Chapter 2

874 92 9
                                    

"Ketika aku lelah, dunia tetap berjalan bukan? Jadi apa untungnya aku mengeluh pada keadaan"

‎ ִֶָ 𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆★⋆ ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ

Rasanya aku tidak ingin bangun saja, mataku terasa berat untuk dibuka. Mungkin, karna aku menangis semalaman. Ah, tapi aku tidak boleh seperti itu, aku harus bisa menghadapi tantangan yang akan ada untuk hari ini. Entahlah nanti bagaimana tapi aku sudah berusaha menghadapinya.

"Chan Young, semangat untuk hari ini!" Aku melangkahkan kakiku menuju ke sekolah, beberapa kali aku juga bersenandung untuk menghilangkan rasa takutku.

Aku hanya bisa menatap dengan tatapan kosong ke meja dan kursiku, ternyata sudah banyak sampah dan coretan coretan spidol yang baru di tulis. Aku menengok kebelakang dan melihat LYJ dan teman temannya (Lomon, YoonChan, Jae-Hyun) sedang menertawakan aku.

YoonChan berteriak, "Hey! Chan Young! Bagaimana hadiah awal pertemuan kita?".

"Pasti senang bukan kau mendapatkan give dari kami, kau tak usah malu untuk mengakuinya", itu Jae-Hyun yang bersuara.

Lomon berjalan ke arah ku dan ia berbisik, "Aku suka poto yang kau kirim", lalu ia meniup telingaku dan ia kembali bergabung dengan teman temannya.

Aku hanya bisa menunduk, aku tidak bisa melawan mereka. Mereka terlalu besar dan kuat untuk aku lawan, apalagi dengan status sosial mereka yang jauh sangat di atas. Bahkan teman sekelasku yang lainnya hanya bisa menonton saja tidak ada yang menolong. Untung saja sudah ada guru yang masuk untuk mengajar.

"Ya! Yoon Chan Young!" tiba tiba rambutku ditarik oleh YoonChan hingga bersitatap dengan ia, "Kau kenapa diam saja saat ku panggil ulangan harian tadi? Kau tuli!"
"Aku sungguh tidak mendengar suaramu YoonChan", ia hanya berdecih kesamping.

"Baiklah kalau kau memang tidak mendengar suaraku, sekarang ikut aku ke gudang." YoonChan menarik dan membawa ku menuju gudang.

Aku didorong sampai menubruk kardus dan kayu bekas di gudang, ah, rasanya sakit sekali jatuh mengenai benda benda itu. Di gudang ternyata sudah ada Lomon dan Jae-Hyun yang sedang duduk di atas meja tak terpakai.

Jae-Hyun melompat dari meja dan melangkah mendekati ku, "Apa yang dilakukan si bitch kecil ini, hm? Apa ia membuat kesal kau YoonChan?".

YoonChan menampar pipiku, "Sungguh ia membuatku kesal sekali, kau tau bukan aku tidak mengerti pelajaran Matematika sialan itu, ketika ku panggil, ia malah tidak menengok, sialan memang".

Lomon tertawa dan berbicara, "Sudahlah, daripada kau kesal dengannya lebih baik kau cium saja dia, setidaknya mengurangi emosimu bukan?".

"Benar juga ide kau Lomon, bukannya memang kebiasaan kita seperti itu." YoonChan menarik pipiku dan menempelkan bibirnya hingga aku dapat mencium bau bekas rokok, ia juga menggigit bibir bawahku agar aku membuka mulut dan ia mulai memasukkan lidahnya.

Sungguh aku merasa sangat tidak ada harga dirinya apalagi kami sama sama pria, padahal aku saja tidak pernah berciuman dengan wanita manapun. Tapi kenapa malah bibirku menjadi objek untuk bibir mereka.

Aku mulai kehabisan napas, mencoba mendorong dada YoonChan agar melepaskan ciumannya tapi ia terlalu kuat.

Sehingga Lomon bersuara, "Ya, YoonChan sudahi ciumanmu, kau tidak lihat dia sudah kehabisan napas", setelah Lomon berbicara, YoonChan akhirnya melepaskan ciumannya dan aku mulai mengambil napas sebanyak banyaknya.

INFATUATION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang