Chapter 6 : Janji

513 96 52
                                    

.
.
.

'Aku ingin memberitahumu, namun selalu tertahan di bibirku, berulang kali aku ingin mengatakan isi hatiku'

Author Pov

Rami mengetik pesan pada Ahyeon, setelah mereka berpisah sepulang sekolah. Tidak lama bubble chat balasan muncul di notifikasi handphone Rami. Rami lantas tersenyum melihat isi chat tersebut.

"Nona terlihat senang sekali" Ucap supir Rami saat melihat wajah Rami dari kaca spion dalam mobil.

"Iyakah pak? Hehe bukan apa-apa kok pak" Ucap Rami ramah sambil tersenyum. Pria itupun ikut tersenyum sambil menggelengkan kepala.

Sekitar 15 menit mereka sudah sampai di rumah Rami. Memang jarak rumah Rami dan sekolah tidak begitu jauh.

"Mamah aku pulang" Teriak Rami riang, suasana hatinya sangat baik hingga dia bisa seaktif itu.

"Ih, mamah rapih mau kemana?" Tanya Rami lagi saat ibunya keluar dengan setelan rapih.

"Ada klien yang harus mamah temui sayang. Kamu baik-baik dirumah, jangan lupa makan" Ujar wanita itu sambil mencubit pipi anaknya.

Rami bengong melihat ibunya, tumben sekali wanita itu bertemu klien. Rami tak ambil pusing langsung menuju kamarnya.

Rami Pov

Waktu rasanya sangat lambat, aku sudah membaca, sudah tidur, sudah makan bahkan sudah bersantai tapi malam tidak kunjung datang. Huffttt...

"Woy, budeg banget kuping lu. Gue dari tadi manggil gak disahutin" Tiba-tiba Rora masuk kekamar ku. Dan menubruk tubuhku yang sedang rebahan.

"Awas, lu berat gorila" Ucapku kesal karena kaget dan sesak di tindih tubuh besarnya.

"Sembarangan mulut Anda" Rora menampol mulutku tanpa rasa kasihan, lalu menggeser tubuhnya.

"Sakit sathh" Aku balas menggeplak tangannya. Rora mengusap tangannya yang terlihat memerah.

"Anjir, balesnya beneran"

"Lu duluan" Jawabku tak terima, dia hanya mencibir.

"Nyenyenye, makanya punya kuping tuh dipasang"

"Nih, kuping gue nyantel ya" Aku memegangi telingaku sambil memperlihatkannya pada Rora.

"Lu ngapain sih kesini. Bosen gue liat muka lu" Aku duduk diranjang sambil melihat jijik kearah Rora.

"Idih, tumben lu ngomong begitu. Biasanya kalo gue gak kesini juga lu cariin" Rora memeluk gulingku seperti memeluk miliknya sendiri.

"Iya, gue hari ini mau beda dari biasanya"

"Kesambet ya lu" Komentar jahanam keluar lagi dari mulutnya. Ingin rasanya aku mengeprek Rora, tapi setelah ingat ia satu-satu nya sahabatku, jadi aku urungkan niatku.

"Males gue ngomong sama lu anak gorila"

"Elu tuh orang utan"

Ahyeon Pov

Jam menunjukan jam setengah 7 malam, aku sudah mengenakan pakaian rapih karena janji ingin menemani Rami menonton film. Tumben sekali ia mengajakku menonton film. Tapi apa salahnya aku mengiyakan, sudah lama kami tidak nonton film dibioskop bersama. Biasanya aku menonton film baru bersama Jay. Ah iya aku lupa mengabari kekasihku.

Setelah aku mengabarinya, aku pun berangkat ke bioskop diantar oleh supir keluargaku. Sesuai janji, kami akan bertemu langsung di bioskop.

Namun ditengah perjalanan, ada panggilan masuk ke handphoneku.

FATE - RAMYEON & AURORA ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang