es batu

7.2K 542 16
                                        

keributan terjadi lagi, setelah leo mendorong jauh badan dewa dan menarik badan albe ke dekapannya.

"maafin aku pake cara kasar gini be"

badan yang bisa di bilang ga kecil, tapi di angkat dengan mudahnya oleh seorang leo.

"ngapain lo?? turunin gue, woy leo turunin gue... sumpah lo mau gue gigit?? dewa, dewa lo gapapa kan? ni orang sinting banget, turunin gue bangsat!!!" selain memukul mukul punggung leo, albe juga mencoba menggigit bahu leo, tapi karena perlawanannya tidak cukup kuat untuk menggertak leo, akhirnya albe pasrah aja sama apa yang akan di lakuin leo.

setelah albe dirasanya tenang, leo segera berjalan ke arah motornya, setelah sampai ke tempat motornya terparkir, leo segera menurunkan albe yang masih terdekap dengan erat di pangkuannya dengan hati hati..

"awas anjing, lepasin gue" albe kembali berontak dengan cukup kuat, yang membuat leo menggenggam tangan albe dengan cukup kuat, sampai terlihat yang di pegang tangannya merintih kesakitan.

"AKU BILANG NAIK, NAIK ALBE.. aku gamau nyakitin kamu lagi atau kasarin kamu lagi, so please.. naik dengan tenang dan nurut sama aku okay??" setelah mendengar teriakan leo dan di tekan terus dengan pegangan tangan yang kuat ini, albe membeku.. dirinya seolah tersihir oleh perkataan dan tindakan leo.

melihat albe yang mengerutkan dahinya kuat pertanda dia sedang kesakitan, leo segera melepaskan genggaman tangannya, setelah melepaskan tangan itu terlihat jelas di kulit putih albe bercak bercak merah bekas genggaman kuat itu, leo terlihat tegang kembali, tapi dia terpaksa melakukan itu agar albenya bisa sedikit tenang dan menurut.

"good boy" leo segera mengusak rambut albe dengan lembut.. dan langsung memakaikan kembali helmnya.

albe gatau akan di bawa kemana, pokoknya pikirannya terasa kosong, dan hanya mengikuti kemana leo akan membawanya.

albe sampai tidak sadar kalau dia ternyata di bawa ke perumahan tempatnya tinggal, tapi bukan di antar ke rumahnya malahan dia di bawa ke rumah lain, yang tidak jauh dari rumahnya.. ternyata selama ini leo dan albe selalu berdekatan..

gerbang pun otomatis terbuka saat motor hitam ini sampai, setelahnya leo segera memarkirkan motornya sembarangan, yang penting dia dekat dengan pintu masuk ke rumahnya..

dia segera turun, tapi penumpang di belakangnya masih terdiam kaku, masih tidak bisa terima dengan kejadian tadi..

"mau aku pangku ke dalem rumah? yaudah sini.." leo membuka lebar tangannya..

saat tangan leo akan meraih tubuhnya, albe segera menepis tangan itu. dan langsung turun, tanpa mengatakan apa apa.

"sini aku bukain helmnya, okayy?" leo tersenyum, dan menjulurkan tangannya ke clip helm yang di pakai albe.

"gausah pegang pegang gue bangsat!" setelah mengatakan itu, albe segera membuka helm yang di pakainya, dan membantingnya begitu saja ke tanah.

"yaudah, ayo masuk.. aku obatin dulu lukanyaa" tanpa mempermasalahkan apa yang dilakukan albe, leo tetap menunjukan senyum nyaa..

mereka berdua pun segera masuk ke dalam, di tujunya kamar lantai atas yaitu kamar leo sendiri.

*cklek

pintu kamar pun di buka, semerbak wangi maskulin yang menusuk hidung albe yang membuat dirinya teringat dengan sosok leo, seolah wangi ini memang untuk leo saja.. dan setelah melihat sekeliling kamar, rapih sekali untuk seukuran manusia yang selalu memberontak seperti leo ini menurutnya..  

"duduk dulu disini yaa"

*nod *nod

setelah mengangguk paham albe segera duduk di tepi ranjang king size ini, dia berpikir apa yang di lakukan orang sendirian di ranjang sebesar ini, apa ga kerasa kosong gitu?

di bawanya kotak p3k oleh leo, tapi kelihatannya albe kurang senang, karena yang dia butuhin saat ini adalah hal lain.

"gausah, gue ga kenapa napa kok.. gue mau minta es batu ajaa, biar ga terlalu bengkak pipi orang ganteng ini."

leo tersenyum lebar mendengar apa yang di ucapkan albe, namun bukannya jalan lagi untuk membawa es batu, dia malah duduk di sebelah albe yang daritadi bertanya tanya apa yang sebenarnya laki laki ini ingin lakukan terhadapnya.. segera leo membawa tangan albe yang masih terlihat merah merah akibat genggamannya tadi, dan mengoleskan cream ke daerah merah merah itu..

setelah mengamati merah itu, rasa bersalah yang menusuk leo bertambah dengan sangat bertubi tubinya.. di bawanya albe ke pelukannya, pelukan emosional ini membuat albe tidak sanggup untuk memberontak lagi, dia hanya terduduk diam.. leo seperti sedang memeluk patung yang menyerupai dirinyaa.

 kenapa ini? basah terasa di pundak albe, ia segera mendorong sedikit badan leo untuk melihat apa yang terjadi, dan ternyata leo menangis seperti anak kecil yang kehilangan ibu nya di taman bermain..

"lohh? kenapa nangis begini?? woy.. udah udah, emang lo gue apain anjir sampe lo nangis begini??.. udah, udah nangisnyaa, lo jelek kalo nangis gini"

"maafin aku :( maaf, please maafin aku.. jangan suruh aku ngejauh dari kamu lagi, maafin leo :(" 

entah apa yang merasuki albe tapi dia langsung mengangkat kedua tangannya, dan mengarahkannya ke pipi leo, segeranya di usap air mata yang terus jatuh itu, menurutnya pemandangan ini sungguh luar biasa, karena hanya dia yang bisa melihat leo menggemaskan seperti ini..

"iyaa di maafin, tapi jangan sekali kali lagi okee? udah udah nangisnya, cup cup cup"

yang menangis juga tidak tinggal diam, dia segera menggenggam tangan albe yang masih berada di pipinya, di tatapnya lembut manusia di depannya ini, setelahnya dia mengarahkan satu tangan albe yang di genggamnya ke arah bibirnyaa...

*muach *muach ( guys kasih tau, lebih bagus pake kata apa buat mengekspresikan lagi cium tangan )

"makasih buat semuanya dan maafin aku" di ciumnya tangan albe beribu kali.

albe yang masih shock dengan perlakuan itu di buat lebih shock lagi saat leo mengangkat tubuhnya ala bridal style, dan langsung naik ke atas ranjang king size ini, untuk menempatkan albe di tempat yang lebih nyaman, dengan pandangan mereka berdua yang tidak pernah terlepas, leo dengan tatapan penuh cinta sedangkan albe dengan tatapan shock sekaligus kebingungan, situasi macam apa ini.

"leo, sadar leo.. ini gue albe bukan cewe lo, seenaknya banget"

"aku malah ini sadar banget hehe" leo mengatakan hal itu, dengan posisi mereka yang tertidur di atas ranjang berdua, albe yang ada di posisi lebih tinggi karena memakai bantal, sedangkan leo ada di posisi lebih bawah agar bisa ndusel di dada albe yang keliatannya hangat sekali..

"lo gaakan ambilin gue es batu kah? malah kaya anak kucing gini, peluk peluk segala.. ini kalo bengkak gede banget, gue pukulin lo sampe mati disini ya njing"

"huss, ngomongnya gaboleh kasar begitu, masa cantik cantik begini ngomongnya kasar begitu.."

"dih apaan, siapa yang lo bilang cantik? gue cekek juga ni"

leo tiba tiba terbangun, mengagetkan albe, di kira albe dia bangun karena takut di cekik oleh dirinya, tetapi ternyata dia malah ngambil hp yang ada di nakas, dan menghubungi seseorang perihal es batu.. setelahnya tanpa rasa bersalah, dia kembali memeluk albe dengan sangat erat, ndusel lagi sambil senyum senyum kaya orang yang dapet kupon 10 miliar.

gatau kenapa, albe gak kaya biasanya.. kenapa sekarang dia terima terima aja sama perlakuan leo?? padahal albe yang kita kenal kan bakalan tantrum kalau di giniin..


bantu vote biar update nya ga lama 😉

eye contact | blTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang