Chapter 15.

991 126 23
                                    

Happy Reading!

.

.

.

"Sayang, kalian tidak apa?" tanya Jaehyun setelah membuka pintu markas. 

"DADDY! Huaaaa.." tangisan si kecil menggema dalam ruangan tersebut diikuti dengan tangannya yang terbuka lebar.

Jaehyun segera mengangkat tubuh mungil tersebut dan mendekapnya erat. Sekaligus memeluk Taeyong menggunakan tangannya yang lain. Walaupun ia tahu Taeyong sudah cukup terbiasa dengan hal seperti ini, namun dekapan erat dan isakan lirih dari sosok tersebut telah membuktikan bahwa istrinya juga merasa takut.

"Sst... tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja." 

Jeffrey, Mark, Jeno, dan Sungchan yang baru saja menyusul hanya bisa terdiam melihat dua kesayangan mereka yang menangis. Jeffrey segera mengambil alih Beomgyu yang masih menangis keras dalam gendongan Jaehyun. 

"Its okay baby.. Sudah menangisnya okay? Nanti sesak sayang.." gumamnya menenangkan. Tubuhnya ia goyangkan pelan sambil menepuk punggung kecil si bungsu. 

Tak lama kemudian, kedatangan Yuta membuat mereka semua menoleh. Termasuk si bungsu yang mengangkat kepalanya sambil menarik ingus lucu. Matanya sembab dengan pipi memerah. Yuta menatap gemas pada bungsu Jung itu, namun ini bukanlah saat yang tepat. 

"Jeff, gawat."

Hanya dua kata, namun berhasil membuat seluruh orang yang berada di ruangan tersebut menahan nafas tegang. Oh ralat, tidak untuk si kembar yang justru menatap rekan mereka tajam.

Jaehyun menunduk menatap Taeyong yang masih berada dalam pelukannya. "Sayang, aku akan menyuruh Kun untuk mengantar kalian ke rumah daddy oke? Kalian akan aman disana.."

Taeyong hanya bisa mengangguk. Kemudian menatap mereka satu persatu, mulai dari Jaehyun, Jeffrey, kemudian ketiga putranya Mark, Jeno, dan Sungchan. Air mata mulai menggenang di mata cantik itu. 

"Jaga diri kalian. Tolong kembalilah dengan selamat." ucapnya dengan nada bergetar.

Jaehyun memeluk Taeyong kembali. Tangannya melingkar dengan posesif di pinggang ramping sang istri. Sebelah tangannya ia bawa untuk memegang kepala Taeyong, memberi ketenangan.

"Aku berjanji." 

"Hikss.. Adek tidak mau pergi tanpa dadda daddy dan kakak-kakak!" ucap Beomgyu kembali menangis. Perasaannya benar-benar tidak menentu. Bocah itu merasa sangat takut. Ia memeluk erat sang dadda sambil menggelengkan kepalanya kuat.

Mark, Jeno, dan Sungchan membuang wajah mereka ke arah lain. Menahan air mata yang entah kenapa ingin tumpah rasanya. Tidak dipungkiri juga bahwa mereka juga merasa takut. Ini pertempuran pertama yang bahkan Jeffrey dan Jaehyun sangat serius untuk menghadapinya. Terbukti dari perintah Jaehyun yang meminta Taeyong dan si bungsu pergi ke rumah sang kakek. Pertama kalinya juga si kembar Jung itu tidak berani untuk menjaga keselamatan mereka sendiri. 

Mata Jeffrey mulai memerah. Hati dingin sang pemimpin mafia itu benar-benar telah menjadi milik istri dan anak-anaknya. Memejamkan mata sebentar, kemudian bersitatap dengan sang adik yang juga menatapnya dengan sorot mata tak terbaca, seakan bocah itu telah merasakan sebuah firasat.

PRIDE OF JUNG'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang