Tentang sepasang kekasih dari derajat yang berbeda. Lilith merupakan seorang member dari girl group yang sangat terkenal di berbagai belahan dunia. Dia memiliki kekasih bernama Ian. Seorang laki-laki penyandang disabilitas. Mereka menjalin hubungan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEBELUM BACA HARAP VOTE DULU. THANK U 💛
• • •
Ian tersenyum gembira kala mengetahui bahwa Lilith sebentar lagi akan pulang. Dia dengan semangat mendorong wheelchair miliknya menuju dapur. Dia akan membuatkan salad buah untuk Lilith. Karena dia tau salad buah merupakan dessert kesukaan gadis itu.
Dengan senyuman yang menghiasi bibir lembutnya itu, dan tangan yang memotong buah dengan telaten, Ian berkata dengan harapan,"Illy pasti suka."
Sentuhan terakhir yang dia taruh pada dua box berisikan salad adalah susu kental manis.
"Tada~~" Ian dengan bangga melihat hasil akhir salad buatannya. Dari dulu Lilitih selalu menyukai salad buatannya. Dan selalu menghabiskan bahkan sampai dua box.
Suara langkah kaki masuk terdengar, dengan wajah tersenyum Ian siap menyambut Lilith.
"Apa kamu lelah?" Ian bertanya sambil tersenyum.
Sementara lirih memutar bola matanya malas,"Apa kau akan terus menjadi penganggu?"
"M-maaf. Mmm, aku membuatkan mu salad buah." Jelas Ian dengan menunjuk dua buah kotak salad buah tersebut.
Lilith hanya menatap laki-laki itu dengan perasaan jengkel. Lalu beralih mengambil kedua kotak salad buah itu, tanpa aba-aba Lilith melemparkan salad buah itu hingga jatuh berantakan di lantai.
"Lilith?" Ian menatap salad buah itu dengan nanar yang sudah terjatuh.
"Lo pikir gue mau makan makanan yang di buat dengan tangan sial lo itu?" Lilith dengan tega menginjak-nginjak salad buah itu, dan sukses membuat hati Ian berdenyit sakit.
Dia menatap kecewa pada Lilith dengan air mata yang sudah terurai,"apa kamu tidak bisa menghargai ku sedikit saja kumohon."
Deru nafas marah terdengar dari gadis itu, dia mendekat dan mencengkram kedua pipi tirus milik Ian,"lo itu cuman seengok sampah yang ga pantas dihargai." Ujarnya dan menghempaskan tangannya dengan kasar.
Belum sempat Ian bernafas, Lilith malah menjambak rambut laki-laki itu,"Bersyukur lo udah gue tampung." Ian hanya menatap gadis itu dengan mata yang berair. Rasa sakit pada rambutnya tidak sebanding dengan rasa sakit di hati.
"Lilith kumohon, lihatlah aku." Ian menangis.
"....aku mencintaimu, bahkan lebih dari apapun. Kenapa? Kenapa dengan cepat kamu melupakan ku?" Hati nya sakit, dalam benak selalu bertanya dengan apa yang terjadi pada Lilith hingga berlaku seperti ini pada dirinya.
"Lo itu ga pantes buat gue tau ga!" Sarkas Lilith dan menghempaskan rambut Ian kasar hingga kepalanya terhuyung ke belakang.
"Sshhh..." rintihan kecil keluar dari bibir pemuda itu. Semuanya sakit, tubuh dan hatinya sangat sakit menghadapi Lilith.