𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 4 - 𝓨𝓸𝓾'𝓻𝓮 𝓔𝓿𝓲𝓵

853 84 14
                                    

Gama yang biasanya tidak peduli dengan Hyuna, kini dia justru menatap Hyuna iba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gama yang biasanya tidak peduli dengan Hyuna, kini dia justru menatap Hyuna iba. Belum sempat ia mengatakan maaf atas nama Lizza, Hyuna terlebih dulu meminta maaf pada Gama.

"Maafin Hyuna ya kak... gara-gara Hyuna buat kak Lizza marah karena cemburu. Tapi niat Hyuna bukan untuk membuat hubungan kalian hancur kak. Hyuna bersumpah kalau Hyuna tidak punya niat buruk." ucap Hyuna menunduk.

Gama membuang napasnya kasar melihat Hyuna terlihat lemah seperti itu.

"Gue emang nggak suka dengan tingkah lo ke gue. Tapi bukan berarti gue akan bertindak seperti Lizza tadi. Gue nggak akan bela Lizza walaupun dia pacar gue karena dia tetep salah. Lain kali lo jangan lemah kayak gitu. Kalau ada yang menindas, lo harus lawan. Kalau lo ngerasa nggak salah ya jangan diem aja!" nasihat Gama tegas.

Hal itu justru membuat Hyuna heran, karena tidak biasanya Gama melakukan itu padanya.

"Iya kak, makasih sarannya. Hyuna masuk dulu ya kak..." balas Hyuna singkat sembari berjalan memasuki gedung kampus. Sebenarnya Hyuna buru-buru masuk tanpa menatap Gama karena dia menahan air matanya yang hampir saja pecah.

Hyuna hanya kuliah hingga siang, kira-kira pukul 11.00 dia menghubungi papanya untuk memberitahu kalau dia sudah selesai. Berselang 30 menit setelah Hyuna menelepon papanya, sebuah mobil pun menjemputnya dan kembali melaju setelah Hyuna memasukinya. Rupanya Asyam tidak sendiri, ia menjemput Hyuna bersama istrinya.

"Kita mau kemana dulu ma.. pa..? Ini kan bukan jalan menuju makam?" tanya Hyuna penasaran saat mengetahui arah laju mobil yang ia tumpangi tidak menuju lokasi yang sudah disepakati sebelumnya.

"Tadi pagi kan papa cerita sama kamu sayang, kalau hari ini kita mau ketemu om Hartawan dulu sekaligus makan siang, baru setelah itu ke makan tante Amara." jelas Asyam pada putrinya.

"Hyuna, mama boleh tanya sesuatu sama kamu sayang?" tanya Khareena tiba-tiba di tengah obrolan suami dan anaknya.

"Boleh ma..." jawab Hyuna singkat.

"Sayang.. mama sering lihat kamu melamun, kamu ada masalah? Hmm? Atau ada yang jahat sama kamu sayang? Mama tidak mau kamu sakit lagi, jadi mama mohon jangan memendam segala kesedihan kamu sendiri. Jangan berpikir terlalu berat ya sayang.. kamu masih punya mama dan papa, jadi ayo cerita kalau kamu butuh teman cerita" tanya Khareena penuh kekhawatiran.

"Serius ma?" Sahut Asyam.

"Iya pa.. mama sering lihat itu, mama berusaha menunggu sampai Hyuna cerita sendiri. Tapi rasanya mama tidak bisa lebih lama menunggu, karena belum tentu Hyuna punya niat untuk cerita. Sedangkan, mama khawatir dengan kesehatan Hyuna. Papa sendiri yang bilang kan? Kalau Hyuna tidak boleh stress." Khareena kembali menjelaskan.

"Benar apa yang mama kamu katakan sayang?" Asyam memastikan.

"Ma... pa... Hyuna baik-baik saja kok, tidak ada yang Hyuna pikirkan. Mama dan papa kan tahu kalau Hyuna pasti cerita kalau punya masalah." jawab Hyuna berbohong.

𝑪𝑹𝑶𝑳𝑨𝑻𝑻𝑬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang