Di sebuah tempat tertinggi yang terletak jauh di atas sebuah gunung terselimut oleh kabut tebal, terdapat kehidupan lain yang sudah terbentuk sejak awal dunia ini tercipta.
Tak akan ada manusia yang mampu melihat dengan jelas, apa yang sebenarnya ada di atas gunung tersebut. Karena memang tempat tersebut tersembunyi dari mata manusia. Dan kalaupun manusia nekat untuk mendaki gunung tersebut, maka bersiaplah untuk tak pernah lagi menginjakkan dataran bersama dengan nyawamu, karena mereka yang melanggar akan terpisah dari tubuhnya.
Jiwa para pelanggar akan jatuh terperosok langsung menuju ke dunia bawah.
Para manusia meyakini kalau semua yang ada di alam semesta, dewalah yang menciptakan dan mengaturnya. Karena itu mereka menyembah para dewa dan dewi sebagai perwujudan rasa terima kasih mereka selama ini.
Ada satu dewa dengan kekuatan tertinggi yang merupakan pemimpin para dewa.
ARSEUZ
Dewa muda dengan wajah sempurna dan tak ada satupun yang menandingi ketampanannya. Tubuh kokoh tegap berisi juga tinggi, dengan kulit kecokelatan yang bersinar saat diterpa matahari seolah memancarkan kilauan fatamorgana permata.
Mata hitam tajam melebihi tajamnya seekor elang mampu menggetarkan lawannya hanya dengan tatapan yang dilayangkan dewa muda tersebut.
Karena tak hanya terkenal akan ketampanannya, Arseuz juga terkenal dengan kekuatannya.
Pedang dengan gagang penuh ukiran rumit simbol peradaban kuno yang berwarna gading tercampur emas, yang jika diartikan secara langsung akan memilik arti si pemilik pedang itu sendiri.
Berbeda dengan semua pedang yang ada di dunia ini, pedang milik Arseuz tak memiliki bilah besi melainkan sebuah cahaya yang bersinar terang dengan cahaya biru melapisi sekelilingnya.
Sebagai dewa utama dengan kekuatan yang berada di puncak. Arseuz memiliki kekuatan yang mampu mengendalikan cuaca juga meruntuhkan sebuah gunung hanya dengan sekali tarikan pedangnya.
Karena hal itulah Arseuz menjadi pemilik dari tahta Mount Theos atau yang biasa disebut dengan nama lain Gunung Olympus.
.........
" Ar.." panggilan masuk dari seseorang yang sudah berdiri di ujung pintu ruang pribadi Arseuz
Penampilan yang bisa dikatakan tak kalah jauh dari Arseuz, dengan wajah tampan meskipun matanya cenderung lebih sipit. Namun soal pesona, dewa muda itu hanya berada di satu tingkat di bawah sang kakak Arseuz.
Kekuatannya yang mampu mengendalikan samudera membuatnya dijuluki sebagai dewa laut.
PATSEIDON
Saudara dari Arseuz itu sering kali naik ke tempat kakaknya berada hanya untuk mengurus satu dua hal yang berkaitan dengan kedamaian dunia.
Berbeda dengan pembawaan Arseuz yang cenderung tegas penuh wibawa, Patseidon terlihat lebih ramah dan santai dalam segala kondisi.
Mungkin karena dirinya yang lebih sering berada di sekitar air, membuat dewa muda itu sekilas seperti sifat air yang tenang.
" Ada apa?" suara bariton Arseuz menjawab saudaranya yang berjalan masuk ke ruangannya
" Hemhiran terus saja menanyaiku tentang kapan tepatnya kau akan menikahinya," Patseidon jenuh karena dewi muda itu selalu mengganggu waktunya hanya untuk menanyakan kejelasan kapan dirinya akan dipersunting oleh dewa tertinggi tersebut
Lama keheningan menyelimuti keduanya. Patseidon yang masih mengamati gerak tubuh saudaranya, sedang Arseuz yang nampak memikirkan sesuatu.
" Aku akan membatalkan pertunangan itu." suara yang ditunggu akhirnya muncul secara mengejutkan
" Apa??" Patseidon tentu tahu, bagaimana pertunangan diantara para dewa itu berlangsung. Dirinya bahkan juga sudah memiliki pasangan resmi yang dipilih langsung oleh kedua orang tuanya dahulu
" Aku hanya merasa seperti menunggu seseorang." Arseuz memandang hamparan pegunungan dan lautan yang terlihat dari sebuah meja berukuran cukup besar di hadapannya
Meja itu seolah menampilkan miniatur dari keadaan suatu wilayah di bumi. Bahkan terlihat beberapa hewan yang sedang bergerak juga manusia yang tengah melakukan aktifitasnya.
Patseidon ingin menyela ucapan kakaknya, namun dewa muda itu mengurungkan niatnya melihat wajah kakaknya yang seolah tak ingin lagi membicarakan hal ini lebih lanjut.
Sebagai saudara yang hidup selama ratusan tahun bersama, tentu Patseidon tahu bagaimana karakter kakaknya. Jadi dewa muda itu memilih ikut mengamati apa yang kakaknya lihat.
.....
Dilain tempat seseorang berperawakan kulit putih paling murni yang dihias dengan batu biru, manik-manik merah bulat, dan ukiran tulang. Rambut hitamnya mencapai pinggang rampingnya. Kakinya yang halus telanjang, pergelangan kakinya dihiasi tali kerang sehingga setiap kali dia bergerak, terciptalah alunan musik yang indah. Kulit putihnya dilukis dengan simbol-simbol kuno dengan warna biru yang begitu gelap dan kaya sehingga desainnya tampak cair dan terus berubah.
Sosok itu membelah malam dalam keheningan dan kegelapan yang hanya ditemani oleh cahaya sinar rembulan.
Tubuhnya bergerak perlahan diikuti bintang-bintang kecil yang mengiringi langkah kaki jenjang itu diantara rimbunnya pepohonan.
Entah apa yang membawa sosok itu di gelapnya malam ini hingga berjalan sendiri tanpa seorangpun yang menemaninya, hingga berhenti di sebuah tebing yang sangat curam.
Deburan ombak menghantam keras dinding batu karang merasakan kehadiran sosok penguasa malam yang sesungguhnya.
Mata hitam gelap dengan higlight biru bercahaya terang menatap jauh ke seberang lautan, sudut bibir tipis merah muda plum itu terangkat melengkung menampilkan senyum yang misterius.
Φωνάζω τον ιδιοκτήτη της θάλασσας να έρθει κοντά μου
Lautan yang tadinya tenang dan hanya memercik sedikit ombak, kini mulai bergelung tinggi hingga setinggi sebuah gunung. Membelah perlahan menyingkir di kedua sisi hingga nampak memberikan jalan setapak pada sosok yang masih berdiri di atas batu karang.
Sebuah istana di dasar palung terdalam terlihat berdiri megah dengan beberapa makhluk laut penjaga gerbang istana.
Para penjaga yang berbentuk seekor ular besar dengan kepala yang lebih mirip seekor naga, tampak menunduk memberikan penghormatan melihat kedatangan sosok yang jauh-jauh ke bawah laut.
κάλεσε τον
Kedua makhluk penjaga membungkuk sejenak, lalu melesat berenang ke dalam istana, memanggil seseorang yang dikunjungi tamu tak terduga.
" Siapa?? Kenapa dia datang?" Patseidon setengah berteriak mendengar dari dua penjaganya tentang sosok tamu yang bertandang ke istananya
Derap langkah kaki panjang itu berjalan tergesa, tak ingin membuat tamu tak terduganya menunggu terlalu lama.
Mata bulan sabitnya segera menangkap sosok yang tak pernah dia lihat seumur hidupnya berdiri membelakanginya.
Dari arah belakang tubuh ramping itu saja terlihat jelas keindahan yang menggambarkan seluruh penciptaan terindah di dunia ini. Namun dewa muda itu tentu tahu, sosok yang terlihat indah berkilauan dengan gemerlap cahaya malam tak serapuh yang terlihat.
Pesona langit yang bertaburan bintang bisa terlukiskan ketika tubuh itu berbalik dan menatap pada Patseidon.
" Apa aku mengganggumu Dewa Patseidon?" suara halus lembut semerdu alunan alat musik harpa mengalun indah di telinga dewa penguasa lautan tersebut
Patseidon tersesat sesaat, seolah lubang segitiga bermuda menyeretnya masuk ke dasar hanya karena mendengar suara yang bertanya padanya namun ditangkap oleh Patseidon seperti ajakan bercinta.
tbc
Ok,cuma mau ngeluarin draft🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
δεσμός
FanfictionDon't Blame Fate That Bind Us... Story ini mengusung tema latar mitologi yunani kuno, namun isinya sama sekali tak berkaitan dengan mitologi yunani kuno tersebut. Diharapkan kebijaksanaan pembaca ketika membaca hasil karangan author yang gaje ini😌 ...