0.8

860 133 30
                                    

Hai masih ada yang nunggu cerita ini?

Don't forget for vomment!

Enjoy ^^

*

Hari itu kabar kepulangan tuan besar Kim Vante dari Belanda telah santer ke seluruh penjuru Seoul. Sepuluh bodyguard sudah ditugaskan untuk menjemput sekaligus menyambut pemilik Van Tech Corporation itu di bandara Incheon.

Para petinggi dan investor yang bekerja sama dengan perusahaan juga ikut menyambut kedatangan Kim Vante.

Begitu tiba di rumah, Victory dan Keenan rela mengurangi jadwal kerja mereka demi sang ayah.

"Putra-putraku," gumam pria baya itu sambil memeluk keduanya. Ia rindu sekali pada mereka. Ia juga tak lupa memeluk menantunya, Juliana.

"Tumben sekali ayah pulang mendadak," kata Keenan setelah mereka memutuskan duduk di kursi ruang tengah rumah itu.

"Kejutan untuk kalian." Kim Vante terkekeh kecil sambil menepuk bahu putra bungsunya. "Putraku makin tampan saja. Kapan kau akan menikah seperti kakakmu?"

Victory merotasikan bola matanya. "Menikah tapi tak juga dikaruniai anak, untuk apa?"

Pelototan Keenan langsung tertuju pada adiknya tersebut. Ia langsung menggenggam tangan Juliana yang duduk di sampingnya. Memberi ketenangan supaya tidak tersinggung dengan ucapan Victory.

"Tujuan menikah itu bukan untuk punya anak saja. Dasar kau ini." Kim Vante membela putra sulungnya membuat Keenan tersenyum penuh kemenangan ke arah Victory. Ayah dua anak itu kini terlihat mengamati mimik Victory. "Tunggu, apa ini perasaan ayah saja atau memang sekarang kau berubah, nak? Sebelum ayah berangkat setahun lalu auramu masih seperti kuburan. Sekarang kau terlihat lebih hangat dan cerah."

Victory tidak merespon apa pun. Bukan karena ucapan ayahnya yang terkesan menyindir, tetapi karena ia juga tak mengerti dengan perubahan yang sedang terjadi padanya. Tepat di saat itulah pelayan datang bersama Ruby. Kehadiran gadis itu mengalihkan atensi semua yang duduk di ruang tamu, terutama Kim Vante.

"Azzura," celetuk Kim Vante. Sedetik ia tersadar dari kebodohan atas apa yang baru saja ia ucapkan. Pria setengah baya itu mendekati Ruby untuk memastikan sesuatu. "Apa kau putri—"

Victory menghampiri Ruby, bahkan ia tak malu memeluk gadis itu dari belakang di hadapan ayahnya. "Aku telah mengambilnya dari pria jahat itu," ucapnya bangga.

"Apa mungkin anak ini putri Lee Jung Jae?" tanya Kim Vante dengan raut muka yang berubah drastis, ia menatap kedua putranya bergantian.

"Ayah benar. Dia putri pria itu," timpal Keenan dengan cepat.

Kim Vante kini memfokuskan tatapan pada putra bungsunya. Matanya seketika memerah. "Victory kau harus sadar! Apa yang menimpa Azzura itu murni kecelakaan! Kau tidak perlu melakukan ini!"

Bukan Victory jika hanya diam saja jika mengenai adik angkatnya. "Aku tidak terima! Harusnya pria itu dipenjara! Dia telah menghilangkan orang paling berarti di hidupku. Ayah tidak akan pernah mengerti!"

Memejamkan mata untuk beberapa detik, Kim Vante merasa frustasi. Kedatangannya ke Korea ternyata bukan di waktu yang kurang membahagiakan. Rasanya ia menyesal datang ke Seoul jika keadaannya seperti ini.

My Cute VillainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang