukan.

"maafin abang ya bunn, bikin bunda khawatir " Ucap Hendra menyesal "it's okay, jangan di ulangi lagi, minta maaf sama adeknya " Ucap Erika "adekk asaa abang minta maaf yaa, adek hebat kok bentar lagi mau jadi kakak apalagi adeknya duaa, satu prince dan satu princess" Memang Erika sedang hamil anak kembar, tangisan Harsa perlahan selesai tinggal sesenggukan, ia meminta turun yang dituruti oleh jaya dan memeluk abangnya "huum nanti ajayiin acaa itung itung ayak akak emalin yang cama Yayah naaa" Ucap Harsa "eungg" Jawab Hendra dengan anggukan antusias.

Flashback end

𝙃𝘼𝙍𝙎𝘼 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang