𝓒𝓱𝓪𝓹𝓽𝓮𝓻 8 - 𝓡𝓮𝓰𝓻𝓮𝓽

334 46 6
                                    

Gama yang semestinya berada di rumah keluarga Hyuna untuk makan malam itu akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya, walaupun sebelumnya dia sempat berniat untuk bermalam di rumah Nicho

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gama yang semestinya berada di rumah keluarga Hyuna untuk makan malam itu akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya, walaupun sebelumnya dia sempat berniat untuk bermalam di rumah Nicho.

Kini dia sudah berada di ruang tengah menunggu papanya pulang. Dia merasa jika semua ini harus selesai secepat mungkin. Memang banyak kekurangan pada diri Gama, apalagi setelah mamanya meninggal. Namun dia bukan laki-laki yang mudah ingkar janji, bahkan menjadi pengecut dengan melarikan diri dari masalah.

Gama menunggu cukup lama hingga tepat bukul 21.00, terdengar suara mobil yang baru saja terparkir. Benar saja, itu suara mobil Hartawan, seseorang yang sedari tadi Gama tunggu.

"Pa..." panggil Gama.

"Kamu sudah pulang? Gimana temanmu? Papa tahu kamu tadi ke rumah Nicho. Kamu bohong kan? Kenapa? Sebenci itu ya sama papa? Sampai makan malam aja kamu cari alasan untuk menggagalkan."

"Gama malas berdebat dengan papa. Gama panggil papa karena mau tanya sama papa." Gama mengalihkan dengan pertanyaannya sendiri pada papanya.

"Tanya apa?"

"Operasi transplantasi jantung. Kenapa Gama nggak tahu? Kenapa harus dari orang lain Gama tahunya? Itu saja karena Gama nggak sengaja dengar."

"Karena mama yang minta." jawab Hartawan pasrah, seolah tertangkap basah.

"Maksud papa?" tanya Gama bingung.

Karena sudah terlanjur Gama tahu, jadi Hartawan menceritakan semuanya tanpa terkecuali.

"Mama yang minta supaya papa tidak cerita ke siapapun termasuk kamu. Mama memberikan jantungnya secara sukarela, dan pelaksanaan operasi dilakukan setelah mama menghembuskan napas terakhir."

Timbul penyesalan dalam diri Gama, apa yang dia dengar tidak seperti faktanya. Dia terlalu cepat menyimpulkan, bahkan dia tidak mau mendengarkan penjelasan apapun dari Hyuna.

"Kenapa? Kamu marah karena papa nggak kasih tahu kamu? Atau kamu marah karena jantung mama didonorkan?" tanya Hartawan, namun tidak mendapat jawaban dari Gama.

Karena Gama hanya diam, Hartawan pun meninggalkannya menuju kamar.

*****
Keesokan harinya, Gama sengaja berangkat lebih awal, bahkan sebelum Hartawan keluar dari kamarnya. Meski berangkat lebih awal, namun dia tidak menuju ke kampus. Melainkan ke rumah Nicho.

Di rumah Nicho pun, Gama tidak masuk bahkan tidak memberitahu Nicho jika Gama di rumahnya. Sialnya, justru Lizza yang keluar lebih dulu.

"Hai Gama... kamu jemput aku sayang?" tanya Lizza centil.

"Apaan sih." balas Gama singkat.

"Kok kasar? Bukannya kamu cinta banget sama aku? Ya udah lah, kenapa kita nggak lanjut aja? Toh selama kita pacaran, aku tetep selalu sama kamu kan?"

𝑪𝑹𝑶𝑳𝑨𝑻𝑻𝑬Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang