Sudah terbit Playbook dan KBM App
Dan ceritanya 40% berbeda dengan yang di Wattpad. Penulisan juga lebih rapi dan minim typo
-----
"Kalo memang kamu masih ada rasa sama lelaki itu, kenapa tidak menolak perjodohan ini dengan tegas? Bukan hanya lelaki...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aleya masuk ke kamar setelah berbincang dengan ummi Zainab dan kakak iparnya. Aleya menutup pintu kemudian menguncinya, di atas ranjang sudah ada suaminya yang sedang membaca kitab yang Aleya sendiri tidak tau kitab apa itu.
Aleya mendekati suaminya dan memeluk manja suaminya itu. "A', kok badan aku lemes banget ya? Tadi juga sempat muntah" ucap Aleya.
"Mungkin karna efek kamu banyak nangis beberapa hari ini Zaujati" jawab Fathar meletakkan kitabnya di atas nakas dan membalas pelukan istrinya.
Fathar mengalihkan pandangannya kemudian berdehem, "waktu kakek Zein meninggal" ucap Fathar.
"Pasti lucu deh kalo Aa' nangis" ucap Aleya terkikik, "owh, iya. Kakek Zein itu kyai Zein kan? Pemilik pesantren yang dulu"
"Iya, kyai yang dulu selalu kamu datangi buat minta nelpon orang tua kamu biar dijemput"
"Kalo ngingat masa itu lucu banget tau A' " ucap Aleya.
"Iya, dulu kamu itu nakalnya pake banget, sekarang aja udah gak terlalu" ucap Fathar terkekeh sambil mengelus puncak kepala istrinya.
"Kalo ingat aku yang dulu itu, astagfirullah... Rasanya agak gimana gitu" ucap Aleya di iringi tawa.
"Kak Fatih yang di takuti satu pesantren pun kamu lawan"
"Aku ingat banget dulu bang Fatih aku ceburin ke kolam ikan depan sekolah"
"Dan dengan santainya kamu kabur, tapi ujungnya tetap di hukum" Fathar tertawa mengingat kejadian itu.
"Hukumannya berat banget lagi. Bersihin masjid yang gede nya bisa nampung 1000 santri sendirian, sama bersihin kolam ikan juga"ucap Aleya tertawa.
"Tapi Aisyah juga bantu kamu kan bersihin kolam ikan"
"Iya, itu juga hasil aku ancam, aku bilang gini, 'kalo kamu gak mau bantuin aku, aku bilang sama Gus Fatih kalo kamu suka sama Gus Fatih ' terus dia langsung gercep bantuin aku" ucap Aleya.
"Kamu dulu emang nakal banget, sampe terkenal satu pesantren "ucap Fathar mengacak rambut Aleya.
"Kira-kira waktu kita belum nikah, Aa' mikir aku gimana?"
"Aa' dulu setiap denger kamu kena masalah langsung ngebatin gini, 'ini akhwat gak bosen apa dihukum terus? Gak capek apa keluar masuk kantor', terus, nanti bang Fatih ngomong gini dirumah ke kakek Zein, 'kek, Zahra itu mau di apain? Gak pernah jera untuk mencari keributan. Fatih capek menghadapinya' " ucap Fathar terkekeh.
"Terus kakek Zein bilang apa?"
"Terus kakek bilang gini" Fathar memperagakan bagaiman kakeknya berbicara saat itu, ia mengambil kitabnya dan membukanya, lalu pura-pura membaca seperti seorang yang sudah tua, "biarkan saja Fatih, yang penting dia pintar kan? Kecuali di bidang Nahwu. Nakal mah biasa"
"Serius kyai Zein bilang gitu?" Tanya Aleya.
"Iya, dulu Aa' suka ketawa diam-diam kalau liat wajah bang Fatih kesal karna kamu. Soalnya kalau ketahuan, Aa' ikut kena hukum nanti"
"Emang, Aa' pernah kena hukum gara-gara itu?"
"Kamu ingat gak, waktu pertama kali Aa' nemenin bang Fatih di depan masjid, itu pertama kalinya Aa' liat kamu setelah sekian lama cuma denger namanya aja" Fathar bercerita sembari mengingat masa itu, "nah, waktu pulang negur kamu itu, Aa' sama bang Fatih pulang ke Ndalem, terus bang Fatih langsung curhat ke kakek. Aa' waktu itu gak sengaja ketawa liat mukanya kesal, terus Aa' dimarahin dan disuruh buat jaga keamanan santri putra empat hari. Bayangin aja gimana capeknya keliling dan kurang tidur empat hari berturut-turut"
"Utututu... Kasian banget suamiku ini" ucap Aleya mencubit gemas suaminya.
"Mungkin gara-gara ngehukum Aa' makanya bang Fatih belum nikah, padahal Aisyah kan udah disana" ucap Aleya terkikik.
"Hust... Gak boleh gitu, tapi mungkin juga bener" ucap Fathar terkekeh dan Aleya ikut terkekeh.
Sedang asik bernostalgia, tiba-tiba Aleya berlari menuju kamar mandi bahkan Fathar sampai langsung terdiam karna terkejut.
"Huekk.. Huekk.."
Fathar menyusul Aleya ke kamar mandi, "kayaknya kamu masuk angin sayang, karna terlambat makan tadi siang" ucap Fathar mengusap punggung Aleya.
"Mungkin iya A' " ucap Aleya lemas.
"Kamu baring dulu di kasur" ucap Fathar menuntun istrinya.
"Kamu disini dulu, biar Aa' ambilin air hangat" ucap Fathar kemudian meninggalkan Aleya yang berbaring di atas ranjang.
Tak lama kemudian Fathar kembali dengan secangkir air hangat, "minum dulu sayang" ucap Fathar memberikan cangkir yang berisi air hangat.
"Tenggorokan Aleya sakit A' " ucap Aleya.
"Iya, istirahat aja sayang. Kita sudahin dulu nostalgianya. Sekarang kamu tidur, istirahat. Okey?"
"Okey"
"Sekarang baca do'a, terus tutup matanya" ucap Fathar.
"Aa' temenin ya" ucap Aleya.
"Iya, Aa' temenin disini" ucap Fathar kemudian ikut berbaring di samping istrinya, tangan kanannya menjadi bantalan kepala Aleya, dan tangan kirinya memeluk erat istrinya.
"Ana uhibbuka Fillah Zauji "
"Ana uhibbuki Fillah Zaujati "
°°°°° Segini dulu ya Guys... Aku sanggupnya segini, soalnya aku lagi sakit...
Readers : sakit Mulu kamu Aly
Hehe... Iya guys.. Soalnya Aly suka nyari penyakit sendiri, hehe... Contohnya, sakit lambung Aly suka kambuh, soalnya sering begadang, terlambat makan+ banyak pikiran, jadi sakit deh.
Tapi, jangan di contoh ya guys... Buruk buat kesehatan..