Chapter 3 : Kebenaran

604 91 22
                                    

.
.
.

Author Pov

Hari ini hari minggu, hari dimana Rami bisa sedikit beristirahat. Rami adalah gadis produktif, dihari minggu ini bukan ia pakai untuk sekedar rebahan. Dari jam 6 pagi tadi ia berlari ke taman yang ramai didatangi orang-orang di daerahnya.

Peluh membasahi wajah dan rambut Rami, tapi anehnya itu malah membuat ia lebih attractive. Beberapa mata memandangi Rami yang cantik ditambah bentuk tubuhnya yang bagus.

Rami menyadari tatapan orang-orang tersebut. Namun ia tidak terusik, selagi mereka tidak mengganggunya itu bukanlah masalah besar. Kini sudah menunjukan pukul 08:00 pagi. Dan ia harus sudah kembali ke rumah.

Perban masih terbalut di tangan Rami, namun itu menambah aura Rami yang memang sudah kuat. Ada satu gadis yang terus memperhatikan Rami. Ia merasa Rami tidak asing.

Setelah meneguk minuman nya, Rami akan berlari kecil untuk kembali ke rumah. Perut Rami sudah lapar dan disini banyak jajanan yang ia suka. Kalo dia kalap percuma saja dia berlari dari tadi. Rami pun meninggalkan taman tersebut.

Rami tiba-tiba berhenti di depan kawasan mewah. Lebih tepatnya gerbang masuk komplek rumah Ahyeon. Ya, Ahyeon memang anak kalangan old money. Rami kaya, tapi Ahyeon berbeda level dengan Rami dan Rora. Namun Ahyeon tidak pernah menyombongkan hal itu didepan mereka. Rami tersenyum sebentar lalu melanjutkan larinya.

Tanpa Rami sadari Ahyeon yang baru keluar mencari sarapan bersama supirnya itu memperhatikan Rami. Mereka akan masuk ke wilayah itu namun Ahyeon menyuruh supirnya untuk berhenti. Karena Ahyeon melihat Rami berhenti disana sebentar. Ahyeon menyuruh supirnya untuk mengikuti Rami. Ahyeon dan Rami tidak berbicara selama dua hari ini. Tepatnya Ahyeon menghindari Rami. Why?

Ahyeon Pov

Tangannya masih diperban ya? Apa masih sakit?
Aku dan Rami sudah tidak berbicara selama dua hari. Tepatnya aku menghindari Rami. Sedangkan dengan Rora aku masih berbicara dengannya.

Ini bermula dihari tangan Rami terluka. Aku tiba-tiba bermimpi aneh. Mimpi yang awalnya hanya ku anggap bunga tidur. Namun saat tiba di sekolah ternyata aku melihat sesuatu yang sangat mengejutkanku.

Flashback

Aku berada di tempat asing, tempat yang seluruhnya berwarna putih. Kemanapun mata ku memandang hanya ada warna putih.

"Jangan berbalik dan terimalah takdirmu nak"

Tiba-tiba suara perempuan dewasa menggema. Aku kaget dan ketakutan.

"Sebuah benang akan menunjukkan takdirmu" Sambungnya, aku masih ketakukan setengah mati.

"Takdir apa? Aku tidak paham maksudmu"

"Setiap perbuatan untuk menentang takdir akan menyakiti salah satu dari kalian"

"Jika tetap bersikeras menentang. Terimalah apapun hukumannya"

"Dialah takdir yang harus kau terima. Mungkin bukan dia yang kau minta. Namun dialah yang akan melengkapi hidupmu"

Aku masih mencerna kata-kata dari suara asing itu. Lalu aku pun terbangun dengan napas tersengal.

Setelah terbangun aku memegangi seluruh tubuhku dan masih bisa merasakannya. Aku kira, aku sudah mati tadi. Namun ada benang merah yang terkait di jari kelingking ku. Aku berusaha menyentuhnya, namun tidak bisa aku pegang atau aku sentuh. Benangnya sangat jelas tapi tembus jika berusaha aku pegang.

Aku melihat ke sekitar, seisi kamar tak luput dari pandangan ku. Apa aku sudah tidak waras? Apa ini nyata? Kenapa bisa ada benang gaib disini?

End flashback

FATE - RAMYEON & AURORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang