0.6

878 128 22
                                    

Halo, budayakan vote & comment ya :)

*

"Pak Lee, ternyata kau memiliki dua putri?" tanya Azzura waktu itu mengingat foto keluarga supirnya yang tak sengaja ia lihat di rumah pak Lee. Mereka tengah dalam perjalanan pulang dari sekolah setelah Lee Jung Jae meminta izin untuk ke rumahnya sebentar karena harus memeriksa istrinya yang sedang sakit.

"Betul, nona. Tapi... "

"Tapi, apa?"

"Putri saya yang bungsu tidak bisa melihat sejak lahir, padahal dia sangat cantik," jawab Lee Jung Jae dengan sedih.

Azzura terkejut mendengar penjelasan Pak Lee tentang putrinya. Ia seakan ikut merasakan apa yang dirasakan anak bungsu supirnya itu. "Kasihan sekali. Dia pasti ingin melihat indahnya dunia. Andai aku bisa meminjamkan sebentar kedua mataku untuknya."

"Ah, terimakasih nona atas perhatiannya. Kelak jika saya memiliki uang yang cukup saya pasti akan mencari pendonor untuk putri saya."

"Semangat ya, pak. Jika semisalnya aku tiba-tiba meninggal, Pak Lee boleh mengambil kedua mataku untuk putri Pak Lee. Tapi, jangan pernah memberi tahu kak Keenan dan kak Victory! Mereka pasti tidak akan memberikannya."

Pak Lee cukup terkejut dengan penuturan majikannya tersebut. "Maaf nona bukan saya lancang, tapi nona Azzura tidak boleh berbicara seperti itu. Itu tidak baik. Saya yakin nona akan berumur panjang dan hidup lama bersama tuan Keenan dan tuan Victory."

Azzura hanya tertawa kecil. "Tapi usia itu tidak ada yang tahu, Pak Lee."

Sang supir hanya diam menatap Azzura lewat kaca spion depan. Perjalanan itu kembali hening. Pak Lee fokus menyetir dengan kecepatan sedang.

Namun lama-lama, ia merasakan injakan pada remnya tidak berfungsi. Lee Jung Jae mulai panik. Padahal tadi pagi mobil itu baik-baik saja.

"Ada apa, pak Lee?" Azzura menyadari gelagat kepanikan dari gerak-gerik supirnya.

"Non Azzura, bagaimana ini remnya tidak bisa berfungsi!" sahut Lee Jung Jae semakin panik sambil berusaha menginjak rem.

"Pak Lee tenang dulu." Azzura mencoba bersikap tenang kendati ia juga merasakan kepanikan luar biasa. "Pak Lee awassss!!"

DUAR!

Pria baya itu terbangun dengan peluh memenuhi seluruh tubuhnya. Jantungnya seperti dipompa dengan cepat. Ia celingukan ke sekeliling dan mendapati dirinya berada di kamar miliknya.

Mimpi itu kembali lagi. Mimpi yang bukan sekedar bunga tidur, melainkan memori dari masa lalu yang selama lima tahun terus menggerogoti ketenangan hidupnya. Bohong, jika selama ini Lee Jung Jae hidup tanpa merasakan sedih. Ia menderita lebih dari siapa pun. Lee Jung Jae menyimpan rahasia besar yang tidak diketahui oleh Victory dan Keenan.

"Kau mimpi itu lagi?" sang istri masuk ke dalam kamar dan khawatir mendapati suaminya terbangun dalam tatapan kosong. Ia meletakkan punggung tangannya di kening sang suami. "Panasmu semakin parah. Lebih baik kita ke dokter."

Namun, Lee Jung Jae lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Ia menolak untuk dibawa ke rumah sakit. "Itu akan membutuhkan biaya besar. Sementara kita hanya punya tabungan untuk membayar kuliah Alice dan sekolah Ruby."

My Cute VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang