My Boy

2.4K 105 6
                                    

Jennie tidak mengerti kenapa setiap ada urusan, tidak di kelas, di organisasi, dimana-mana selalu ada Lisa.

Pria dengan mata hazel itu yang terlihat menggoda. Penampilan berkharisma dan cool, minusnya sering buat lawan bicaranya sakit hati karena omongannya yang nyelekit.

"Kenapa sih Li, tiap ada urusan gue pasti sama lo. Kayak gak ada manusia lain gitu,"gerutu Jennie sambil memasang helm.

"Karna selain gue nggak ada yang mau mungut lo." Balas Lisa datar setelah berhasil mengeluarkan motor sportnya.

Kan? Apa kata Jennie. Si Lisa? nama asli Lalisa Manoban itu memang tampan, sumpah. Tapi mulutnya tuh minta diulek pake ulekan ayam geprek.

Jennie sendiri sering usap-usap dada sendiri ketika ngomong sama Lisa. Itu juga alasan kenapa Jennie sering ngeluh kalo Lisa yang harus menemaninya jika ada urusan kesana kemari.

"Lo mau mati? Pegangan!" Lagi, baru saja Jennie duduk di motor tinggi itu, Lisa sudah membuatnya naik darah.

"Ck, sabar dong. Ngak akan sampe mati juga kali kalo lo sendiri inget bawa gue. Bernyawa ini, lo pikir manekin?" Cibir Jennie kesal meski tak urung merapatkan tubuhnya dan melingkarkan kedua tangannya pada pinggang pria itu.

"Diem. Cerewet banget sih."

Meski sudah sering di bonceng Lisa, tetep aja Jennie sering lupa kalo Lisa tuh suka ngebut nggak jelas di jalan. Jadi daripada bertaruh nyawa, lebih baik dia menurut kan?

***

"Li, kita butuh berapa ya? Ini mana ada banyak lagi." Jennie bingung sendiri memilih barang yang mereka cari, sedangkan Lisa memilih barang lainnya.

"Beli aja semua kalo nggak tahu, gitu kok pusing."

Jennie mendengus. Sialan si Lisa. Masa dia harus membeli semua barang bernilai ratusan ribu won itu? Sorry ya Lisa Oppa, Jennie itu sayang duit. Mentang-mentang cowo itu kaya, seenaknya saja. Ya walaupun selama ini ketika mereka pergi, setiap kali makan atau membeli sesuatu Lisa yang selalu membayar.

Eh?

"Team work yang sangat sialan." Desis Jennie membuat Lisa mendelik.

"Apa lo bilang?" Jennie terkekeh dan langsung kabur tanpa menoleh pada Lisa yang menatapnya tajam. Gadis itu cekikikan karena berhasil menggoda Lisa.

Lain halnya dengan Lisa yang menatap tak suka dengan beberapa pria menatap Jennie terang-terangan. Kadang Lisa berpikir Jennie itu sebenarnya polos atau sok polos?

Apa gadis itu tak sadar menjadi tontonan pria lapar? Meski mengenakan jeans panjang, atasan Jennie itu terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa gadis itu tak sadar menjadi tontonan pria lapar? Meski mengenakan jeans panjang, atasan Jennie itu terbuka. Gadis itu kini memang lebih rajin mengenakan jeans daripada mini skirt semenjak Lisa sering memboncengnya, tapi tetap saja selalu ada bagian tubuhnya yang menjadi pusat perhatian. Dan Lisa tak menyukai itu.

Selesai membayar di kasir, Lisa langsung menarik tangan Jennie untuk di genggamnya. Sedangkan satu tangannya lagi membawa barang belanjaan mereka.

Jennie sendiri tak protes, seakan sudah biasa. Ya iyalah sudah biasa, dulu pernah dia seperti anak hilang karena Lisa melangkah terlalu cepat hingga dia tertinggal. Dimana posisinya Jennie tidak membawa ponsel.

JENLISA (ONE'SHOT)🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang