Chapter 09.

1.9K 139 12
                                    

Happy Reading!

.

.

Suara monitor yang menyesakkan hati menjadi satu-satunya pengisi di ruangan tersebut. Taeyong yang sudah terlalu lama menangis, hanya dapat terduduk di samping ranjang rumah sakit. Tangannya memegang dan terus mengelus dengan lembut tangan kecil sang putra yang terbebas dari jarum infus.

"Adek.. ayo bangun sayang.. Mommy kangen sama adek.." ucapnya sendu menatap wajah pucat si bungsu yang masih saja setia menutup mata.

Jaehyun yang melihat itu pun menghela nafas nya pelan. Ia berjalan mendekati sang istri kemudian memeluknya dari belakang dengan erat.

"Adek Beomie pasti baik-baik saja sayang.. Mommynya juga harus tidur istirahat oke?" bujuknya.

Taeyong menggeleng pelan. "Tidak mau hyung.. Aku mau menunggu adek bangun.."

Jaehyun semakin mengeratkan pelukannya. "Hyung tidak menerima bantahan sayang.. hyung tidak mau jika kau ikut sakit nantinya.."

Ucapan Jaehyun membuat Taeyong tidak bisa membantah lagi. Akhirnya ia pun menurut untuk berbaring di sofa ruangan tersebut dengan Jaehyun yang memeluknya erat. Kepala nya ia dusalkan pada dada bidang sang suami, mencari kehangatan dan ketenangan. Jaehyun mengelus punggung kecil itu dengan gerakan teratur dan lembut, berusaha membuat istri kecilnya tertidur lelap.

Belum lama mata bulat itu memejam, tiba-tiba Taeyong membuka matanya lagi. "Hyung, aku baru sadar, Jeffrey hyung ke mana?"

"Jeffrey mengurus dan menemani anak-anak di rumah sayang.. besok pagi dia akan datang ke sini." Jawab Jaehyun tenang sambil tersenyum lembut.

"Tidurlah."

Benar saja, tidak perlu menunggu lama, Taeyong telah masuk ke dalam alam mimpi. Tubuhnya yang lelah belum lagi batinnya yang tertekan, membuat ibu 4 anak itu membutuhkan banyak istirahat.

Jaehyun yang belum merasa mengantuk, dengan perlahan berdiri dari sofa agar tidak membangunkan Taeyong. Ia berjalan keluar ruangan untuk menelpon seseorang.

"Jaga mereka, jangan sampai gagal atau kalian yang akan mati." perintah nya pada bodyguard yang ia pasang di depan pintu ruang rawat Beomgyu.

Di taman rumah sakit, terlihat seseorang berparas tampan mengeluarkan hawa yang sangat menakutkan. Siapa lagi jika bukan Jung Jeffrey yang sudah menunggu sang kembaran untuk menemuinya. Ia sengaja tidak bertemu dengan Taeyong karena emosi nya masih belum stabil untuk saat ini.

"Bagaimana?" tanya Jaehyun pada sang kakak yang asik memainkan pisau lipat di tangannya.

"Gue ga akan bikin dia mati dengan mudah." jawab dingin Jeffrey.

Jaehyun membalas dengan tatapan yang tak kalah dingin. "Siapa dalangnya?"

Jeffrey tersenyum remeh dan sinis. "Si cecunguk Park Chanyeol."

Jawaban Jeffrey membuat Jaehyun menoleh dengan cepat. Tawanya keluar begitu saja. Tidak, bukan karena hal yang lucu justru tawa sarat akan hasrat membunuh yang begitu besar.

"Well, sisain bagian akhirnya buat gue."

"Gue urus hidup mati mereka, lu urus harta mereka. Oh, jangan sampai ada keturunan Park Chanyeol yang bisa lolos."

Jaehyun tertawa saja mendengar ucapan sang kakak. Memangnya siapa juga yang mau meloloskan mereka?

***
"Hahahahahha, lihat kan? Meskipun kita bukan tandingan Jung tapi bukan hal yang sulit untuk melukai salah satu anak mereka. Apalagi bungsu Jung yang sangat lemah itu." ucap Chanyeol dengan bangga. Hyunjin yang mendengar itu pun ikut tertawa puas. 

PRIDE OF JUNG'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang