'Debt'

127 24 6
                                    

Gedung-gedung pencakar langit yang tinggi menjadi pemandangan umum bagi sebuah kota besar dengan padatnya penduduk.

Namun pemandangan yang terlihat indah dan menarik itu selalu diiringin oleh sesuatu yang gelap juga mencekam.

Nampak dua orang pria berbadan besar sedang membawa secara paksa tubuh seorang pemuda bersurai merah yang meronta dalam cekalan mereka. Tak jauh dari tempat ketiganya berjalan, berjejer pria yang berpakaian sama dengan dua pria yang sedang membawa orang lain tersebut.

Semua mengenakan setelan hitam dengan kacamata senada, seolah bagitu masuk ke dalam lingkaran yang penuh dengan banyaknya orang berpakaian hitam tersebut, maka kalian akan sampai ke dimensi lain.

Noeul, pemuda manis yang dibawa secara paksa oleh dua orang yang tidak dikenalnya terus saja memohon untuk dilepaskan. Pasalnya Noeul tak tahu kenapa dirinya ditangkap dan dibawa ke tempat yang dia tak tahu kalau di kota ini ada tempat seperti ini.

Kakinya lelah harus terus berjalan dengan jalan yang tak menemui akhir untuk berhenti. Hingga sebuah bangunan rumah mewah berdiri kokoh di depan matanya. Membuat Noeul merasakan kalau sebentar lagi, pasti dirinya akan dibawa masuk ke dalamnya.

Noeul sudah menangis meraung di dalam hati karena berpikir mungkin inilah akhir hidupnya. Dan bisa saja begitu masuk dirinya sudah akan menjadi santapan para buaya. Karena terdapat sebuah kolam yang cukup luas di sebelah sisi timur rumah mewah ini, dan Noeul yakin kalau di dalam kolam tersebut hiduplah buaya yang kelaparan dan menanti tulang berbalut dagingnya.

Kalau tahu akan berakhir menjadi santapan para buaya, Noeul tak akan menghemat biaya makannya dan menyisihkan sebagian uangnya hanya untuk melunasi semua hutang-hutang keluarganya. Tubuhnya bahkan terlalu kurus dengan hanya sedikit daging yang melilitnya sebagai pemanis, dan semua karena hutang dan hutang yang tak ada habisnya.


" Kami membawanya bos!" suara salah seorang dari dua pria berbadan besar yang membawanya menarik atensi Noeul untuk kembali sadar


Mata bulat cekungnya kini menangkap seorang pria bersurai hitam dengan mata bulat yang menatapnya tajam dan siap mengulitinya.


" Tuan.. Tolong lepaskan saya, Saya mohon.." Noeul menggosok kedua telapak tangannya dengan cepat meminta pengampunan pria yang baru kali ini dia lihat

Tak ada jawaban dari pria yang masih menatapnya tajam tersebut, namun pria itu berjalan mendekat ke arahnya. Membuat kalimat yang sempat dia lontarkan kembali tertelan karena takut.


" Kau tahu kenapa kau berakhir disini?" tanya pria itu dan Noeul menggeleng ribut

" Kau mau tahu?" Noeul mengangguk cepat, dirinya tentu ingin mendengar alasan kenapa dirinya diseret ke tempat asing ini yang berisi kumpulan orang aneh juga menyeramkan

" Kau sudah dijual untuk melunasi hutang orang tuamu." pria itu kembali duduk di singgasananya, menatap remeh pemuda bersurai merah yang nampak terkejut mendengarnya


Noeul menggeleng lemah, keluarganya tak mungkin menjualnya. Dirinya sudah putus sekolah hanya karena harus bekerja seperti orang gila untuk membayar hutang yang dia sendiri tak tahu berapa nominalnya. Lalu sekarang dirinya masih harus dijual setelah keringat darahnya diperas tanpa henti oleh keluarganya.

Pemuda manis itu tertawa keras, menertawakan takdir yang membuat dirinya harus terlahir di keluarga mengenaskan yang pada akhirnya membuangnya.

Pria bersurai hitam itu menaikkan satu alisnya melihat pemuda yang tadi ketakutan kini berubah menjadi seperti orang gila karena tawa yang tiba-tiba.

" Kalau begitu ayo, Dimana tempatnya?" Noeul berdiri dari duduk bersimpuhnya, memukul kasar celananya yang mungkin saja kotor terkena debu

" Dimana?" ulang pria tampan tersebut

LAPIN COUQUIN (Nouel's Ghost Ship)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang