08

26 5 0
                                    

" Bawa mereka yang sudah dengan lancang membuat keributan hingga membuat Aetheran harus jatuh dalam perangkap."

Hukuman telah ditetapkan.

" Kurung mereka dalam penjara tergelap di tempat milikmu, pastikan mereka merasakan apa itu kemurahan hatiku."


Phades bernafas lega, setidaknya Eunyx hanya akan membuat dewa dan dewi bodoh itu terpenjara dalam tempatnya bukan tempat tinggal Eunyx.

Kalau keduanya sampai mengunjungi istana sang penguasa malam, bisa dipastikan tak akan lagi ada yang tersisa dari dua dewa bodoh tersebut.


" Eunyx.. Mohon ampuni Hemhiran juga Meghasa, Mereka..." pinta Arseuz merendah

" Kurung mereka dua kali kehidupan." namun bukan keringanan, melainkan penambahan hukuman

" Eu.."

" Diamlah Ar!" bentak Phades, semakin saudaranya itu menentang. Maka akan semakin lama hukuman dari Eunyx


Arseuz menutup bibirnya rapat. Ini pertama kalinya Phades meninggikan suaranya. Membuatnya seolah kehilangan wibawa sebagai seorang dewa utama atas.


" Sepertinya kau harus mengajari saudaramu dengan benar Dewa Phades, Aku jadi meragukan tatanan dunia atas." sindiran halus yang ditujukan menusuk tepat ke dalam relung Arseuz juga Phades


Penguasa malam itu beralih dan segera bernyanyi dengan lagu kuno yang sama sekali tak pernah di dengar dewa manapun.

Nyanyian merdu nan indah yang mampu membuatmu terbuai larut dalam setiap tarikan nadanya.


" Selamat datang saudariku.." Eunyx merentangkan kedua tangannya, menyambut saudaranya yang muncul begitu saja setelah lagu yang dinyanyikan sang penguasa malam itu berakhir

" Maafkan aku.. Tapi sepertinya kau bersenang-senang," Aetheran tersenyum tipis melihat Eunyx yang sudah kembali dalam wujud keindahan malamnya

" Ya. Dan semua karenamu."

Aetheran memandang dewa muda yang hari itu menipunya dengan segala tipu muslihatnya sedang berlutut tak berdaya.


" Apa kau menghukum semuanya?" tanya Aetheran dan Eunyx yang mengerti segera memalingkan wajah dengan senyum tipis


Entah apa yang terjadi, kedua dewa primordial itu seolah tengah berkomunikasi tanpa ada yang mengerti.


" Dewa Arseuz." suara Aetheran memanggil sang dewa utama tertinggi

" Karena ketidakmampuanmu dalam memimpin para dewa dibawah naunganmu, Aku Aetheran.. Mencabut kekuatan yang telah diturunkan padamu hingga dua bulan purnama berikutnya tiba dan kekuatan itu akan dikembalikan."



Bersamaan dengan suara Aetheran yang terasa menyambar, Arseuz merasakan tubuhnya menjadi berat. Semua kekuatan juga senjata miliknya sudah diambil alih oleh Aetheran, seperti yang diucapkan sang penguasa siang.

Phades juga Patseidon hanya diam membatu tak mampu membantu saudara mereka. Karena jika mereka ikut menyela, bisa dipastikan tak hanya Arseuz yang akan mengalami kemalangan seperti itu, tetapi juga kedua dewa besar tersebut.

Sebelumnya, Phades sudah memperingatkan saudaranya tersebut untuk tak terus menerus menunda pernikahannya dengan Hemhiran.

Bisa saja tindakan itu disalahartikan oleh pihak lain dan kini semua terjadi. Celah itu dimanfaatkan oleh Meghasa yang sudah menjatuhkan hatinya pada sang dewa atas, Arseuz.


" Kau akan diasingkan ke dunia manusia guna merenungkan semua kesalahan."

Sebelum Arseuz menyela, Aetheran kembali membuka suara.

δεσμόςTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang