Ciee

441 31 1
                                    





Setelah tiga jam pencarian, akhirnya membuahkan hasil, semuanya berhasil menemukan jungwon, kini jungwon sedang berada di rumah sakit, karena mengalami patah tulang dan dehidrasi, di sebabkan ruangan dipakai untuk menyekap jungwon adalah ruangan tertutup, tanpa jendela, jika di lihat kembali, bisa di sebut gudang yang memang jarang sekali di sentuh.

Sebelum di sekap, rupanya jungwon di pukuli terlebih dulu sampai mengenai salah satu tangan kanan nya. Efek nya, kini semua hal yang mengandalkan tangan kanan terpaksa harus mengandalkan bantuan orang lain. Karena jungwon tidak bisa atau lebih tepatnya, tidak terbiasa menggunakan tangan kiri nya.

"Jangan banyak gerak dulu tangannya, nanti lama sembuh."

Jungwon berdecih. "Iyaa elah berisik deh, udah lima kali lu ngomong itu terus."

"Ya kan kata dokter nya gitu, jangan ngeyel ya lu kucing garong."

"Gue lagi sakit gak berdaya loh ini, masih sempet-sempet nya lu ngecengin gue, dasar burik!"

Iya, kini ada jay yang sedari awal menemani jungwon di rumah sakit, yang lain memutuskan pulang duluan.

"Okee sorry, btw ini udah sore, gue pulang dulu ya, nanti balik lagi sekalian ngabarin orangtua lu."

Jungwon mengangguk. "Bilang ke mereka kalo gue gak papa, nanti mereka malah lebay."

"Hus gak boleh gitu, mereka lebay gitu juga karena khawatir kali." Ucap jay di akhiri dengan kekehan.

"Dah ah sana, gue berani sendirian disini, toh banyak orang juga di luar." Ujar jungwon.

Mendengar itu, jay langsung keluar dari ruang rawat inap. Meninggalkan jungwon dengan seribu pertanyaan di dalam kepalanya. "Tadi beneran si burik kan? Eh maksud gue si jay musuh bebuyutan gue, kenapa jadi baik banget gitu dah, agak creepy si kayak.. gak terbiasa sama sikap nya, meskipun dulu kita juga pernah sebaik ini, dulu banget tapi Waktu masih kecil. " Monolognya.

Sebelum berbaring, jungwon kembali terpikirkan kejadian mengerikan siang tadi. Juga ucapan sunghoon teman nya jay.

"Setan satu itu masih aja nuduh gue sampe berani giniin gue, emang anak anjing, gila banget anjir ruangan gelap, bau segala macem, dipukulin juga, heran gue siapa yang berani nya fitnah gue sampe segitunya."

"Kak sunghoon juga bilang, si jay suka sama gue? Dia sampe nangis katanya pas tau gue hilang, kaget banget si jujur, liat aja sikap nya barusan udah berubah, gue juga udah konfirmasi hal itu ke dia, dan jawabannya iyaa, dia juga nembak gue, tapi gue masih butuh waktu buat mencerna semuanya, dan jay juga gak keberatan."

"Kita jalanin aja dulu."  Kata itu si yang ia ingat, jungwon setuju, ia perlu beradaptasi dengan suasana yang berbeda antara ia dan jay.


————

"Astaga jay, terus anak Tante yang manis itu baik-baik aja kan? Tante khawatir banget."

Melihat kekhawatiran tante yang, membuat jay tersenyum canggung, masalahnya anaknya itu sampai mengalami patah tulang dan memar di bagian-bagian tertentu, jadi jay ragu kalau menjawab semuanya baik-baik saja. "Eum, tante jay minta maaf bukannya mau membuat Tante lebih khawatir, jungwon sebetulnya gak baik-baik aja, tangan sebelah kanan nya mengalami patah tulang, juga terdapat memar di beberapa area tertentu, dan juga dehidrasi karena tempat yang di gunakan untuk menyekap jungwon cukup tertutup, gelap dan kotor." Jay menjelaskan semuanya.

Mamah jungwon benar-benar sedih mendengar hal buruk menimpa putra semata wayangnya itu. "Jay tolong bawa tante ke rumah sakit ya, biar om menyusul dari kantor." Jay mengangguk, itu emang tujuannya pulang sore ini. "Baik tante."

Akhirnya jay dan mamah nya jungwon kembali ke rumah sakit, orangtua jay juga ikut terkejut mendengar kabar tersebut, jadi orangtua jay berencana menyusul pada malam hari karena mereka masih berada di pekerjaan.

Sesampainya di dalam kamar rawat jungwon, mamahnya itu kembali menangis.

"Nak, kok bisa sampe begini si, siapa yang tega bikin anak mamah yang imut ini menderita?"

Jungwon beralih menatap lelaki yang berdiri di sebelah kiri nya, jay mengangkat alisnya, seolah bertanya, "kenapa?" Jungwon kemudian menimpali ucapan mamahnya. "Aman mah, cuma gini doang, nanti juga sembuh, uwon juga gak tahu siapa dalang di balik ini semua." Ujarnya.

"Ayah kamu sebentar lagi kesini, kamu bisa cerita ke ayah, biar ayah yang usut tuntas masalah ini."

Jungwon mengangguk, biarlah orang dewasa yang menangani, ia merasa 3L, lelah letih lesu.

Kemudian tak lama satu persatu muncul menjenguk, mulai dari ayah, orangtua jay juga adiknya sunoo, teman-teman jungwon dan wali kelas nya.

Jay setia menemani lelaki manis itu di damping ranjang rumah sakit, membantu apapun yang pujaan hatinya butuhkan.

Jay tersenyum sendiri ketika kata itu keluar dari mulutnya, dulu ia sangat memebenci lelaki cerewet didepannya ini, tapi semakin kesini, perasaannya mengatakan kalau ia jatuh cinta pada sosok 'kucing garong' itu.

Mulai sekarang, jay akan selalu menjaga calon pacarnya itu, dan jay akan memberi pelajaran pada orang jahat yang tega melukai jungwon.

"Cerah banget tu muka."

"Beda ye, kalo orang jatuh cinta tuh, senyum-senyum sendiri kayak orang stress."

"Lu juga dulu gitu tos, jangan kira gue gak tau ya, orang-orang tau nya lu dingin, kalem, menakutkan, tapi kalo udah bucin, tu mulut nyengir muluuu, gue sampe ogah deket-deket lu." Ucap jake pada heeseung.

"Sialan lu jake."

Jay tertawaan mendengar ocehan-ocehan sahabatnya itu. 










To Be Continue

 Vijand ✓ || JaywonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang