Dikantin kampus, Jake hanya mengaduk makanannya tanpa minat. Sudah tiga hari sejak kejadian mereka menjauhkan Jeongwoo dengan Taehyun, Jeongwoo belum terlihat hadir dikelas
" Jeongwoo kok gak masuk ya Jay, udah tiga hari"
Berbeda dengan Jake yang tidak selera makan, Jay justru makan dengan lahap. Bukan karena dia tak peduli soal temannya, tapi memang itulah caranya menutupi rasa khawatir yang ia rasakan
" Gak tahu gw, dikeluarin mungkin "
" Sama siapa?"
"Suaminya lah"
Jake menepuk keras lengan Jay
"Jangan bicara sembarangan, gw khawatir tahu"
"Emang lo doang? Gw juga khawatir kalik"
Jake hanya menghela nafas, mengenal Jay cukup lama membuat dia tahu kebiasaan pria itu saat sedang merasa khawatir atau cemas, nafsu makannya bertambah. Pantas saja perbedaan tubuh mereka jauh berbeda
" Jaaaayyyy gw khawatir "
Jake menggoyangkan tangan Jay acak
"Aduhhhh ya gw harus apa, gw gak tahu"
Jake berhenti kemudian berdiri dari kursinya
" Ayo kerumah Jeongwoo "
"Emang lo tahu rumahnya?"
Jakr kembali duduk dan menjatuhkan kepalanya diatas meja bikin Jay reflek jauhin piring temannya itu
"Gw gak tahu rumahnya" Gumam Jake lemas, tapi beberapa detik kemudian dia kembali menegakkan tubuhnya membuat Jay tersentak
"Tapi rumah keluarga Park pasti banyak yang tahu kan Jay? Secara kan mereka terkenal"
"Iya jug-"
Brak
"Emang pinter gw"
Jake kembali berdiri, narik tangan Jay menuju keluar kantin
"Mau kemana?"
"Nyari rumah Keluarga Park lah"
Mereka akhirnya keluar dari gedung fakultas setelah mampir bentar ke kelas buat ambil tas
"Pake mobil lo ya, gw gak bawa motor" Ujar Jay setelah keluar dari gedung fakultas mereka
" Lah gw juga gak bawa, mobil gw dipinjem mama"
Keduanya berhenti didepan parkiran
"Terus kita pake apa kesana?" Tanya Jay bingung
"Pake tax-"
"Sama gw aja"
Keduanya reflek noleh kebelakang, entah sejak kapan Taehyun udah dibelakang mereka sambil nenteng tas dibahu kirinya
"Apaansih Tae, gak ada yang ngajak lo" Ketus Jay kesal, kalau bukan sepupunya mungkin udah Jay tendang saking muaknya
" Kalian mau ketemu Jeongwoo kan, ayo sama gw. Gw tahu dia tinggal dimana"
Jake mengernyitkan keningnya
"Tahu dari mana?""Semua tentang Jeongwoo gw tahu"
Jay rolling eyes
"Gak makasih, kita gak mau Jeongwoo dalam masalah karena lo"
"Yaudah biar gw sendiri yang kesana"
Taehyun mau masuk kedalam mobilnya, tapi keburu ditahan Jay dan Jake
"Ngapain lo mau kesana?" Tanya Jay ketus
"Gw khawatir sama dia"
.
.
.
Di sebuah ruangan Hyunsuk dan saudaranya tengah berkumpul, mereka sedang membicarakan hal serius dengan Johnny lewat telepon. Tatapan mereka sesekali melirik layar besar diruangan itu yang menunjukkan rekaman cctv setiap sudut rumah, lebih tepatnya pandangan mereka mengarah pada Jeongwoo yang duduk diam dikamar Haruto ditemani si pemilik kamar yang berusaha ngebujuk Jeongwoo untuk makan, sudah tiga hari Jeongwoo sulit disuruh makan, beberapa kali mereka harus mengancamnya agar mau memakan makanannya dan tentu saja Jihoon yang melakukan itu, tapi yang terjadi Jeongwoo malah menangis begitu pilu"Apa yang ingin kalian tanyakan?" Tanya Johnny setelah Minseok keluar dari ruangannya
"Bagaimana hasil pemeriksaan Jeongwoo yang pernah Daddy lakukan?" Tanya Hyunsuk to the point
" Testnya belum keluar, ada apa? Kalian terlihat khawatir "
" Kapan testnya keluar daddy?" Tanya Jihoon tanpa menjawab pertanyaan Johnny
"Dokter Kim sedang ada tugas diluar kota, mungkin bulan depan kita baru dapet hasil testnya"
Mereka semua saling menatap satu sama lain
"Daddy, apa Doyoung boleh bertanya?"
"Kalian menelpon memang untuk bertanya kan? Tanyakan saja"
" Apa benar keluarga kita sangat tidak diperbolehkan memiliki keturunan perempuan?"
Terdengar helaan nafas dari sebrang. Dilayar laptop milik Hyunsuk, Johnny terlihat menutup berkas pekerjaannya sebelum fokus pada layar
"Sudah pernah daddy katakan dan adik bungsu kalian adalah buktinya"
Sebuah rahasia keluarga mereka, jika didalam keluarga inti terdapat keturunan perempuan yang lahir dikeluarga itu tak akan hidup lama, atau jika mereka berumur panjang hidupnya akan sangat menderita, hal itu sudah terjadi turun temurun dan salah satunya adik bungsu mereka. Anak kesepuluh Johnny adalah seorang perempuan, umurnya hanya bisa mencapai 3 tahun
"Baiklah Dad, terimakasih. Kami akan menghubungi mu lagi nanti"
Hyunsuk memutuskan sambungan telepon dengan Johnny setelahnya bersandar disofa disusul helaan nafas berat
"Bagaimana jika Jeongwoo bisa hamil?" Gumam Jaehyuk memusatkan seluruh perhatian padanya
Pintu ruangan terbuka, Haruto masuk dengan wajah lesunya. Pandangan mereka beralih dengan kompak kelayar besar diruangan itu, Jeongwoo sudah tertidur pulas
"Bagaimana Jeongwoo?" Tanya Asahi setelah Haruto duduk disebelahnya
"Awalnya sulit untuk dibujuk makan, tapi akhirnya mau setelah....gue ancam sedikit "
Jihoon menepuk bahu Haruto, paham benar apa yang adiknya itu rasakan
"Ngomong-ngomong, apa yang kalian bahas?"
Mereka saling menatap satu sama lain, bingung memulai dari mana
"Kak, menurut lo Jeongwoo bisa hamil?" Pertanyaan yang jelas-jelas Haruto tidak tahu jawabannya itu terlontar dari mulut sibungsu
" Gw gak tahu"
Mendadak ingatan pada hari dimana mereka melakukan itu terbayang diingatan Haruto
" Kalau Jeongwoo bisa hamil dan melahirkan anak perempuan, bagaimana?"
Semuanya diam mendengar pertanyaan Yoshi, Tiba-tiba mereka merasakan takut dengan kemungkinan yang terjadi
" Udahlah lagian belum tentu Jeongwoo bisa hamil " Sahut Junkyu berusaha menenangkan saudaranya, tapi perkataan Jihoon membuat mereka terdiam
" gimana kalau bisa, Malam itu gak mungkin gak ada hasil kalau memang Jeongwoo bisa"
"udah gue bilang kan tahan diri, jangan terburu-buru. Kalau sampai Jeongwoo hamil dan anaknya beneran perempuan gimana?" Haruto mengacak rambutnya frustasi, mereka sudah menikah tapi kenapa seperti habis menghamili orang lain?
" Kalau perempuan ya gugurin"
Pernyataan gamblang Jihoon membuat mereka menatapnya kaget
"Lo gila kak" Doyoung
"Gw lebih gila kalau sampai anak itu lahir dan membuat luka untuk kita semua, terutama Jeongwoo. Karena itu jangan sampai Jeongwoo menyadari lebih dulu kalau dia hamil"
"Gimana mung-" Jaehyuk
"Ngapain mereka kesini?" Perkataan Hyunsuk membuat mereka menoleh cepat kearah layar besar diruangan itu, tiga orang yang tak asing tengah berdiri didepan rumah mereka
"Berani banget tu cowok kesini"
Jihoon bergegas keluar diikuti saudaranya yang lain, tapi langkah haruto terhenti ketika ponselnya berdering
"Halo?"
" Tuan dimana, jadi kan berangkat ke Eropa?"
"Ah sial, gue sampai lupa. gue siap secepatnya"
Setelah mematikan telepon Haruto bergegas menuju kamarnya untuk bersiap ke Eropa
The continuous

KAMU SEDANG MEMBACA
Jeongwoo Harem | OT10 (REVISI + ONGOING)
FanfictionTentang Jeongwoo dengan 9 suaminya