Chapter 14 - Lelucon

64 7 2
                                    


Semua orang dikejutkan dengan peristiwa besar yang terjadi pagi ini, terutama Keluarga Gu. Beberapa ilmuwan dan Zheng Chuyue sudah tahu sedikit mengenai hal ini. Akan tetapi, meskipun Keluarga Gu sudah menebak ada suatu hal yang besar, mereka tidak menyangka bahwa hal besar itu akan mengarah ke hal semacam ini. Bahkan Gu Sheng, yang sudah diberitahu semuanya, mengetahui informasi sepenuhnya berbeda dari melihat dengan mata kepalanya sendiri.

Untungnya, sekelompok orang itu bisa merespons dengan cepat, terutama kedua anggota termuda. Du Yayue bahkan lebih penasaran dan ingin menyentuh ekor ikan sepanjang tiga meter yang indah milik Yu An, tapi ketika sepupu tertua menatap tajam ke arahnya, dia merasa tertekan.

Yu An terduduk di atas tubuh Gu Shang. Pada saat itu, baik wajah dan ujung ekor ikannya memerah. Dia sangat malu sampai ingin menggulung ekor ikannya, tapi bahkan jika dia melakukannya, itu masih akan terlihat jelas.

Satu-satunya orang yang pernah menyentuh ekor ikannya adalah Gu Shang, yang berdiri kokoh seperti layaknya manusia baja. Lagi pula, pria ini berada tepat di depannya saat kejadian. Ketika dia berubah menjadi hiu, dia tidak bisa berdiri. Dia hampir jatuh, jadi dia segera membantunya naik dan membiarkannya duduk di pangkuannya.

Meskipun dia pernah melihat telinga dan insang di wajah Yu An sebelumnya, bentuk duyungnya yang sempurna bisa dikatakan berhasil membuat mata Gu Shang berbinar.

Yu An tumbuh agak sedikit lambat, dan wajahnya belum sepenuhnya terlihat dewasa. Wajahnya sedikit bulat,dan dengan sepasang mata besar yang cerah dan jernih, bulu mata yang panjang serta bibir merah muda, dia memberi kesan anak yang berperilaku baik. Itu memberi orang yang melihatnya kesan bahwa dia pria kecil yang cantik dan manis.

Namun Yu An dalam bentuk duyung memiliki ekor ikan berwarna biru safir yang memiliki panjang tiga meter. Lapisan insang yang menyerupai kasa berwarna biru akan tumbuh di kedua sisi tangan dan ekornya, dan telinganya juga akan berubah menjadi berwarna biru. Telinga dan insang itu tembus pandang dan berbentuk seperti kipas. Meskipun wajahnya masih agak bulat, bentuk wajahnya menjadi lebih panjang, terutama hidungnya menjadi lebih tegak dan lurus. Matanya masih besar, tapi ada sedikit warna biru di pupil matanya, ditambah garis senyuman yang terpatri di bibirnya. Sudut matanya terangkat, dan ada sedikit jejak pesona di keseluruhan dirinya.

Melihat Yu An yang menggulung dirinya sendiri seperti bola karena malu, sebuah senyum muncul di mata Gu Shang. Dia menarik selendang yang biasanya kakeknya gunakan untuk menghalau rasa dingin yang ada di sofa dan membungkus tubuh bagian atasnya supaya terhindar dari rasa dingin dan berkata, "Ayo sarapan dulu, dan kita akan berdiskusi setelah selesai makan."

Jadi sekelompok orang pergi ke ruang makan. Karena ada tambahan tujuh orang hari ini, mereka berganti ke meja makan gaya barat untuk sarapan. Diperkirakan bahwa mereka akan makan tiga kali bersama di meja ini selama beberapa waktu ke depan.

Paman Zheng dan Kakak Ipar membagikan masing-masing sarapan ke dalam piring dan menatanya di atas meja panjang supaya semua orang masing-masing bisa memakan sarapan mereka.

"Bisakah kamu berdiri sendiri?" Tanya Gu Shang.

Semua orang yang lain sudah pergi ke ruang makan, hanya meninggalkan Yu An dan Gu Shang. Yu An merasakan sakit kepala, dengan ekor ikannya dia tidak bisa berjalan ataupun merangkak di lantai.

Melihat Gu Shang bertanya kepadanya, dia hanya bisa menggelengkan kepala dengan wajah tertekan. Dia awalnya ingin meminta Gu Shang untuk membawakannya sarapan, tapi siapa sangka pihak lain hanya mengangkat tubuhnya dengan mudah.

Yu An sangat ketakutan sampai dia hampir jatuh, dia menurunkan kepala dan berkata, "Kakak!"

"Jangan bergerak, pegangan erat-erat." Ucap Gu Shang sembari menepuk kakinya yang besar.

Yu An segera mengalungkan tangannya melingkari lehernya , lalu karena tidak tahan dia bertanya, "Apa aku berat?" dia tidak tahan untuk mengibaskan ujung ekornya. Dia menjadi lebih tinggi dan pasti lebih berat."

Gu Shang mengguncangkan tubuh bocah yang ada di pelukannya. Meskipun anak ini memiliki ekor yang panjangnya lebih dari tiga meter dan ditambah dengan tubuhnya sehingga menjadi empat meter lebih, beratnya hanya sekitar dua ratus kati. "Terlalu ringan. Makan lebih banyak. Aku bisa menggendongmu bahkan jika beratmu bertambah seratus kilo."

Mata Yu An terbelalak lebar, dia merasa sedikit tidak nyata, "Kakak kamu sangat hebat."

Gu Shang tersenyum, mendudukkannya di kursi meja makan, mengelus kepala si kecil, dan berkata, "Duduklah,duyung kecil."

Yu An memperbaiki rambutnya dan menatap tajam Gu Shang dengan marah, "Kakak, aku hiu."

"Diam dan mulai makan." Gu Shang menarik kursi yang ada di sampingnya dan duduk.

Karena mereka makan di meja makan panjang hari ini, Gu Sheng duduk di kursi utama, dengan Keluarga Gu dan Yu An di samping kirinya, dan keenam akademisi serta Zheng Chuyue duduk di samping kanan.

Gu Sheng dengan santai mempersilahkan semua orang dan mereka mulai memakan sarapan mereka.

Du Yayue duduk di samping Yu An. Dia tidak bisa menahan keinginannya untuk menyentuh ekor itu beberapa kali, tapi setiap kali Gu Shang akan menyadarinya dan menghentikannya dengan tatapan yang mematikan.

Setelah ditatap tajam beberapa kali, Du Yayue tidak bisa menahannya. Saat Gu Shang sedang sibuk berbincang dengan Gu Sheng, dia menjadi lebih bertekad dalam kejahatannya dan mengulurkan tangan untuk menyentuh ekor berwarna biru yang sudah ingin dia sentuh sejak lama.

Yu An yang tiba-tiba disentuh oleh seseorang, tidak bisa menahan diri dan terlonjak kaget. Dengan satu tamparan dari ekornya, seluruh meja makan itu terbelah menjadi dua bagian lalu ambruk dengan suara debuman yang keras.

Semua orang sedang makan sarapan dengan serius dan membicarakan beberapa hal, tapi meja makan mereka tiba-tiba ambruk dan makanan yang ada di depan mereka seketika menghilang. Tidak ada yang bisa bereaksi untuk sesaat.

Du Yayue ketakutan dan dia tahu sesuatu yang buruk akan terjadi kepadanya.

Yu An sangat ketakutan sampai air mata menggenang di matanya, "Saya tidak sengaja melakukannya. Saya tidak tahu ini akan terjadi. Barusan seseorang menyentuh ekor saya dan saya tidak tahan untuk mengibaskan ekor saya, dan mejanya ambruk. Saya benar-benar tidak sengaja. Maaf. Saya tidak tahu ekorku akan sekuat itu."

Ketika Gu Shang mendengarnya, dia seketika memelototi Du Yayue, "Du Yayue, kau sangat hebat!"

Ketika Du Yayue melihat ada yang salah, dia seketika berdiri dan membungkuk 90 derajat kepada semua orang, "Maafkan saya, saya minta maaf, ini semua salah saya, semuanya saya mohon maaf, maafkan aku Xiao Yu'er."

Kecepatan mereka mengakui kesalahan membuat semua orang yang hadir ternganga, tapi orang-orang di Keluarga Gu tidak terkejut. Kedua berandalan di keluarga mereka paling takut terhadap sepupu tertua mereka Gu Shang, yang sudah biasa memarahi mereka sejak masih kecil. Sekali saja sepupu mereka memelototi mereka, mereka hampir bisa dipastikan akan jatuh berlutut untuk memohon ampun.

Untungnya, semua orang sudah hampir menyelesaikan sarapan mereka, dan lelucon ini berakhir dengan Du Yayue yang harus membersihkan dapur dan ruang makan sendiri dan membeli meja makan baru dengan uangnya sendiri sebagai hukuman.




.

.

.


Ilu's notes:

Jadi karena pembaca di sini sepi, might as well aku hiatusin danmei ini dulu mungkin ya buat fokus sama dua danmei lainnya, gimana? Apa mau coba danmei baru? Eh ini hak prerogatif aku ding, aku punya beberapa pilihan alternatif, tapi gak tahu bakal aku eksekusi apa nggak. Aku baru punya kitten dua dan yah, serasa punya bocil, susah mau ngapa2in diganggu mulu, jadi maaf banget ya kalau sering banget ngaret upload terjemahan, tapi sumpah aku lagi di tahap bosen sama danmei ini. Bukan chapter awal2 ini, tapi gara2 pertengahan agak draggy jadi males mau ngelanjutin baik baca ataupun terjemahin.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[Hiatus] After the Real Young Master Tied Up the SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang