( BAB : 20 ) Konflik Di Medan Perang

129 18 2
                                    

Sesampainya di Batalyon

Danu turun dari mobil tersebut dan berjalan menuju Batalyon

Langkah danu terhenti karna atasan nya Pak Sigit memanggilnya.

"Danu" pak Sigit memangil danu, danu yang mendengar itu pun berbalik badan.

" siap pak, ada apa" ucap danu memberi hormat sambil bersalaman

"Nu, kamu tau kan sekarang ada konflik dan 800 prajurit sudah di kirim untuk berperang,tadi pagi saya di kabarkan, bahwa atasan mu pak widanto meninggal dunia, 50 pasukan juga tiada nu, siapa yang akan memimpin perang karna jendral yang memimpin perang konflik ini tiada, 51 korban itu akan di pulangkan sekarang juga, dan saya sudah merencanakan tadi pagi dengan panglima, pasukan mu mandala putra saya kirim ke lokasi konflik" kata pak Sigit.

" siap, izin pak, apakah semua pasukan saya akan di kirim ke sana" tanya danu ke pak Sigit.

"Hanya 100 orang, apakah kamu menerima nya nu, karna anak mu belum genap 2 bulan,mungkin juga kamu harus memberi tau istrimu dulu perihal ini " kata pak Sigit.

" siap pak

Danu pun lanjut berjalan ke kantor imigrasi Batalyon. Lalu Ia segera menelepon istrinya itu

Danu segera menghubungi nomor rumahnya

Dan tidak lama setelah itu

"Asalamualaikum dengan siapa ini" telefon itu dijawab oleh afita yang ternyata sedang berada di rumah mala

" waalaikumsalam fit, ini mas danu, boleh minta tolong telefon ini di beri ke mbak mala?, mas mau ngomong sebentar " kata danu

"Eh njeh mas, sekedap (sebentar)" kata afita

Akhirnya afita memangil mala

" mbak mal, ini di telefon pujaan hati mu" kata afita, yang ternyata terdengar sampai ke dalam telefon

Danu yang mendengar itu sedikit tersenyum

"Ya??,Mas danu toh fit? " tanya mala

" iya mbak, nih " afita pun memberi telefon itu dan mengantikan mala menggendong Felix.

" gendong dulu ya fit sebentar " kata mala

" iya2 mbak".

"Halo mas, ada apa".

" dek, maafkan mas besok tak bisa pulang karna mas di perintahkan untuk bertugas di medan perang, atasan mas yang di tugaskan untuk perang gugur dek, bersama 50 prajurit lainnya, mas juga mungkin agak lama di medan perang, karna konflik ini lumayan besar " kata danu.

"Mas danu, itu sudah tugasmu sebagai seorang abdi negara, yang penting kamu harus pulang dengan selamat, jangan sampai lupa sholat meski berperang, jangan lupa sama aku, aku selalu bersamamu, raga mu ternanam di hatiku, adek akan terus mendoakan yang terbaik untukmu mas" Kata mala

" maafkan mas ya, mas tidak selalu ada di sampingmu " kata danu

" tidak apa apa mas, ini kan sudah tugas mas juga, memang benar kata ayah, mala tidak boleh egois, tugas mas tidak hanya untuk menjaga mala, tapi juga untuk berbakti kepada negara " jelas mala

" dek..., trimakasih sudah mengerti sayang, baik baik ya disana " ucap danu

" iya mas " kata mala

" saya mencintai mu, i love you"

"I love you too, jaga kesehatan ya mas " ucap mala

" kamu juga ya dek, jangan banyak² bekerja ya, mas titip Felix juga di sana " kata danu

" iya mas " kata mala

Telefon di akhiri, mala sebenarnya agak tidak rela melepaskan suami untuk berperang, ia sebenarnya ingin menghabiskan setiap harinya dengan laki2 yang ia sangat cintai setelah ayahnya

Disisi lain danu juga sebenarnya tidak ingin meninggalkan keluarganya,

Danu juga menelfon keluarganya untuk meminta doa, agar ia bisa selamat, dan bisa kembali memenangkan perang

Setelah menelfon keluarganya, ia menunggu pasukannya untuk datang ke Batalyon

10 menit kemudian pasukan mandala putra pun datang, mereka langsung disambut oleh danu, dan langsung diajak untuk melakukan brifing

Setelah 20 mnit brifing 100 pasukan mandala putra berangkat, begitupun juga danu.

••••

Mala dirumah benar benar sangat khawatir dengan keadaan suaminya, ia takut hal buruk terjadi, tapi apa yang harus dilakukan mala, dia hanya bisa membantu memberikan doa, dia berharap suaminya berhasil pulang dengan selamat

Mala masuk ke dalam kamar, ia membuka tirai jendela yang terdapat di samping meja rias nya, ia membuka jendela kamar, lalu mala melihat pemandangan halaman rumahnya yang tampak bersih dan sepi itu.

ia juga sesekali memejamkan matanya untuk merasakan hembusan angin yang lembut dan sejuk itu, entah apa yang mala pikirkan hingga setetes air matanya jatuh membasahi pipinya

Ia yang sadar akan hal itu langsung mengusap air matanya sambil berkata lirih

" loh kok tiba tiba air mataku jatuh, apa yang aku pikirkan barusan, ah sudah lah " kata mala

Mala pun menutup kembali jendela itu dan dia pun menghampiri Felix yang sedang tidur di ranjang milik nya.


Lanjut bab selanjutnya yaaa
Jangan lupa di vote 🫵
Tunggu lanjut nya besok yahhh

Setia BersamamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang