Bagian Empat

16 0 0
                                    

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

“Cinta sebelum adanya ikatan halal merupakan sebuah ujian dari Allah, hadirnya tentu untuk menguji seberapa kuat iman yang kita miliki.”

-Faqih Fairuza-

Abadi Dalam Karyaku

By hlwriter04


•••

Dua bulan kemudian ...

Jatuh cinta itu tidak salah. Yang salah adalah ketika hati menaruh harapan berlebihan kepada selain Allah, hingga berakhir merasa ingin memiliki. Padahal konsep memiliki itu tidak ada sama sekali, karena semua yang ada di bumi ini adalah milik-Nya. Yaitu sang penguasa seluruh alam semesta ini.

Abiyan pun tau, jika hatinya terus berharap pada perempuan yang ia kagumi, maka kekecewaan pasti akan datang menghampirinya. Lelaki itu benar-benar dibuat pusing oleh perasaannya sendiri, dia terjebak oleh rasa yang tak terbalaskan.

Meskipun begitu, setidaknya dia sudah berusaha keras supaya imannya tetap terjaga. Walau terkadang ada keinginan mengajak perempuan dambaan hatinya itu berpacaran, untungnya ada teman-teman yang selalu menasehatinya agar terhindar dari kemaksiatan. Dan salah satunya merupakan sahabat masa kecilnya, siapa lagi kalau bukan Faqih Fairuza.

"Abiyan?" Panggil Faqih. Namun sedari tadi masih belum kunjung mendapat jawaban. "Oi, Abiyan!" Teriak Faqih, yang akhirnya langsung membuat Abiyan tersadar dari lamunannya.

"Eh, maaf." Kata Abiyan sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lo kenapa?" Tanya Faqih memastikan.

Wajah Abiyan berubah jadi sendu. Ia tidak mungkin menceritakan semuanya pada Faqih, apalagi ini menyangkut isi hatinya. Bisa-bisa nanti dia yang malu, dan berujung diledek oleh Faqih.

"Nggak apa-apa, gue cuman capek doang." Bohong Abiyan.

Faqih berdeham sebagai jawabannya, dia paham apa yang sahabatnya itu rasakan. Pasti Abiyan enggan untuk menceritakannya, karena tidak ada gunanya bila dia memaksa. Setiap orang memiliki urusan juga masalah pribadi, dan tidak seharusnya semua masalah itu diceritakan. Cukup diri sendiri dan Tuhan yang tau segalanya.

Seketika suasana pun berubah jadi hening.

Tidak seperti biasanya, keduanya selalu bercengkrama dengan ria. Tapi kali ini berbeda, bahkan tak ada satu pun diantara mereka berdua yang memulai topik pembicaraan.

"Cinta sebelum adanya ikatan halal merupakan sebuah ujian dari Allah, hadirnya tentu untuk menguji seberapa kuat iman yang kita miliki." Tiba-tiba Faqih berucap seperti itu, membuat Abiyan bereaksi terkejut sekaligus bingung.

Akhirnya suasana pun kembali seperti semula.

"Maksudnya?" Tanya Abiyan.

Faqih menatap ke arah langit malam yang dihiasi oleh bintang-bintang. Pemandangannya sangat indah dan juga memanjakan mata. Lelaki itu tampak mengukir senyuman tipis, pandangannya pun masih tetap ke arah langit. "Tanpa perlu dijelaskan pun, lo pasti ngerti." Imbuh Faqih.

Abadi Dalam Karyaku [Hiatus❕]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang