UNTITLED - 2

207 18 5
                                    

!WAJIB VOTE n KOMEN!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

!WAJIB VOTE n KOMEN!

• • •

Pagi hari telah datang dengan munculnya matahari yang cukup terik. Seorang laki-laki mulai membuka matanya kala silau matahari menyoroti matanya tajam. Ia melirik ke arah samping dan menatap gadis cantik yang masih berada di sampingnya tersebut.

Ian tersenyum bahagia, pagi hari dia awali dengan melihat wajah polos nan cantik milik Lilith. Tak bosan-bosannya, Ian terus menatap wajah kekasihnya tersebut.

Tanpa diminta tangannya terulur menyentuh pipi gadis tersebut. Dia mendapatkannya. Ian bisa menyentuh pipi Lilith setelah sekian lama. Jari-jarinya mengelus lembut pipi Lilith.

Merasa ada yang menyentuhnya membuat Lilith terbangun dan menepis tangan tersebut dengan kuat. Sangat kuat.

"Awhh.." rintihan kecil terdengar kala dia tidak siap dengan tepisan tersebut. Jantung nya berdebar kencang dan sangat kencang. Dia dapat merasakan aura menegangkan dari arah Lilith. Terbukti dadi Lilith yang menatapnya dengan tatapan musuh.

"Berani nya kau menyentuh ku?!" Hardik Lilith.

Ian menjadi ketakutan, tangannya gemetar serta keringat dingin yang keluar. "M-maaf, aku tidak sengaja." Dia menunduk tak berani menatap Lilith.

Lilith mengeratkan rahangnya, menatap nyalang ke arah Ian. Dia mengambil kasar tangan Ian dan memerasnya dengan sangat kuat. Hal tersebut sukses membuat Ian menangis, dia menatap iba ke arah Lilith.

"A-ampun." Mohonya menangis. Bukannya melepaskan atau apa, Lilith malah mengeratkan cengkramannya tersebut."ini akibatnya kalau lo lancang sama gue."

"M-maaf, maafkan aku. Ssshhh, tolong lepaskan, kumohon ini sakit." Ian terus saja menangis. Kepalanya menjadi pusing dan matanya menjadi kabur. Akibat kecelakaan tersebut, Ian menjadi rentan sakit. Contohya jika menangis terlalu banyak itu akan berpengaruh pada imun nya tubuhnya.

"Maaf, m-maaf tolong ini sangat sakit. Ku mohon..."

Ian terus merintih dan memohon agar Lilith melepaskan cengkramannya. Darah terus saja mengalir akibat kuku tajam milik Lilith tertancap pada kulitnya. Kepalanya sangat pusing, pandangan ia semakin memudar.

"Kumohon..." lirihnya tak sanggup bicara lagi. Dengan kasar, gadis itu melepaskan cengkraman nya pada Ian dengan kasar setelah itu dia berjalan keluar kamar meninggalkan Ian yang terduduk lemas tak berdaya.

Badannya merosot ke bawah, air mata terus saja mengalir tanpa berhenti. Dia menangisi segala hal. Terlebih lagi nasib dirinya.

"Apa salahku sampai harus menerima hal ini?"

Ian hancur.
Dia lemah.
Dia lelah.

Dia menatap darah yang masih segar tersebut,"Kau pantas dihukum karna menyentuh wajah kekasih mu."

UntitledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang